tirto.id - Isu seputar partai jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 semakin memanas, salah satu yang beredar mengindikasikan adanya kerenggangan antara Presiden Joko Widodo dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Kabar miring ini mengekor beberapa kejadian baru-baru ini, mulai dari deklarasi dukungan relawan Pro Joko Widodo (Projo) terhadap bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto, Sabtu (14/10/2023), hingga adanya upaya menjadikan putra Jokowi—Gibran Rakabuming Raka—sebagai bacapres menemani Prabowo.
Di media sosial, isu ini pun mendapat perhatian masyarakat. Salah satu unggahan di Facebook bahkan mengindikasikan, ada perpecahan di tubuh PDIP.
"Mem4n4s jokowi cer4ik4n megawati, 2024 pdip di ambang keh4ncvr4n nyata," begitu bunyi pesan unggahan akun Joyoboyo, Sabtu (14/10).
Bersama dengan narasi tersebut, tersemat sebuah video berdurasi sekitar 10 menit. Sampai dengan Selasa (17/10), video berhasil menarik perhatian 36 ribu penonton. Sementara unggahan juga mendapat 229 impresi (likes dan emoticons) serta 136 komentar.
Unggahan serupa juga ditemukan di YouTube. Video yang diunggah oleh akun Politik Nusantara dan Redaksi TV dalam periode 72 jam belakangan tersebut juga mendapat jumlah penonton cukup besar.
Lalu, bagaimana kebenarannya? Apakah PDIP di ambang kehancuran? Apakah Jokowi tidak sejalan dengan Megawati?
Penelusuran Fakta
Hasil dari menyaksikan keseluruhan video, terlihat kalau mayoritas isi video adalah penyampaian informasi oleh narator.
Sekitar 1,5 menit awal video, sempat ada cuplikan video terkait Jokowi dan Megawati. Cuplikan video pertama adalah potongan pidato Megawati saat Perayaan Ulang Tahun ke-50 PDI Perjuangan.
Hal ini diketahui dari hasil reverse search image salah satu potongan video menggunakan mesin pencari Yandex. Diketahui kalau dalam pidato HUT PDIP awal tahun 2023 lalu, Megawati sempat menolak gagasan jabatan presiden tiga periode.
Ucapan Mega mengenai hal ini yang dicukil pembuat video. Terdapat beberapa media yang juga sempat memberitakan hal ini dan videonya diunggah ke kanal YouTube masing-masing. (tautan 1, tautan 2)
Selain itu, terdapat juga potongan cuplikan video dari Peneliti Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dan opini lainnya.
Secara umum, tiga potongan video ini tidak ada yang menegaskan narasi PDIP berada di ambang kehancuran atau putusnya hubungan Jokowi dan Mega seperti yang disebut di klaim awal.
Sementara terkait informasi yang disampaikan narator, hasil dari transkrip isi pesan yang disampaikan, diketahui kalau ini adalah pembacaan artikel.
Menaruh transkrip informasi yang disampaikan narator di mesin pencarian mengarahkan Tirto ke dua artikel opini. Keduanya dari situs seword.
Artikel opini pertama yang dibacakan berjudul 'Nasib Pdip Tanpa Jokowi Di Pemilu 2024' yang terbit 13 Juli tahun 2022. Tulisan ini berisi analisis serta opini soal langkah dan strategi PDIP jelang Pemilu 2024.
Sementara itu, artikel kedua yang dibacakan berjudul 'Pasca Pertemuan Batutulis, Megawati Harus Dengarkan Suara Jokowi daripada Bambang Pacul?' yang dipublikasikan 10 Oktober 2022.
Serupa, tulisan ini pun berisi analisis dan opini terkait langkah yang dirasa perlu diambil Megawati jelang Pemilu 2024, khususnya saat pemilihan presiden.
Di kedua artikel tersebut tidak terdapat pernyataan apapun mengenai klaim PDIP di ambang kehancuran ataupun Jokowi dan Megawati yang mengambil jalan berpisah. Kedua artikel opini itupun terbit sekitar satu tahun lalu, di mana PDIP belum punya bakal calon presiden yang diusung sehingga narasinya terkesan usang.
Lebih lanjut, hasil penelusuran di mesin pencarian juga menunjukkan tidak ada informasi yang mendukung klaim Jokowi berpisah dari Mega ataupun PDIP sampai dengan 17 Oktober 2023.
Narasi soal keluarnya Jokowi dari PDIP juga sempat ramai di media sosial pada April 2023 lalu. Informasi ini dinyatakan hoaks oleh Kominfo.
Kesimpulan
Dari hasil penelusuran fakta, diketahui kalau klaim PDIP di ambang kehancuran serta posisi Jokowi dan Megawati berpisah jalan bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).
Video yang beredar di media sosial hanya berisi pembacaan artikel opini dan penggunaan cuplikan video yang tidak ada kaitannya dengan klaim yang disebutkan.
Hasil penelusuran lebih jauh juga tidak menemukan adanya bukti atau informasi dari sumber lain mengenai berpisahnya Jokowi dari Mega ataupun PDIP yang menjadi sebab kehancuran partai bersimbol banteng moncong putih tersebut.
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Periksa Data, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id
Editor: Shanies Tri Pinasthi