Menuju konten utama

BEM SI Gelar Aksi Menghitung Hari Menuju Pengadilan Jokowi

Satria Naufal mengatakan, aksi simbolik ini merupakan gerakan pertama sebelum nantinya akan dilakukan aksi di seluruh Indonesia.

BEM SI Gelar Aksi Menghitung Hari Menuju Pengadilan Jokowi
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia Kerakyatan (BEM SI), menggelar aksi simbolik bertajuk 'Menghitung Hari Menuju Pengadilan Jokowi' di depan gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (16/10/2024). tirto.id/ Auliya Umayna

tirto.id - Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia Kerakyatan (BEM SI), menggelar aksi simbolik bertajuk 'Menghitung Hari Menuju Pengadilan Jokowi' di depan gedung DPR RI, hari ini.

Koordinator Pusat BEM SI Kerakyatan, Satria Naufal mengatakan, aksi simbolik ini, merupakan gerakan pertama sebelum nantinya akan dilakukan aksi di seluruh Indonesia.

"Teman-teman dari seluruh kampus, perwakilan, kumpul pada kesempatan kali ini di depan kantor DPR Senayan, Ini melakukan aksi simbolisasi perlawanan kepada Jokowi untuk Adili," kata Naufal kepada Tirto, di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (16/10/2024).

Nantinya, kata Naufal, aksi di seluruh Indonesia ini akan dilaksanakan pada 17 hingga 20 Oktober 2024. Naufal menyebut, aksi serentak ini, dalam rangka tiga hari menuju pengadilan Jokowi, hari di mana Jokowi harus mempertanggungjawabkan 10 tahun masa jabatannya.

Dalam aksi simbolik hari ini, BEM SI memasang banner besar berbentuk ijazah bertuliskan TIDAK LULUS atas nama Joko Widodo dan rapor dengan nilai merah.

Kata Naufal, banner tersebut merupakan simbol dari buruknya kebijakan pada masa pemerintahan Jokowi, termasuk tumbuhnya politik dinasti.

"Beserta nilai dan sub mata pelajarannya secara tidak langsung bahwa, dari deforestasi hutan, dari masalah pengurusan kasus pelanggaran HAM berat, dari humanisme aparat, dari politik dinasti, pengkhianat pada konstitusi dan lain-lain," ujarnya.

Selain itu, mereka juga melakukan pelepasan puluhan ekor tikus di gerbang Gedung DPR RI. Kata Naufal, tikus tersebut merupakan lambang dari para Anggota DPR RI yang berkoalisi dengan pemerintah dalam menciptakan produk hukum bermasalah.

Naufal menyebut, produk hukum bermasalah yang berhasil diciptakan yaitu, Revisi Undang-Undang KPK, Undang-Undang Cipta Kerja, Omnibuslaw, dan produk hukum lainnya.

"Lima tahun lalu, sepuluh tahun lalu mereka berkoalisi dengan pemerintah, untuk melanggengkan banyaknya masalah itu. Sehingga kami menyimbolkan itu sebagai tikus yang sudah sepatutnya menjadi simbol dari anggota dewan," ujarnya.

Selain itu, aksi simbolik ini ditutup dengan penyiraman air berwarna merah, sebagai simbol dari keringat dan darah. Ada satu mahasiswa, bernama Sujiwo dari Universitas Negeri Semarang. Dia, digambarkan sebagai Jokowi yang berdiri diatas tangisan masyarakat yang sengsara atas kebijakan yang dibuatnya.

"Simbolisasi Jokowi berdiri dan dibasahi oleh keringat dan darah, serta tangisan dari masyarakat yang hari ini sengsara atas produk hukum-produk hukum, tingkah laku, dan kebijakan-kebijakan Jokowi yang tidak pro-rakyat," pungkasnya.

Lebih lanjut, Naufal mengatakan, pada aksi massal di seluruh Indonesia nanti, akan ada beberapa kota yang menjadi titik besar aksi menuju pengadilan Jokowi ini.

Namun, Naufal enggan membuka soal lokasi-lokasi tersebut, sebab khawatir akan adanya intervensi dari pihak-pihak tertentu.

"Untuk informasi yang lebih lanjut mungkin tidak akan bisa kami informasikan sekarang, khawatir akan ada intervensi dan sebagainya, mungkin segera akan kami informasikan titik besarnya di mana," tutupnya.

Diketahui, masa jabatan Jokowi sebagai kepala negara akan habis pada 20 Oktober 2024 mendatang. Pada hari ini, Presiden dan Wakil Presiden terpilih yaitu, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, akan dilantik.

Baca juga artikel terkait JOKOWI atau tulisan lainnya dari Auliya Umayna Andani

tirto.id - Hukum
Reporter: Auliya Umayna Andani
Penulis: Auliya Umayna Andani
Editor: Anggun P Situmorang