Menuju konten utama

Beda Social Distancing, Isolasi, dan Karantina karena Coronavirus

Social distancing adalah langkah yang dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona COVID-19.

Beda Social Distancing, Isolasi, dan Karantina karena Coronavirus
Ilustrasi Virus Corona. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Virus corona COVID-19 telah menyebar ke seluruh dunia dan menginfeksi ratusan ribu orang di dunia. Untuk mencegah virus ini semakin menyebar, ada dua hal penting yang harus Anda lakukan, yaitu mencuci tangan dan social distancing.

Social distancing adalah langkah yang dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona COVID-19 dengan cara menjaga jarak. Mencuci tangan telah lama direkomendasikan untuk memerangi penyakit seperti flu, tetapi menjaga jarak atau social distancing adalah taktik baru yang dilakukan oleh sekolah, tim olahraga, dan pejabat pemerintah.

Strategi ini muncul karena masa inkubasi virus corona yang lama: waktu antara pertama kali terpapar infeksi dan ketika gejala infeksi muncul. Orang-orang mulai merasa sakit lima hingga 12 hari setelah mereka terinfeksi, menurut sebuah penelitian yang dikeluarkan oleh Johns Hopkins University pada 9 Maret. Namun, masih belum jelas kapan orang yang terinfeksi dapat menulari orang lain.

Dikutip dari USA Today, penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa mereka yang terinfeksi virus dapat secara tidak sengaja menginfeksi orang lain sebelum gejala muncul. Pasien dapat menyebarkan infeksi sampai mereka sembuh.

Sementara metode transmisi coronavirus masih dianalisis, CDC mengatakan kemungkinan penyebaran dari orang ke orang dengan tetesan air yang dikeluarkan oleh bersin atau batuk orang yang terinfeksi.

Tetesan itu bisa terhirup atau bahkan mendarat di mulut atau hidung orang-orang terdekat. Kontak pribadi biasanya antara dua orang yang terpisah enam kaki atau kurang. Virus ini juga dapat hidup berjam-jam atau berhari-hari di permukaan yang keras seperti meja atau gagang pintu.

Karena itu disarankan menggunakan social distancing untuk menghindari keramaian.

Beda Social Distancing dan Isolasi Diri

Social distancing berbeda dengan dikarantina atau diisolasi. Dua yang terakhir mengandung makna orang telah terpapar virus, sedangkan social distancing adalah langkah intervensi dan mitigasi, cara untuk mengurangi dampak virus pada masyarakat dengan membatasi kontak pribadi.

Hal itu tidak menghilangkan virus tetapi membuatnya lebih mudah untuk ditangani. Social distancing mengurangi jumlah infeksi dan penyebarannya dalam jangka waktu yang lebih lama. Hasilnya adalah lebih sedikit infeksi dan lebih sedikit kematian.

Isolasi digunakan untuk rawat inap dan mengobati orang yang terinfeksi. Isolasi berlangsung sampai pasien pulih.

Karantina adalah pemisahan bagi mereka yang tidak memiliki gejala, tetapi diduga terinfeksi, terutama jika kembali dari daerah yang terinfeksi. Mereka ditempatkan di ruang terbatas, gerakan mereka terbatas, dan mereka dimonitor untuk menentukan apakah mereka sakit.

Orang-orang dikarantina hingga pasti mereka tidak terinfeksi. Periode karantina standar adalah 14 hari. Karantina dan isolasi adalah tindakan tegas untuk "memenjarakan" virus, menjaganya tetap dalam ruang terbatas.

Social distancing adalah rutinitas menghindari kerumunan, pertemuan publik, atau tempat Anda dekat atau sering bertemu orang dalam jumlah banyak. Hindari tempat-tempat umum termasuk sekolah, pusat perbelanjaan, stadion olahraga, bioskop, dan acara outdoor.

Melakukan social distancing arti menjaga jarak sosial termasuk menjaga ruang yang cukup antara Anda dan orang lain, di tempat kerja dan di tempat lain. Ini dimaksudkan untuk melindungi tidak hanya Anda, tetapi juga masyarakat yang lebih luas, dengan menghilangkan rute transmisi virus.

Berapa Lama Social Distancing Harus Dilakukan?

Berapa lama kita harus melakukan ini? Sekolah tertutup, bekerja dari rumah, menjaga jarak enam dengan orang lain? Belum ada jawaban pasti soal hal ini.

Washington Post menyatakan, jawaban terbaik dan paling jujur, menurut ahli epidemiologi dan ahli virus, adalah: "Itu tergantung." Social distancing tidak akan selesai dalam waktu dekat, baik dalam hitungan bulan maupun minggu.

Kasus coronavirus di AS misalnya, para ahli memprediksi social distancing akan berakhir tergantung pada kapan kasus COVID-19 di mencapai puncaknya.

Dalam beberapa hari terakhir, peningkatan jumlah kasus AS yang dikonfirmasi telah mulai menyerupai kurva eksponensial awal dari negara lain seperti Italia. Sementara coronavirus yang menyebabkan COVID-19 terus menyebar di Italia, kasus-kasus harian baru di negara-negara lain seperti Cina dan Korea Selatan akhirnya menurun- sebuah tanda bahwa mereka telah melewati puncak krisis.

"Itu tergantung jika seminggu dari sekarang, kita terlihat seperti Italia atau Korea Selatan," kata Caitlin Rivers, seorang ahli epidemiologi di Johns Hopkins Center for Health Security.

Butuh kira-kira dua bulan bagi Cina sejak awal wabahnya - dan satu bulan dari saat gentingnya situasi dipahami - untuk mencapai puncak krisis virus corona. Sementara di Korea Selatatan, butuh waktu sekitar setengah bulan.

Namun, mustahil untuk mengatakan kapan puncak itu akan tiba di Indonesia, karena berbagai alasan - terutama di antaranya adalah fakta bahwa kita belum mengetahui jumlah sebenarnya dari kasus karena keterbatasan pengujian.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit CDC) mengatakan pada Minggu (16/3/2020), semua pertemuan lebih dari 50 orang harus dihentikan selama delapan minggu ke depan. Pada hari Senin, pejabat di beberapa negara mengatakan jutaan siswa mungkin harus tetap tidak bersekolah selama sisa tahun akademik.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Agung DH