Menuju konten utama

Beda Miss International dan Supranational yang Diraih Indonesia

Mengenal perbedaan Miss International dan Miss Supranational yang dimenangkan oleh perwakilan Indonesia.

Beda Miss International dan Supranational yang Diraih Indonesia
Miss Indonedia Harashta Haifa Zahra dan Kevin Lilliana. Instagram/misssupranational/FOTO/miss-international.org/

tirto.id - Beda Miss International dan Miss Supranational menjadi perbincangan usai perwakilan Indonesia berhasil meraih kemenangan di ajang kontes kecantikan di dunia tersebut.

Perwakilan Indonesia, Puteri Indonesia 2024, Harashta Haifa Zahra, berhasil mencatatkan namanya sebagai pemenang pertama dari Indonesia dalam ajang Miss Supranational.

Zahra berhasil membawa pulang mahkota Miss Supranational 2024 pada malam grand final yang diselenggarakan pada Sabtu, 6 Juli 2024 di Nowy Sacz, Lesser Poland, Poland.

Ia menjadi perwakilan keenam dari benua Asia sekaligus menjadi muslim pertama yang berhasil memenangkan gelar Miss Supranational.

Tujuh tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2017, perwakilan Indonesia juga pernah membawa pulang mahkota ajang kecantikan dunia dari Miss International.

Pada saat itu, Puteri Indonesia Lingkungan 2017, Kevin Liliana, juga berhasil mencatatkan diri sebagai perwakilan Indonesia pertama sekaligus muslim pertama yang berhasil memenangkan Mikimoto Crown, sebutan untuk mahkota ikonik dari Miss International.

Apa Itu Miss International?

Miss International (Miss International Beauty atau The International Beauty Pageant) adalah kontes kecantikan internasional utama yang berbasis di Jepang yang diselenggarakan oleh International Culture Association.

Ajang ini pertama kali diadakan pada tahun 1960, yang hingga saat ini masih termasuk ke dalam kontes lima besar bersamaan dengan Miss Universe, Miss World, Miss Supranational, dan Miss Grand International.

Melansir laman resminya, dalam rangka menjalin "persahabatan dan hubungan baik dengan semua bangsa" melalui pertukaran internasional, asosiasi Miss International didirikan dan telah disetujui sebagai perusahaan di bawah Kementerian Luar Negeri (Departemen Pertukaran Budaya) Jepang pada bulan April 1969.

Tujuan dari kontes ini adalah untuk mencapai dunia di mana perempuan dapat hidup dengan positif, kekuatan batin dan individualitas. Slogan dari Miss International adalah "pemahaman yang benar mengenai Jepang di dunia internasional" dan "realisasi perdamaian dunia melalui saling pengertian". Baru-baru ini juga mengadaptasi slogan "Cheer All Women".

Setiap kontestan yang mengikuti ajang Miss International harus mengikuti sejumlah rangkaian penilaian yang dilakukan pada masa karantina. Akumulasi penilaian selama masa karantina dan performa di malam final adalah penentu kontestan dapat meraih kemenangan.

Pemenang pertama Miss International 1960 adalah Stella Marquez dari Colombia, sedangkan pemenang edisi terakhir, Miss International 2023 adalah Andrea Rubio dari Venezuela. Final Miss International 2024 akan dihelat pada 12 Nomber 2024 mendatang.

Apa Itu Miss Supranational?

Miss Supranational adalah kontes kecantikan internasional tahunan, yang dimulai pada tahun 2009, dan sebagian besar kontesnya diadakan di Polandia. Kontes pria paralel, Mister Supranational, diluncurkan pada tahun 2016, juga di Polandia.

Penyelenggara Miss dan Mister Supranational saat ini dikelola oleh World Beauty Association S.A., yang didirikan pada tahun 2009 di Panama.

Presiden World Beauty Association yang pertama adalah Tryny Marcela Yandar Lobón, dengan Gerhard Parzutka von Lipinski dari Polandia sebagai produser eksekutif dan presiden perusahaan produksi Nowa Scena. Sejak tahun 2017, Parzutka von Lipinski menjabat sebagai Presiden Miss Supranational.

Kontes ini menekankan perbedaan makna kecantikan, busana, dan gaya dari berbagai macam perspektif di seluruh dunia. Miss Supranational lantas mewadahi kontes yang berfokus pada kecantikan dan keanggunan alami.

Miss Supranational dibentuk sebagai acara TV yang erat kaitannya dengan dunia hiburan. Melansir laman resminya, Miss Supranational bekerjasama dengan stasiun televisi POLSAT dalam menyiarkan acaranya.

Seperti kontes kecantikan lainnya, kontestan yang mengikuti ajang Miss Supranational juga mengikuti masa karantina. Berbagai kegiatan yang mereka lakukan selama masa karantina akan dinilai. Akumulasi penilaian selama masa karantina dan penampilan di malam final adalah penentu kontestan dapat meraih kemenangan.

Baca juga artikel terkait PROFIL atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra