tirto.id - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) akan melakukan pengurangan jumlah mesin Anjungan Tunai Mandiri ( ATM) di seluruh Indonesia untuk meningkatkan efisiensi perusahaan.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan bahwa efisiensi perlu dilakukan bukan hanya dari pihak bank saja, melainkan juga dari pihak nasabah. “Ini semua perlu tindakan,” ujarnya.
Selain efisiensi, alasan lain dibalik pengurangan mesin ATM adalah membiasakan masyarakat dalam pemanfaatan transaksi digital.
"Melalui kebijakan ini kami ingin nasabah memanfaatkan fasilitas 'SMS banking', 'mobile banking' dan 'internet banking', yang tidak dipungut biaya apa pun dengan jumlah transaksi tidak terbatas," katanya.
Seperti yang kita ketahui sebelumnya, BCA sempat mengeluarkan kebijakan tentang rencana pungutan biaya dari setiap transaksi melalui mesin ATM. Hal ini, diungkapkan Jahja, ini terpaksa dilakukan karena tingginya biaya operasional pada setiap mesin ATM yang aktif.
"Biaya operasional satu mesin ATM saja mencapai lebih dari Rp 144 juta pertahun, termasuk biaya pemeliharaan mesin, kertas, AC, listrik, asuransi dan lain-lain. Ini belum lagi biaya yang kami keluarkan setiap nasabah melakukan transaksi melalui ATM yaitu Rp 2.000-Rp 2.500," keluh Jahja.
Ia menjelaskan, nantinya nasabah hanya bisa melakukan lima sampai tujuh kali transaksi melalui ATM secara gratis perbulan, setelahnya akan dikenakan biaya tambahan pertransaksi yang besarnya masih dikaji.
Kebijakan ini diterapkan dalam tiga sampai enam bulan ke depan, setelah melakukan evaluasi dan sosialisasi.