Menuju konten utama

BBB Usung Konsep "Misbar" dalam Pemutaran Film Perempuan

Bentara Budaya Bali akan mengusung konsep bioskop layar tancap, dengan kemasan konsep Misbar yakni “gerimis bubar”, dalam acara pemutaran film bertema “"Sosok Perempuan Dalam Sinema" yang akan berlangsung selama dua hari mulai 16-17 April 2016 mendatang.

BBB Usung Konsep
(Ilustrasi) Pemutaran film. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra[/caption]

tirto.id - Bentara Budaya Bali (BBB) akan mengusung konsep bioskop layar tancap, dengan kemasan konsep Misbar yakni “gerimis bubar”, dalam acara pemutaran film bertema “"Sosok Perempuan Dalam Sinema" yang akan berlangsung selama dua hari mulai 16-17 April 2016 mendatang.

"Acara Sinema Bentara kali ini terbilang istimewa dan baru pertama kali dilakukan di BBB, yakni akan berlangsung di ruang terbuka dengan konsep misbar. Ini mengingatkan kita dengan konsep nonton bareng tahun 70-80an, di mana kala itu mayoritas bioskop sifatnya tak beratap," ujar staf Bentara Budaya Bali Juwita Lasut di Denpasar, Rabu, (13/4/2016).

Pemilihan tema seputar perempuan dipilih karena April adalah bulan yang identik dengan sosok Kartini, figur sejarah dan pejuang emansipasi di Indonesia. Kisahnya telah populer dan diabadaikan dalam beragam media, termasuk di antaranya media audio visual.

Juwita menyampaikan bahwa acara yang diadakan oleh lembaga kebudayaan nirlaba Kompas-Gramedia tersebut akan didukung oleh bioskop keliling - Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Bali (Wilayah kerja Bali, NTB, dan NTT) - Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud RI, Sinematek Indonesia, serta Pusat Kebudayaan Jerman Goethe Institut Indonesien, dan Pusat Kebudayaan Prancis Alliance Francaise de Bali.

"Kehadiran program Sinema Bentara kali ini bisa jadi untuk memenuhi kerinduan publik akan suasana nonton bersama yang hangat dan guyub," ujarnya.

Ia menambahkan, beberapa judul film yang akan diputar antara lain: R.A. Kartini (Indonesia, 1982, Sjuman Djaya); Minggu Pagi di Victoria Park (Indonesia, 2010, Lola Amaria); Batas (Indonesia, 2011, Rudi Soedjarwo), Ulrike Ottinger- Die Nomadin vom See (Jerman, 2012, Brigitte Kramer); Unter Schnee(Jerman, 2010, Ulrike Ottinger ); 17 Filles (Prancis, 2011, Delphine Coulin & Muriel Coulin). Selain pemutaran film, acara juga akan dilanjutkan dengan sesi diskusi.

Kartini telah menjadi sosok yang berpengaruh sehingga pada awal perkembangan media audio visual di Indonesia, sutradara kenamaan Indonesia, Sjuman Djaya, bahkan telah mengekalkan sosoknya dalam film R.A. Kartini (1982).

Film yang dibintangi oleh aktris Yenny Rachman, Bambang Hermanto dan Adi Kurdi tersebut mendapatkan delapan nominasi di ajang Festival Film Indonesia (FFI) 1983 dan meraih tiga Piala Citra untuk kategori Tata Musik Terbaik, Tata Kamera Terbaik dan Pemeran Pembantu Wanita Terbaik.

Film tersebut juga meraih penghargaan khusus Film Terbaik oleh PWI Jaya dan Piala Khusus Djamaludin Malik.

Selain menghadirkan film fiksi dan dokumenter karya sutradara perempuan lintas bangsa peraih penghargaan nasional dan internasional, akan ditayangkan pula film-film yang mengangkat tema seputar kehidupan perempuan berikut problematiknya di berbagai negara, serta refleksi atas situasi yang melingkupi perempuan pada masa lalu dan masa kini. (ANT)

Baca juga artikel terkait BENTARA BUDAYA BALI atau tulisan lainnya

Reporter: Putu Agung Nara Indra

Artikel Terkait