tirto.id - Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Bappenas, Subandi Sardjoko mengatakan telah terjadi pergeseran beban penyakit dari penyakit menular (PM) ke penyakit tidak menular (PTM), yang disebabkan oleh transisi demografi dan epidemiologi yang terjadi di Indonesia.
Ia merujuk data yang dikeluarkan oleh Balitbangkes Kementerian Kesehatan, pada 1990 PTM mencapai 39,81 persen, pada 2007 naik menjadi 59,24 persen, dan pada 2017 naik kembali menjadi 69,91 persen.
"PTM meningkat signifikan dan menjadi faktor penyebab utama kematian di Indonesia," ujarnya dalam acara Peluncuran dan Diseminasi Kajian Sektor Kesehatan dan Analisis Beban Penyakit Tingkat Provinsi di Jakarta Pusat, Kamis (4/4/2019).
Hal tersebut, menurutnya, berpotensi naik kembali seiring dengan penduduk Indonesia yang akan memasuki awal penuaan. Yang mana juga disebabkan oleh pola hidup penduduk yang belum sehat, seperti diet tidak seimbang, kurang aktivitas fisik, dan merokok.
Hal tersebut pula menjadi beban ganda bagi Indonesia, manakala penyakit menular seperti HIV/AIDS, tuberkulosis, dan malaria belum sepenuhnya teratasi dengan optimal.
"Indonesia juga mengalami beban ganda gizi, di mana kekurangan gizi dan obesitas meningkat," ujarnya.
Sebab itu, ke depannya, pada RPJMN 2020-2024 terdapat beberapa hal yang menjadi perhatian pemerintah. Antara lain (1) upaya kesehatan yang menekankan pada upaya promotif dan preventif; (2) pentingnya kerja sama multi sektor terhadap pengendalian konsumsi rokok, penciptaan lingkungan sehat, dll; (3) peningkatan peran swasta dalam mempercepat pembangunan infrastruktur dan pelayanan kesehatan di berbagai wilayah; (4) peningkatan peran masyarakat; (5) penguatan kapasitas daerah dalam mengelola pembangunan kesehatan di wilayah; (6) penguatan regulasi; (7) penguatan sistem informasi untuk mendukung percepatan pembangunan kesehatan.
"Intinya, penguatan sistem kesehatan merupakan hal utama untuk mencapai sasaran pembangunan kesehatan," pungkasnya.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Maya Saputri