Menuju konten utama

Bappenas: Ibu Kota Baru RI Berdampak Positif Bagi Perekonomian

Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, yakin pembangunan ibu kota baru akan mendorong pemanfaatan sumber daya potensial yang saat ini belum maksimal. 

Bappenas: Ibu Kota Baru RI Berdampak Positif Bagi Perekonomian
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro memaparkan rencana pemindahan ibu kota dalam diskusi nasional di Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, Rabu (26/6/2019). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/hp.

tirto.id - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memprediksi pemindahan ibu kota RI akan berdampak positif terhadap perekonomian nasional. Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, mengatakan pembangunan ibu kota baru bakal mendongkrak pertumbuhan ekonomi negara sebesar 0,1 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

“Kami melakukan perhitungan dampak pemindahan ibu kota baru terhadap perekonomian nasional akan menambah PDB riil nasional kita 0,1 persen. Jadi, kalau base line pertumbuhan kita 5 persen itu dengan proyek baru, nanti jadi 5,1 persen. Ini tidak bisa dikatakan kecil,” papar Bambang di Kantor Bappenas, Jakarta, Rabu (26/6/2019).

Kendati persentasenya terlihat kecil, namun, tandas Bambang, saat ibu kota baru nantinya sudah selesai dibangun, maka nilai PDB nasional akan jauh lebih besar dari saat ini. Bagi Bambang, kenaikan 0,1 persen cukup besar jika dikonversi pada angka triliunan rupiah.

Bambang juga menambahkan, pembangunan ibu kota baru sudah barang tentu akan mendorong pemanfaatan sumber daya potensial yang saat ini belum maksimal. Sejauh ini, lokasi yang disebut-sebut bakal dijadikan ibu kota RI yang baru adalah di Kalimantan.

Diyakini oleh Bambang, pembangunan ibu kota baru nantinya akan berdampak besar bagi warga Kalimantan, termasuk dalam hal pembangunan dan ekonomi, sehingga terjadi pemerataan.

Pembangunan ibu kota baru nanti, imbuhnya, akan mampu menurunkan kesenjangan antar kelompok pendapatan. “Artinya, pemindahan ibu kota ke provinsi yang baru akan menyebabkan perekonomian terdiversifikasi ke arah sektor yang lebih padat karya. Itu salah satu tantangan Indonesia soal pengangguran,” tutupnya.

Baca juga artikel terkait atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Iswara N Raditya