Menuju konten utama

Bapanas Ungkap Produksi Beras Berpotensi Susut hingga 5 Juta Ton

Bapanas juga mewanti-wanti akan adanya perubahan HET beras dan harga jual gabah di petani ke depan.

Bapanas Ungkap Produksi Beras Berpotensi Susut hingga 5 Juta Ton
Petani memanen padi di desa Tambak Baya, Lebak, Banten, Kamis (21/3/2024).ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/aww.

tirto.id - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menyebut adanya potensi penyusutan produksi beras hingga 5 juta ton sepanjang 2024. Hal ini berdasarkan proyeksi Kerangka Sampel Area (KSA) yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) dari hasil amatan pada April 2024.

"Itu prediction [ada penyusutan]. Kita produksi sampai dengan Juli 2,6 [juta ton]. Seandainya nanti sampai akhir tahun turun, kita harus siap," ucap Arief usai menghadiri acara Diskusi Ketahanan Pangan dan Launching Rice Milling Plant AB2TI di Indramayu, Jawa Barat, Selasa (11/6/2024).

Potensi penyusutan produksi beras tersebut juga dibahas dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IV pada Senin (10/6/2024). Dalam forum tersebut, Arief menceritakan bahwa kesejahteraan petani penting untuk dijaga karena akan berbanding lurus dengan produksi beras yang dihasilkan.

"Kita meyakini benar apa yang kita kerjakan. Memperbaiki infrastruktur, memperbaiki kesejahteraan petani, kemudian kita urut bagaimana sampai harga di hilir," ujar dia.

Dari penurunan produksi ini, Arief juga mewanti-wanti akan adanya perubahan harga eceran tertinggi (HET) untuk beras ke depannya, juga untuk harga jual gabah di petani yang berpotensi naik.

"Kalau produksinya (turun), biasa teori supply and demand. Kalau produksinya turun, pasti harga gabah naik, pasti harga beras naik. Tapi, pemerintah punya CBP. Ini dipakai buat intervensi," ujarnya.

"Kita harap produksinya baik. Maksudnya, minimun 2,5 juta ton per bulan," imbuh Arief.

Kemudian, pemerintah juga akan mengupayakan bantuan pangan bagi masyarakat yang membutuhkan. Hal itu dilakukan dengan program bantuan pangan beras 10 kilogram (kg) yang akan diberikan kepada 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM).

"Yang di hilir, yang 22 penduduk yang paling membutuhkan di-support dengan bantuan pangan. Ini bagaimana pemerintah mem-balance," tutur dia.

Merujuk neraca produksi beras 2023-2024, total produksi beras nasional pada Januari-Juli 2024 diperkirakan sebesar 18,64 juta ton. Capaian produksi tersebut diprediksi berpotensi turun 2,47 juta ton dibandingkan periode Januari-Juli 2023 yang sebesar 21,11 juta ton.

Meski ada kemungkinan penurunan produksi, Arief menjelaskan pihaknya tetap akan berupaya mengejar produksi beras di dalam negeri. Beberapa upaya yang akan dilakukan di antaranya menambah kuota pupuk bersubsidi dan menyediakan 90.000 pompa.

Baca juga artikel terkait PRODUKSI BERAS atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Fadrik Aziz Firdausi