tirto.id - PT Bank Mandiri akan segera memulihkan dampak gagal bayar kredit milik perusahaan tekstil, Duniatex. Bank Mandiri saat ini memiliki kredit yang tersalurkan senilai Rp1,8 triliun dengan nilai aset yang dipegang 100 persen dari angka kreditnya.
Sampai akhir tahun ini, Mandiri pun menargetkan angka non performing loan atau kredit bermasalah bisa dibatasi di 2,53 persen sampai akhir 2019.
“Duniatex kami berusaha untuk recovery dari asetnya. Asetnya secara persentase cukup untuk tutupi kewajibannya. Jadi Mandiri, dengan segala cara berusaha untuk mendapatkan recovery penjualan aset,” kata Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar dalam konferensi pers usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Plaza Mandiri, Senin (9/12/2019).
Royke menyatakan ada dua opsi yang bisa diambil sebagai langkah pemulihan Duniatex. Ia bilang caranya bisa melalui Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) atau menjual aset. Pada proses PKPU nanti katanya bisa saja aset Duniatex diputuskan dijual sebagian.
“Ya kami recovery cari yang paling tinggi nilainya. Mana yang didulukan,” ucap Royke.
Royke mengatakan saat ini sektor pengolahan memang memperoleh catatan kredit bermasalah cukup tinggi. Duniatex menjadi salah satunya.
Namun, ia mengatakan peningkatan NPL terjadi hampir di seluruh sektor, termasuk komoditas.
Mengenai kondisi ini, Royke belum dapat menyimpulkan dugaan yang menjadi penyebab tingginya NPL di dua sektor utama itu. Ia bilang ada dua kemungkinan dua sektor itu bisa memiliki kredit bermasalah cukup tinggi yaitu bilamana perusahaan itu melakukan ekspansi berlebihan tetapi bisa juga karena kondisi perekonomian yang sedang memburuk.
“Industri [penyumbang NPL] tidak hanya pengolahan, tapi komoditas dan turunannya juga banyak jadi NPL. Kita sedang melihat apakah karena kondisi ekonomi atau mereka over ekspansi,” ucap Royke.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan