tirto.id - Bank Dunia menggandakan sumbangan bagi negara miskin mempersiapkan perubahan iklim sebesar 200 miliar dolar AS selama lima tahun. Ini merupakan hasil terkini pada pertemuan internasional United Nations Climate Change Conference di Katowice, Polandia.
Organisasi yang berkantor pusat di Washington itu pada Senin (3/12/2018) menyebut sekitar setengah dari uang sumbangan itu berasal dari Bank Dunia. Sementara sisanya akan bersumber dari institusi lain di dalam grup Bank Dunia dan swasta.
Seperti diwartakan Associated Press (AP), sekitar 50 miliar dolar AS akan dialokasikan untuk adaptasi perubahan iklim, sebagai pengakuan efek buruk pemanasan global yang tidak dapat dihindari dan perlu perhatian khusus.
Dana itu juga akan digunakan untuk membangun rumah yang dapat menahan cuaca ekstrem. Negara-negara miskin juga memerlukan dana untuk menemukan sumber air tawar lain untuk mengantisipasi jika air laut naik dan mencemari sumber air yang sudah ada.
Pengumuman soal sumbangan dana ini dilakukaan saat para pemimpin negara bertemu di Polandia untuk membicarakan penanganan pemanasan global.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang berlangsung mulai 2-14 Desember 2018 ini ditujukan untuk menindaklanjuti kesepakatan iklim Paris 2015, yang menetapkan tujuan untuk membatasi pemanasan global hingga jauh di bawah 2 derajat celcius pada akhir abad ini.
Dalam pertemuan tersebut, Uni Eropa telah mengusulkan pemotongan emisi gas rumah kaca menjadi nol pada 2050. Para ilmuwan mengatakan, target tersebut perlu diterapkan di seluruh dunia untuk menghindari pemanasan global yang menghancurkan.
Selain Uni Eropa, perwakilan dari 200 negara menghadiri KTT ini. Mereka berkumpul sehari lebih awal, yaitu pada 2 Desember jelang pertemuan yang digelar PBB hingga 14 Desember ini.
Sejumlah meneteri dan pemimpin pemerintahan lain bergabung pada Senin (3/12/2018) untuk mendorong tuan rumah, Polandia bersama-sama dengan negara lain membuat deklarasi komitmen dalam industri bahan bakar fosil. Hal ini penting dilakukan sebagai upaya mengurangi emisi gas rumah kaca.
KTT G-20 juga menegaskan komitmen mereka terhadap kesepakatan iklim Paris 2015. Satu-satunya yang tak bergabung dalam komitmen ini adalah Amerika Serikat (AS). Presiden Donald Trump mengumumkan negaranya menarik diri dari pakta iklim.
Editor: Dipna Videlia Putsanra