tirto.id - Sebagian area di Kabupaten Sampang, Jawa Timur dilanda banjir selama beberapa hari pekan ini, hingga hari Jumat, 11 Desember 2020. Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sampang, menunjukkan banjir di kawasan Madura itu merendam wilayah di 11 desa/kelurahan.
Kepala BPBD Sampang, Anang Joenaidi mengatakan banjir di daerahnya terjadi karena luapan air dari aliran Sungai Kalikamuning. Luapan sungai ini mengakibatkan kawasan permukiman warga di 6 kelurahan dan 5 desa di Kabupaten Sampang terendam banjir.
"Khusus di kota, ada enam kelurahan dan 3 desa [Terdampak banjir]. Di Kecamatan Jrengik ada 2 desa," kata Anang pada Jumat (11/12/2020), seperti dikutip dari Antara.
Anang mencatat, area permukiman Kelurahan Karang Dalam, Dalpenang, Polagan, Banyuanyar, Gunung Sekar, dan Rongtengah, sudah terendam banjir akibat luapan Sungai Kalikamuning, sejak Rabu, 9 Desember lalu. Banjir juga melanda kawasan di Desa Pangelen, Banyumas, Paseyan, dan 2 desa di Kecamatan Jrengik.
Pada Jumat pagi hari ini, banjir yang menggenangi sebagian wilayah Sampang bagian kota sudah berangsur surut. Tinggi genangan banjir di beberapa bagian ruas jalan, termasuk Jalan Panglima Sudirman, Jalan Syuhada, dan Jalan Rajawali, telah menyusut menjadi 10-20 cm.
Banjir di Sampang terpantau sejak Selasa malam dan Rabu lalu saat hujan dengan intensitas tinggi turun dalam 2 hari. Awalnya, banjir menggenangi jalan raya di Kota Sampang dan perkampungan warga di pinggir aliran Sungai Kalikamuning. Namun, area terdampak banjir meluas, pada Kamis kemarin (10/12/2020).
Sejumlah titik jalan raya lantas tergenang air setinggi 40 cm sampai 1 meter pada Kamis kemarin, seperti Jalan Tronojoyo, Jalan Wilis, Jalan Pemuda, Jalan Rajawali, Jalan Teuku Umar, Jalan Garuda dan Jalan Syamsul Arifin, serta area Monumen Kota Sampang. Sejumlah area permukiman warga di dekat aliran Sungai Kalikamuning, bahkan sempat terendam banjir setinggi lebih dari 1 meter.
Masih mengutip laporan Antara, BPBD Sampang sudah mendirikan posko untuk membantu korban banjir. Dinas Sosial Sampang juga mengklaim telah membuka empat dapur umum guna menyuplai kebutuhan makan bagi warga-warga terdampak banjir.
"Dapur umum kami buka di 4 titik, salah satunya di Kantor Dinsos Sampang," kata Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial, Dinas Sosial Sampang, Erwin pada Kamis malam kemarin.
Selain membuka dapur umum, Pemkab Sampang pun membuka posko terpadu yang melibatkan TNI/Polri, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP), Dinas Sosial, dan BPBD.
Prakiraan Cuaca BMKG
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan agar masyarakat di sejumlah kabupaten/kota Provinsi Jawa timur, termasuk Sampang, agar mewaspadai potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, dan mungkin disertai petir maupun angin kencang sesaat, yang kemungkinan terjadi pada Jumat pagi (11/12/2020).
Sedangkan pada Sabtu (12/12/2020), prakiraan cuaca BMKG menunjukkan kawasan di Sampang berpotensi akan diguyur hujan dengan intensitas sedang pada siang hari. Adapun prakiraan cuaca pada Ahad, 13 Desember 2020, hujan berintensitas ringan kemungkinan terjadi di Sampang pada siang dan malam hari.
Sebelumnya, pada 5 Desember lalu, BMKG merilis peringatan tentang potensi lonjakan intensitas hujan di sebagian wilayah Indonesia pada pekan ini, sebagai akibat dari pertumbuhan bibit siklon tropis dengan kode "96S" yang berada di Samudra Hindia sebelah selatan Banten.
Pada Sabtu malam, 5 Desember 2020, pantauan BMKG melalui Tropical Cyclone Warning Centre (TCWC) Jakarta mendeteksi bibit siklon tropis "96S" di sekitar 350 km selatan barat daya DKI.
Berdasarkan pemodelan cuaca numerik, bibit siklon tropis "96S" diprediksi mengalami peningkatan kecepatan angin yang signifikan pada Selasa, 8 Desember 2020 lalu.
"Bibit siklon tropis ini berpotensi menjadi siklon tropis pada Selasa malam atau Rabu pagi [tanggal 8 dan 9 Desember 2020], dengan pergerakan [menuju] arah Tenggara-Selatan menjauhi wilayah Indonesia," demikian pernyataan BMKG dalam siaran resminya.
BMKG juga memperkirakan kemunculan bibit siklon tropis "96S" ini mengakibatkan pertumbuhan awan hujan dengan skala signifikan di sekitar wilayah Jawa Timur, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta, Banten, Lampung, Sumatera Selatan, serta Bengkulu.
Editor: Agung DH