tirto.id - Menggunakan cairan pembunuh kuman atau dikenal dengan hand sanitizer kerap dijadikan jalan pintas ketika tidak ditemukan wastafel atau kran untuk mencuci tangan. Harganya yang murah dan mudah dibawa menjadi kelebihan yang membuat banyak orang mengenakannya.
Namun, di samping hal tersebut, amankah penggunaan handsanitizer untuk sehari-hari?
Dilansir dari Pharmacy Today, kandungan alkohol dalam cairan pembunuh kuman dapat membahayakan para penggunanya terlebih anak kecil.
Padahal, aroma dari kebanyakan hand sanitizer yang terdiri dari jeruk, apel, hingga anggur tersebut banyak mengundang perhatian anak-anak dan bisa jadi mereka tidak sengaja mengonsumsinya.
Pembersih tangan berbasis alkohol menggunakan bahan dasar ethanol yang aman bila digunakan sesuai petunjuk. Akan tetapi, ethanol juga dapat menyebabkan keracunan alkohol jika seseorang menelan lebih dari beberapa suap.
Dilansir dari Centers for Disease Controls and Prevention, pusat-pusat kendali racun A.S. menerima hampir 85.000 panggilan tentang paparan hand sanitizier atau pembersih tangan di antara anak-anak pada tahun 20011 hingga 2015.
Anak-anak mungkin cenderung menelan pembersih tangan yang wangi, berwarna cerah, atau dikemas secara menarik.
Pembersih tangan harus disimpan jauh dari jangkauan anak-anak. Lebih lanjut, penggunaannya juga harus dengan pengawasan orang dewasa.
“Banyak pengasuh tidak menyadari kandungan alkohol yang sangat tinggi yang ada dalam pembersih tangan berbasis alkohol, yang dapat mengandung hingga 60 persen hingga 95 persen alkohol,” kata Cynthia Santos, MD, dari Pusat Nasional untuk Kesehatan Lingkungan CDC dikutip dar Pharmacy Today.
Masih dalam laporan yang sama, Greene Shepherd, PharmD., seorang profesor klinis di Fakultas Farmasi Universitas North Carolina Eshelman School of Pharmacy mengatakan bahwa anak-anak lebih rentan terhadap efek samping dari produk pembunuh kuman sebab tidak ada banyak glikogen di hati mereka.
Tidak hanya itu, jenis efek samping lain dari penggunaan pembunuh kuman berbasis alkohol maupun non-alkohol adalah adanya iritasi ocular, muntah, konjungtivis, iritasi oral, batuk, dan sakit perut.
Lebih lanjut, beberapa kasus koma, kejang, hipoglikemia, asidosis metabolic, dan gangguan pernapasan juga dapat terjadi.
Meski begitu, Rush Medical Center menuliskan bahwa tidak terdapat bukti penggunaan hand sanitizer dapat membahayakan. Akan tetapi, secara teoritis mereka dapat membuat bakteri menjadi resisten terhadap antibakteri.
Resistensi tersebut menyebabkan bakteri tidak lagi mudah terbunuh dengan menggunakan cairan pembunuh kuman.
Oleh karenanya, mencuci tangan dengan sabun tetap lah menjadi hal utama yang paling disarankan untuk menjaga tubuh dari serangan virus.
Ada baiknya untuk mencuci tangan dengan benar minimal 20 detik dan membersihkan seluruh bagian tangan dan sela-sela jari.
Mencuci tangan akan membersihkan keseluruhan kotoran yang ada pada permukaan tangan, bahkan kuman dan bakteri yang tidak terlihat.
Sementara, penggunaan cairan pembunuh kuman tidak akan mampu membersihkan tangan seefektif saat mencuci tangan menggunakan sabun.
Namun, apabila tidak ada tempat untuk cuci tangan tersedia di sekitar Anda, cairan pembunuh kuman atau hand sanitizier dapat digunakan.
Centers for Disease Control and Prevention merekomendasikan untuk mengoleskan atau menyemprotkan cairan pembunuh kuman tersebut pada satu telapak tangan. Selanjutnya, gosokkan produk ke seluruh permukaan tangan sampai kering.
Selain itu, CDC juga menginstruksikan untuk menutupi semua permukaan kedua tangan dengan pembersih tangan telah ditemukan untuk memberikan efektivitas disinfeksi.
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Dhita Koesno