Menuju konten utama

Amankah Membuat Hand Sanitizer Sendiri?

Jika membuat sendiri cairan pembersih kuman atau hand sanitizer dikhawatirkan kandungannya tidak sesuai dan justru bisa mengakibatkan kulit tangan kering atau iritasi.

Amankah Membuat Hand Sanitizer Sendiri?
Ilustrasi Hand Sanitizer. foto/istockphoto

tirto.id - Guna menghindari COVID-19, banyak orang berbondong-bondong membeli cairan pembersih kuman. Akibatnya, kelangkaan terjadi dan menimbulkan kenaikan harga. Solusi dari hal tersebut adalah dengan membuatnya sendiri di rumah. Akan tetapi, amankah membuatnya sendiri di rumah?

"Saya khawatir terhadap orang yang membuat pembersih sendiri karena akan sulit untuk memastikan bahwa kandungannya benar," Daniel Parker, asisten profesor kesehatan masyarakat di University of California, Irvine, dikutip dari CNN.

Dilansir dari CDC, pembuatan cairan permbersih kuman tersebut haruslah menggunakan alkohol dengan kadar minimal 60 persen.

Dalam lamannya CDC menjelaskan bahwa pembersih tangan dengan bahan dasar alkohol tersebut dapat dengan cepat mengurangi jumlah mikroba di tangan. Akan tetapi, ia tidak dapat menghilangkan semua jenis kuman.

“[…] Tetapi orang mungkin tidak melakukannya (membuat hand sanitizer) secara efektif. Orang mungkin tidak tahu apa yang mereka lakukan dan membuat ramuan yang efektif [..],” ungkap Dr. Alon Vaisman, seorang ahli dalam pengendalian infeksi di Fakultas Kedokteran Universitas Toronto, dikutip dari Global News.

Namun, banyak sekali artikel-artikel di internet yang memberikan formula membuat cairan pembersih kuman tersebut sendiri di rumah. Hal ini lah yang membuat banyak orang membuat sendiri cairan pembersih kuman di rumah.

Meski pun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memiliki panduan resmi untuk membuat cairan pembersih kuman. Akan tetapi, panduan milik WHO tersebut ditujukan untuk masyarakat yang tidak memiliki air bersih atau produk kelas medis lainnya.

Dr Natasha Bagdasarian, seorang konsultan dengan Divisi Penyakit Menular di Rumah Sakit Universitas Nasional, mengatakan bahwa bahan-bahan seperti minyak esensial tidak memberikan perlindungan yang andal dari virus-virus ini, dilansir dari CNA Lifestyle.

Sementara, ia juga mengatakan menggunakan rubbing-alcohol dengan kontrentasi tinggi di atas 60 persen tidak baik untuk kulit. Kulit akan kering dan pecah-pecah saat usai mengenakannya. Ada baiknya penggunaan cairan pembersih kuman yang dibeli di toko sebab alkohol yang digunakan telah diformulasikan khusus untuk kulit dan mengandung pelembab.

Sayangnya akhir-akhir ini, cairan pencuci tangan mengalami kelangkaan diakibatkan masyarakat yang berbondong-bondong membelinya guna proteksi dini terhadap COVID-19. Tidak hanya di Indonesia, toko serba ada di Amerika Serikat juga mengalami kenaikan permintaan terhadap hand sanitizer seperti diwartakan CNN.

Sementara, mencuci tangan masih menjadi solusi terbaik dari pencegahan terhadap virus Corona. Pasalnya, sabun dan air mengalir terbukti efektif dalam menghalau berbagai jenis kuman dan bakteri. Menurut CDC, mencuci tangan efektif sebab:

- Orang sering menyentuh mata, hidung, dan mulut mereka tanpa menyadarinya. Kuman bisa masuk ke tubuh melalui mata, hidung dan mulut dan membuat kita sakit.

- Kuman dari tangan yang tidak dicuci dapat masuk ke makanan dan minuman sementara orang menyiapkan atau mengkonsumsinya. Kuman dapat berkembang biak di beberapa jenis makanan atau minuman, dalam kondisi tertentu, dan membuat orang sakit.

- Kuman dari tangan yang tidak dicuci dapat ditransfer ke benda lain, seperti pegangan tangan, puncak meja, atau mainan, dan kemudian ditransfer ke tangan orang lain.

- Mengusir kuman dan virus melalui cuci tangan membantu mencegah diare dan infeksi saluran pernapasan dan bahkan dapat membantu mencegah infeksi kulit dan mata.

Baca juga artikel terkait HAND SANITIZER atau tulisan lainnya dari Dinda Silviana Dewi

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Dinda Silviana Dewi
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Nur Hidayah Perwitasari