Menuju konten utama
Mudik Lebaran 2019

Bagaimana Perubahan Pola Mudik Setelah Tol Trans Jawa Tersambung?

Kemenhub memperkirakan pemudik yang memakai mobil pribadi naik 18 persen menjadi 3,76 juta orang dari Lebaran 2018

Bagaimana Perubahan Pola Mudik Setelah Tol Trans Jawa Tersambung?
Sejumlah petugas mengatur kendaraan melintasi jalan Tol Surabaya Mojokerto saat penyusuran pra uji laik fungsi dan keselamatan Trans Jawa, Batang, Jawa Tengah, Jumat (7/12/2018). ANTARA FOTO/Zabur Karuru/aww.

tirto.id - Belum lengkap rasanya jika menyambut Hari Raya Idul Fitri tanpa mudik Lebaran. Untuk tahun ini, para pemudik terutama yang melintas di Jawa sudah bisa merasakan konektivitas nyaris tanpa putus.

Ya. Jalur cepat sepanjang 995 km yang membentang dari Merak, Banten hingga Probolinggo, Jawa Timur ini sudah bisa dipakai pemudik. Animo masyarakat menjajal tol baru itu semakin besar, apalagi Tol Trans Jawa diklaim menawarkan mudik lancar.

Hadi (26 tahun) misalnya. Pria yang bertempat tinggal di Jakarta Selatan ini berencana mudik melalui Tol Trans Jawa ke kampung halamannya di Yogyakarta dengan menggunakan mobil pribadi pada awal Juni ini.

“Dulu itu mudik, naik tol cuma sampai Brebes. Terus lanjut ke Tegal, ke Pekalongan dan seterusnya. Sekarang saya ingin coba sampai Boyolali, lanjut ke Yogyakarta. Saya dengar ini bisa sampai 8 jam, kalau lancar,” katanya kepada Tirto.

Meski begitu, ia juga tidak menampik bahwa ada kemungkinan waktu tempuh ke Yogyakarta dapat lebih dari itu mengingat dirinya juga belum tahu titik-titik mana saja yang rawan macet seiring dengan tersambungnya Tol Trans Jawa ini.

Rasa antusias juga dirasakan Nita (28 tahun). Perempuan yang bekerja di bilangan Jakarta Pusat ini berencana mudik ke Klaten, Jawa Tengah. Jika biasanya ia keluar tol dari Brebes, untuk mudik kali ini ia akan keluar di Gerbang Tol Colomadu.

“Tante saya sudah coba bulan lalu, jadi 9-10 jam Jakarta-Klaten. Saya juga ingin coba pas mudik nanti. Cuma agak sedikit khawatir, karena saya dengar rest area-nya suka penuh, dan jarang-jarang,” tuturnya kepada Tirto.

Apapun alasannya, warga saat ini memang tengah euforia untuk mudik Lebaran melalui Tol Trans Jawa. Namun harus diingat, menggunakan tol juga ada biayanya. Rute terjauh Merak-Probolinggo saja tarifnya sebesar Rp775.500.

Kendaraan Pribadi Melonjak

Kehadiran Tol Trans Jawa tidak bisa dimungkiri membuat peta mudik Lebaran saat ini tidak lagi beberapa tahun terakhir ini. Kini, mudik via jalur darat baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum menjadi paling diminati.

Pemerhati transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Djoko Setijowarno menilai minat mudik dengan kendaraan pribadi juga kian besar manakala harga tiket pesawat akhir-akhir ini juga sangat mahal.

“Bahkan tak hanya di Jawa saja, ke Sumatera dengan kendaraan pribadi juga minatnya makin besar. Tidak seperti dulu. Ini karena dua hal, satu dari tol yang sudah tersambung, dan karena harga tiket pesawat mahal,” tuturnya kepada Tirto.

Apa yang dikatakan Djoko ada benarnya. Saat mudik Lebaran 2018, jumlah mobil pribadi di jalan nasional turun 10-18 persen. Sementara di jalan tol naik sekitar 4 persen. Namun secara keseluruhan, bisa dikatakan mobil pribadi menurun.

Untuk mudik Lebaran 2019, tren itu berbalik arah. Kemenhub memperkirakan pemudik yang memakai mobil pribadi naik 18 persen menjadi 3,76 juta orang dari Lebaran 2018. Begitu juga sepeda motor yang diprediksi naik 11 persen menjadi 6,85 juta orang.

“Kami memperkirakan 40 persen [dari jumlah mobil pribadi dan bus] akan menggunakan jalan tol atau sekitar 3,37 juta orang selama periode Lebaran 2019,” kata Danang Parikesit, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dikutip dari Antara.

Bukan tanpa sebab, pemudik ingin menjajal Tol Trans Jawa saat mudik Lebaran nanti. Hal itu dikarenakan pemerintah memang memberikan perhatian yang besar terhadap Tol Trans Jawa ini sebagai alternatif para pemudik.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bahkan sudah menjanjikan mudik Lebaran 2019 ini akan lebih lancar, terutama Tol Trans Jawa. “Mudik 2019 lebih lancar pakai tol baru yuuuk,” kata Menhub dalam cuitannya baru-baru ini.

Salah satu kebijakan yang disiapkan pemerintah untuk mendukung kelancaran mudik di Tol Trans Jawa adalah dengan menerapkan skema one way atau rute satu arah dari Jakarta sampai dengan Brebes, Jawa Tengah.

Rute satu arah ini dipilih karena dinilai lebih efisien untuk mengantisipasi kemacetan selama mudik Lebaran. Nanti, pengguna jalan yang akan ke Jakarta akan diarahkan untuk memakai jalan arteri.

“Nanti dari kilometer 29 Jakarta-Cikampek sampai kilometer 262 di Brebes Barat. Jalur ini dijadwalkan mulai 31 Mei sampai 1 dan 2 Juni 2019,” tutur Joko Santoso, Kepala Sub Bidang Operasional dan Pemeliharaan II BPJT kepada Tirto.

Kendati ada euforia dari pemudik terhadap Tol Trans Jawa, akan tetapi di balik itu ada bahaya yang mengancam, yakni pecah ban. Menurut Djoko, permukaan jalan tol yang rigid pavement dan tidak dilapisi aspal membuat ban cepat aus dan panas.

“Pemudik yang melalui jalan tol disarankan beristirahat antara 2-3 jam guna menjaga kondisi kendaraan tetap prima. Meski pengemudi bisa lebih dari satu, kendaraan tetap perlu istirahat sejenak,” jelas Djoko.

Infografik Realisasi Penumpang mudik 2018

Infografik Realisasi Penumpang mudik 2018. tirto.id/Fuad

Moda Kereta Paling Diminati

Minat menggunakan angkutan umum saat mudik Lebaran juga berubah. Kali ini, moda kereta diprediksi menjadi moda transportasi yang paling banyak mengangkut pemudik menggeser moda angkutan udara di urutan pertama.

“Kereta akan paling banyak. Kalau [penumpang] pesawat turun. Soalnya, harga tiket misal ke Surabaya sudah di atas 1 juta semua. Kalau bawa 5 orang, PP sudah Rp10 juta. Masih lebih murah naik mobil pribadi atau angkutan umum lainnya,” jelas Djoko.

Berdasarkan harga dari Traveloka, harga tiket kereta dari Jakarta menuju Surabaya dipatok Rp650.000-Rp1,12 juta per 31 Mei 2019. Pada saat bersamaan, tiket bus dipatok Rp470.000 Rp750.000,. Adapun, harga tiket pesawat termurah sebesar Rp1,2 juta.

Prediksi Djoko ini ternyata sejalan dengan penelitian yang dilakukan Kemenhub. Menurut Kemenhub, jumlah pemudik yang menggunakan kereta diprediksi mencapai 6,45 juta orang atau tumbuh 22 persen dari mudik Lebaran 2018.

Di lain pihak, pemudik yang menggunakan moda transportasi udara justru merosot 8,4 persen menjadi sebanyak 5,78 juta penumpang saat mudik Lebaran 2019 dari sebelumnya sempat mengangkut 6,31 juta penumpang.

Baca juga artikel terkait MUDIK LEBARAN 2019 atau tulisan lainnya dari Ringkang Gumiwang

tirto.id - Ekonomi
Penulis: Ringkang Gumiwang
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti