Menuju konten utama

Bagaimana Paskah Kebangkitan Yesus Dirayakan Saat Pandemi Corona?

Merayakan Paskah di tengah pandemi corona COVID-19.

Bagaimana Paskah Kebangkitan Yesus Dirayakan Saat Pandemi Corona?
Uskup Agung Semarang Monsinyur Robertus Rubiyatmoko (kanan) memimpin misa daring di Kapel Santo Ignatius Loyola, Kompleks Wisma Uskup di Semarang, Minggu (22/3/2020). (ANTARA/HO-Komisi Komsos KAS)

tirto.id - Paskah adalah salah satu hari terpenting dalam agama Kristen. Paskah dipercaya sebagai hari kebangkitan Kristus dari kematian. Namun tahun ini, perayaan Paskah kemungkinan akan terlihat sangat berbeda karena lebih dari 1,5 miliar orang di seluruh dunia telah diminta untuk tinggal di rumah untuk mencegah penyebaran virus corona.

Presiden Donald Trump mengatakan awal pekan ini bahwa ia berharap untuk mengangkat pembatasan coronavirus sebelum Paskah karena itu akan menjadi "waktu yang indah."

Namun, Dr. Anthony Fauci, anggota satuan tugas coronavirus dan pakar terkemuka tentang penyakit menular, mengatakan tenggat waktu Paskah itu "fleksibel" dan perlu dievaluasi setiap hari, demikian dikutip dari USA Today.

Kisah alkitabiah tentang Paskah mengatakan bahwa tiga hari setelah Yesus disalib, dia bangkit, dan wanita yang memeriksa makamnya pada pagi Paskah menemukannya kosong. Paskah juga menandai berakhirnya Pekan Suci, minggu terakhir Prapaskah.

Tahun ini, Paskah jatuh pada tanggal 12 April. Paskah jatuh pada hari Minggu yang berbeda setiap tahun, kadang-kadang antara 22 Maret dan 25 April. Paskah diadakan pada hari Minggu pertama setelah bulan Paskah atau bulan purnama pertama yang terjadi pada atau setelah titik balik musim semi.

Paskah berubah karena terkait dengan kalender Yahudi. Dalam Alkitab, Yesus dibangkitkan pada hari Minggu pertama setelah perayaan Paskah orang Yahudi, yang juga berubah setiap tahun.

Berikut adalah beberapa ide untuk merayakan Paskah saat pandemi virus corona COVID-19, seperti dikutip dari NBC Boston.

1. Mengikuti misa online

Pandemi corona tidak akan menghentikan gereja-gereja merayakan dengan jemaat mereka. Pastor Chris Johnson dari Holy Cross Lake Mary di Lake Mary, Florida, mengatakan, gereja-gereja masih harus beradaptasi untuk mengadakan misa online.

"Idealnya, kita semua akan bersama secara fisik, tetapi tahun ini tidak, jadi kita akan bertemu online," katanya. "Kabar baiknya adalah kebangkitan Yesus, pesan Paskah, abadi dan berlaku untuk semua orang. Ini adalah pesan harapan dan kemenangan."

Johnson berharap layanan Paskah 2020 menjadi "jauh lebih interaktif," dengan para pendeta di Facebook dan YouTube menanggapi pertanyaan dan komentar selama khotbah.

2. Mengingat bisnis kecil untuk mengisi keranjang Paskah

Usaha kecil menderita karena kurangnya lalu lintas pelanggan selama pandemi corona. Akan tetapi banyak yang masih akan memberikan atau menawarkan layanan pesan antar. Anda bisa memanfaatkan usaha kecil yang menjual makanan atau mainan anak-anak untuk dibungkus dalam keranjang Paskah dan diberikan pada orang-orang yang Anda sayangi.

3. Membeli kebutuhan Paskah secara online

Anda tetap bisa memasak makanan spesial saat Paskah atau membeli barang untuk hadiah Paskah secara online di situs belanja. Dengan membeli online, Anda tetap bisa merayakan Paskah di rumah tanpa perlu keluar.

4. Berburu telur Paskah virtual

Beberapa gereja di dunia mengadakan perburuan telur Paskah secara virtual dengan menggunakan kode QR seperti berburu Pokemon. Hal ini bisa menjadi salah satu kegiatan anak-anak.

"Gereja kami sedang bekerja keras untuk mencoba membuat perburuan telur Paskah virtual menggunakan tanda-tanda telur dengan kode QR untuk menghubungkan ke aktivitas sosial yang menyenangkan," kata Carson Sanderson, salah satu jemaat di Seattle, Washington.

Di lingkungan Heather Parsons di Murfreesboro, Tennessee mereka melakukan perburuan telur Paskah sendiri di dalam rumah.

"Lingkungan saya biasanya melakukan perburuan telur Paskah. Sebagai gantinya, kami mewarnai gambar telur Paskah dan meletakkannya di jendela kami agar anak-anak dapat menemukannya," dia berkata.

5. Anda masih bisa mengadakan perayaan keluarga

Sejauh ini, kerugian terbesar dari pandemi corona adalah ketidakmampuan untuk memeluk dan menghabiskan waktu dengan orang yang dicintai selama liburan ini. Namun, banyak keluarga berkumpul dari kejauhan.

Kim Oppelt, seorang ibu dari dua anak di Duluth, Minnesota, menggunakan obrolan di Zoom untuk terhubung dengan keluarga yang berada di tempat jauh.

"Tahun ini, kami berpikir akan mengikuti kebaktian gereja yang sama dan mengantar makanan pada kakek-nenek saya dan mungkin melambaikan tangan kepada mereka dari luar rumah," katanya.

Baca juga artikel terkait PASKAH atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Agung DH