tirto.id - Pendidikan anti narkoba perlu ditanamkan kepada anak sejak dini. Ini dilakukan agar anak dapat memiliki kesadaran untuk menghindari narkoba sejak kecil hingga ia tumbuh dewasa di masa depan.
Perlu diketahui bahwa pendidikan anti narkoba tidak hanya diajarkan di lembaga formal, tetapi juga oleh keluarga dalam hal ini orang tua. Hal ini karena narkoba tidak hanya mengancam anak lewat lingkup pertemanan saja, tetapi juga lingkungan rumah.
Contohnya seperti kasus yang viral baru-baru ini soal balita positif narkoba di Samarinda, Kalimantan Timur. Hasil tes urine balita berusia 3 tahun tersebut positif metamfetamin atau sabu setelah meminum air botol bekas bong yang diberikan tetangganya.
Akibatnya, bayi berinisial N itu mengalami serangkaian gangguan perilaku seperti hiperaktif, meracau, berkeringat dingin, hingga berhalusinasi.
Menurut Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Ai Maryati Solihah, kasus ini menjadi pembelajaran bagi orang tua untuk memperketat kewaspadaan dan pola asuh.
"Karena ini konteks anak maka pola asuh dan kehati-hatian orang tua jadi sorotan. Kenapa bisa sembarangan memberikan makanan dan minuman pada anak tiga tahun,” kata Ai saat dihubungi reporter Tirto, Selasa (13/6/2023).
“Karena nyawa (anak) terancam akibat kelalaian dan saling beririsan dengan UU soal narkoba. Jadi asesmen kepolisian harus clear jangan berhenti pada dalih ketidaksengajaan,” lanjut dia.
Cara Mengajari Anak untuk Menghindari Narkoba
Cara mengajari anak untuk menghindari narkoba bisa diajarkan oleh orang tua sejak dini. Dikutip dari KidsHealth, berikut lima cara mengajarkan anak untuk menghindari narkoba:
1. Komunikasikan sesuai usianya
Anak-anak yang berusia lebih muda, seperti usia pra sekolah atau belum masuk SD biasanya belum punya kemampuan pemahaman yang baik. Berbeda dengan anak-anak usia SD ke atas yang sudah bisa mencerna perkataan orang dewasa dengan logika.
Pada anak-anak yang lebih kecil, pelajaran soal menghindari narkoba bisa disampaikan dengan contoh kasus. Misalnya, ketika menonton televisi atau kartun, ada tokoh yang merokok.
Sampaikan pada mereka bahwa tindakan merokok itu tidak baik untuk kesehatan mereka. Sebutkan pula bahwa tidak semua rokok mengandung tembakau yang legal, ada pula rokok mengandung ganja yang termasuk golongan narkoba.
2. Sampaikan alasan kenapa narkoba harus dihindari
Perlu diketahui bahwa meminta anak untuk menghindari narkoba saja tidak cukup. Anak-anak perlu tahu aturan dan alasan yang jelas mengapa narkoba harus dihindari.
Sampaikan fakta-fakta tentang apa saja yang bisa terjadi jika seseorang mengonsumsi narkoba, baik secara fisik, mental, dan masa depannya.
Sampaikan kepada mereka contoh yang akan terjadi jika mereka mengonsumsi narkoba dan mengalami serangkaian masalah kesehatan dan hukum.
Jujurlah kepada anak bahwa Anda sangat mencintai mereka dan tidak ingin mereka terjerumus pada hal-hal yang buruk seperti narkoba.
3. Ajarkan soal konsekuensi hukum
Pada anak-anak yang lebih dewasa, orang tua bisa menyampaikan konsekuensi hukum apa yang berlaku di negara bagi pengguna narkoba.
Di Indonesia sendiri, hukum bagi pelaku penyalahgunaan narkoba diatur dalam Undang-undang (UU) Nomor 35 Tahun 2009. Hukuman bagi pengguna adalah kurungan penjara dan rehabilitasi.
Namun, bagi pelaku pengedaran narkoba dapat dihukum penjara seumur hidup atau bahkan hukuman mati. Orang tua juga bisa menyampaikan konsekuensi hukum dari sisi agama yang dianut.
4. Jelaskan konsekuensi pada tubuh mereka
Tidak hanya menjelaskan konsekuensi hukum, sampaikan pula efek narkoba pada tubuh mereka. Sampaikan bahwa ada banyak jenis narkoba yang beredar di dunia saat ini.
Setiap jenis dapat menyebabkan kecanduan, halusinasi, masalah mental, hingga overdosis dan kematian. Selain itu, sampaikan pula bahwa kecanduan narkoba sangat sulit disembuhkan dan dapat memengaruhi kondisi fisik mereka.
Sampaikan pula jika fisik anak tidak lagi sehat, maka mungkin anak harus meninggalkan banyak hal yang mereka sukai, seperti bermain, olahraga, berwisata, dan lainnya.
5. Jadilah panutan yang baik
Cara terbaik untuk mengajarkan anak menghindari narkoba adalah jadi panutan yang baik.
Menurut studi yang diterbitkan oleh organisasi Drug Free, anak yang belajar bahya penggunaan zat dari orang tua, 50 persen lebh kecil kemungkinannya untuk menggunakan narkoba maupun alkohol di masa depan.
Studi ini membuktikan bahwa peran orang tua luar biasa berpengaruh dalam pendidikan anak-anak untuk menghindari narkoba.
Editor: Yantina Debora