tirto.id - Rehabilitasi merupakan upaya untuk menghentikan kondisi kecanduan narkotika dan obat-obatan (narkoba) yang biasa terjadi pada pengguna narkoba.
Orang yang sudah kecanduan atau pecandu narkoba umumnya akan direkomendasikan masuk ke tempat rehabilitasi untuk memulihkan kondisinya.
Namun, belakangan marak kasus pecandu narkoba yang sudah direhabilitasi, tapi mengulangi perbuatannya kembali. Sebagai contoh kasus artis Amar Zoni yang sudah dua kali ditahan karena mengonsumsi sabu.
Ada juga putra dari pedangdut terkenal Rhoma Irama, Ridho Rhoma yang sudah tiga kali tersandung kasus narkoba.
Menyusul maraknya kasus residivis narkoba di dalam negeri memunculkan pertanyaan baru, yaitu bisakah pecandu narkoba sembuh total dengan rehabilitasi?
Pengertian Rehabilitasi Narkoba dan Metodenya
Dikutip dari laman resmi Badan Narkotika Nasional (BNN) rehabilitasi adalah cara untuk memulihkan pengguna agar terbebas dari narkoba.
Proses rehabilitasi memakan waktu yang relatif lama, khususnya jika diterapkan pada pecandu narkoba yang mengidap ketergantungan cukup lama.
Masih menurut BNN ada beberapa metode yang diterapkan bagi para pecandu narkoba selama menjalani rehabilitasi. Metode pertama adalah rehabilitasi medis.
Sesuai dengan namanya, rehabilitasi medis adalah proses rehabilitasi menggunakan metode penanganan medis dan obat-obatan. Metode ini juga disebut dengan detoksifikasi.
Ketikai menjalani rehabilitasi medis, pecandu akan diresepkan dokter obat-obatan untuk mengurangi gejala sakau. Tentunya pemberian resep obat ini dilakukan sesuai hasil pemeriksaan profesional.
Selanjutnya ada metode rehabilitasi non medis. Rehabilitasi ini biasa diterapkan di semua tempat rehabilitasi narkoba di Indonesia. Melalui rehabilitasi non medis, pecandu akan diarahkan melakukan kebiasaan-kebiasaan baik untuk kembali normal dan terbebas dari narkoba.
Ada juga metode cold turkey, yaitu metdode di mana pecandu narkoba akan diputus aksesnya terhadap narkoba. Metode ini dilakukan dengan cara mengurung pecandu di ruangan tertentu hingga tingkat ketergantungannya bisa dihilangkan.
Metode ini juga dilengkapi dengan konseling agar pecandu narkoba bisa bertobat dan tidak lagi tergiur dengan obat-obatan terlaran. Selain itu, ada beberapa metode lain seperti pengobatan alternatif, terapi komunitas, dan metode 12 langkah.
Umumnya, metode-metode itu diterapkan bersamaan dalam satu rangkaian upaya rehabilitasi. Namun, beberapa orang tidak perlu melalui beberapa metode sesuai dengan rekomendasi dari profesional medis.
Bisakah Pecandu Narkoba Sembuh Total dengan Rehabilitas?
Menurut Castle Craig Hospital, kondisi kecanduan atau ketergantungan narkoba merupakan penyakit seumur hidup. Orang yang menderita kecanduan bisa diobati dengan melalui serangkaian proses rehabilitasi dan hidup normal setelahnya.
Namun, obat untuk kecanduan narkoba sendiri tidak ada. Obat maupun metode pengobatan yang tersedia saat ini hanya mengendalikan gejala dan tidak memberikan hasil permanen.
Oleh karena itu, kemungkinan pecandu untuk kambuh masih bisa terjadi meskipun sudah menjalani pengobatan.
Perlu diketahui bahwa kecanduan narkoba adalah penyakit kronis yang kompleks. Dikutip dari Santo Antonio Recovery Center (SARC) hal ini karena kecanduan adalah penyakit yang memengaruhi fungsi otak.
Ketika seseorang mencoba zat adiktif seperti narkoba, alkohol, dan sebagainya, ada bagian otak bernama jalur dopamin mesolimbik yang terpengaruh.
Jalur ini bertanggung jawab dalam memberikan efek atau respons perasaan menyenangkan, seperti makan hingga melakukan hubungan seksual.
Jika mengalami paparan zat adiktif terus menerus, bagian otak ini akan mengubah respons 'menyenangkan' menjadi sebuah 'kebutuhan' yang harus dipenuhi. Hal inilah yang memicu kecanduan.
Kondisi ini bisa dibilang permanen dan akan terus memburuk seiring berjalannya waktu jika tidak ditangani. Selain mengubah cara kerja otak, zat adiktif juga membunuh sel-sel otak lainnya.
Akibatnya pecandu sering mengalami masalah dengan ingatan, pengambilan keputusan, hingga kontrol emosi. Bahkan tidak sedikit yang mengalami gangguan psikologi seperti kecemasan dan depresi.
Kendati demikian, bukan berarti kondisi ini tidak bisa dikendalikan. Meskipun kecanduan bersifat mengubah cara kerja otak, gejala-gejala adiksi bisa diatasi dengan perawatan yang tepat, salah satunya rehabilitasi.
Meskipun ada kasus residivis, faktanya ada tidak sedikit juga orang-orang yang berhasil lepas dari narkoba seumur hidupnya. Ini ditunjang dengan perawatan yang tepat dan sedini mungkin.
Editor: Yantina Debora