Menuju konten utama

Bagaimana Cara Mencegah Penyakit Rakitis dan Apa Penyebabnya?

Penyebab rakitis adalah kekurangan vitamin D, sehingga cara mencegah penyakit ini adalah dengan memenuhi kebutuhan vitamin D harian.

Bagaimana Cara Mencegah Penyakit Rakitis dan Apa Penyebabnya?
Ilustrasi Kelainan Tulang. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Cara mencegah penyakit rakitis dapat dilakukan dengan memenuhi asupan vitamin D harian. Vitamin D bisa diperoleh dengan cara berjemur di bawah sinar matahari atau makan makanan yang kaya vitamin D.

Rakitis merupakan penyakit yang membuat penderitanya, terutama anak-anak, mengalami pelemahan dan pelunakan tulang. Kondisi itu dapat memicu masalah kesehatan lain seperti terhambatnya pertumbuhan hingga kelainan bentuk tulang jika sudah parah.

Dikutip dari Healthline, kelompok usia yang kerap terjangkit rakitis adalah anak-anak usia 6-36 bulan. Mereka cukup berisiko dengan penyakit ini karena masih berada di masa pertumbuhan.

Risiko makin tinggi jika anak tidak sering terkena paparan sinar matahari yang cukup dan makanan yang dikonsumsi terlalu sedikit memberikan asupan vitamin D.

Penyebab dan Faktor Risiko Rakitis

Penyebab utama penyakit rakitis adalah kekurangan vitamin D yang ekstrim dan berkepanjangan. Vitamin D merupakan nutrisi mikro yang diperlukan dalam penyerapan kalsium dan fosfor dalam tubuh, termasuk di tulang.

Kedua mineral tersebut terikat pada tulang dan membuatnya lebih kuat. Namun, jika kadar vitamin D berkurang terus menerus, tubuh menghasilkan hormon yang memicu kalsium dan fosfor lepas dari tulang, lalu menjadikannya lemak sekaligus lunak.

Risiko rakitis lebih tinggi dapat dialami pada orang-orang dengan kondisi tertentu. Mengutip Yankes Kemenkes, ibu hamil yang kekurangan vitamin D, bisa menurunkan risiko rakitis pada janin yang dikandungnya.

Faktor risiko lain yang bisa memicu rakitis antara lain:

  • Memiliki kulit gelap.
  • Anak lahir prematur.
  • Tidak mendapatkan ASI eksklusif.
  • Tinggal di daerah yang kurang sinar matahari.
  • Terpapar obat-obatan, seperti obat anti-kejang dan anti-virus.
  • Kurang asupan makanan vitamin D karena intoleransi laktosa.
  • Diet vegetarian ketat yang mengecualikan makanan kaya vitamin D.

Di samping itu, ada kondisi bawaan dari lahir yang membuat anak mengalami masalah terkait vitamin D. Saat anak didiagnosis penyakit celiac maka tubuhnya tidak bisa memproduksi dan menyerap vitamin D yang membuatnya sangat berisiko terkena rakitis.

Penyakit lain yang juga membuat terhambatnya penyerapan vitamin D adalah cystic fibrosis, penyakit ginjal, dan radang usus. Penderita memerlukan saran dan perawatan dari dokter untuk masalah ini.

Cara Mencegah Penyakit Rakitis

Pencegahan rakitis dapat dilakukan dengan memenuhi kebutuhan vitamin D harian yang cukup. Mengutip laman Perhimpunan Reumatologi Indonesia, dosis vitamin D harian bagi bayi dianjurkan sekira 1000IU untuk usia 0-6 bulan dan 1.500IU usia 6-12 bulan.

Lalu, dosis maksimal vitamin D bagi anak usia 13 tahun sebanyak 2.500IU, usia 4-8 tahun 3.000IU, dan usia 9 tahun ke atas 4.000IU.

Pemenuhan vitamin D tersebut dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu berjemur tubuh dengan sinar matahari dan makan suplemen dan makanan yang mengandung vitamin D. Berikut penjelasannya:

1. Berjemur sinar matahari

Tubuh sebenarnya secara alami memproduksi provitamin D yang terletak di bawah kulit. Bibit tersebut dapat diubah ke vitamin D yang sebenarnya dengan bantuan paparan sinar matahari. Setelah itu, vitamin D bisa dimanfaatkan oleh tubuh.

Namun, menjemur tubuh ke sinar matahari tidak boleh terlalu berlebihan. Hal ini karena sinar ultraviolet (UV) dapat merusak kulit.

Para ahli merekomendasikan durasi berjemur yang cukup adalah selama 10-15 menit sehari. Sedangkan, waktu terbaik untuk melakukannya adalah di pagi hari.

2. Mengonsumsi makanan kaya vitamin D

Ada banyak jenis makanan yang diketahui kaya vitamin D. Selain itu, baik pula untuk mengonsumsi makanan yang kaya fosfor dan kalsium. Beberapa pilihan makanan tersebut adalah kuning telur, ikan tuna atau salmon, minyak ikan, roti, dan susu.

3. Mengonsumsi suplemen bila diperlukan

Suplemen vitamin D bisa dikonsumsi jika diperlukan. Perlu diketahui bahwa penggunaan suplemen vitamin D sebaiknya mendapatkan pengawasan dari dokter, apalagi pada ibu dalam kondisi hamil.

Semua jenis nutrisi yang diperlukan tubuh, pemenuhannya harus seimbang yakni tidak sampai kekurangan atau berlebihan. Berlebihan dalam mengonsumsi suplemen vitamin D dalam jangka panjang dapat berisiko memunculkan kerusakan pada ginjal.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Yonada Nancy