Menuju konten utama
Offside Piala Dunia 2022

Aturan Offside Terbaru di Piala Dunia 2022: Kenapa Gol Dianulir?

Aturan offside terbaru FIFA soal pemain bertahan di belakang kiper: kenapa gol di Piala Dunia 2022 bisa dianulir wasit?

Aturan Offside Terbaru di Piala Dunia 2022: Kenapa Gol Dianulir?
Ilustrasi Offside. foto/IStockphoto

tirto.id - Peraturan offside terbaru The International Football Association Board (IFAB) yang diterapkan di Piala Dunia 2022 adalah penyempurnaan aturan offside sebelumnya. Seorang pemain dari tim yang menyerang akan terperangkap offside meski masih ada pemain lawan yang di belakang kiper seperti dalam kasus gol Enner Valencia yang dianulir di laga Qatar vs Ekuador.

Pengertian offside dalam sepak bola adalah ketika pemain tim yang menyerang berada pada posisi lebih dekat ke gawang lawan daripada pemain bertahan lawan, sebelum bola diumpankan oleh rekan satu timnya.

Dalam Law of the Game yang dirilis oleh IFAB untuk edisi musim 2022/2023, dijelaskan bahwa seorang pemain dinyatakan offside jika memenuhi dua unsur berikut.

Yang pertama, bagian apapun dari kepala, badan, atau kaki sang pemain berada di wilayah lawan (tidak termasuk garis tengah) dalam posisi bola aktif.

Selain itu, sang pemain mesti memenuhi unsur kedua, yaitu salah satu bagian tubuhnya, entah kepala, badan, atau kaki, berada di wilayah lawan, dengan posisi lebih dekat ke garis gawang lawan daripada bola dan kaki pemain lawan kedua terakhir.

Dalam hal ini, yang disebut sebagai pemain lawan terakhir biasanya adalah kiper, meskipun tidak harus selalu kiper.

Sebagai catatan, tangan dan lengan semua pemain, termasuk penjaga gawang, tidak dipertimbangkan sebagai bagian yang dikenai offside. Untuk menentukan offside atau tidak, batas atas lengan adalah yang sejajar dengan daerah sekitar bawah ketiak atau sendi peluru.

Seorang pemain dalam posisi offside pada saat bola dimainkan atau disentuh oleh rekan setimnya. Ia hanya dihukum jika terlibat dalam permainan aktif.

Keterlibatan tersebut di antaranya dengan mengganggu permainan lewat cara memainkan atau menyentuh bola yang dioper atau disentuh rekan satu tim.

Keterlibatan lain misalnya, mengganggu lawan dengan mencegahnya untuk dapat memainkan bola lewat jalan menghalangi garis pandang lawan.

Offside bukanlah pelanggaran yang bisa menyebabkan pemain yang melakukannya menerima kartu. Meskipun demikian, tim yang pemainnya terkena offside akan mendapatkan hukuman tendangan bebas di posisi sang pemain offside.

Hakim garis akan memberi aba-aba dengan mengangkat bendera saat offside terjadi. Selanjutnya, wasit utama akan menganulir, entah itu serangan atau gol dari tim yang sedang menyerang.

Dalam sepak bola modern, wasit dapat memperkuat keputusannya menganulir serangan atau gol tadi lewat bantuan sejumlah teknologi pendukung dalam pertandingan.

Aturan Offside Terbaru FIFA: Mengapa Gol Bisa Dianulir?

Kontroversi offside di Piala Dunia 2022 terjadi dalam laga pembukaan antara Qatar vs Ekuador di Stadion Al Bayt, Minggu (20/11) lalu. Ketika itu, Enner Valencia sebenarnya bisa menanduk bola masuk gawang Qatar. Namun, wasit Daniele Orsato tidak mengesahkannya. Gol dianulir setelah Orsato mengecek video assistant referee (VAR) yang kini disempurnakan dengan teknologi offside semi otomatis.

Saat diputar ulang, tampak terdapat seluruh pemain Ekuador berada di depan salah satu pemain Qatar yang berada di area pertahanan. Namun, garis offside tidak ditarik dari pemain Qatar tersebut.

IFAB mengatur garis offside ditentukan berdasar posisi pemain kedua terakhir yang berada di area pertahanan. Artinya, dari dua pemain terakhir di area pertahanan, satu pemain yang berada di depan dibanding satu pemain terakhir lainnya, menjadi acuan garis offside.

Dua pemain tersebut juga termasuk penjaga gawang. Posisi penjaga gawang juga kerap menjadi pemain terakhir yang berada di belakang pemain lain. Lantas bagaimana jika penjaga gawang meninggalkan area gawang di depan pemain lain?

Jika situasi itu terjadi, penjaga gawang bukan lagi menjadi pemain terakhir di area pertahanan. Satu pemain di belakang penjaga gawang menjadi pemain terakhir dan posisinya dalam laga tidak menjadi patokan garis offside.

Dalam situasi di menit 3 laga Qatar vs Ekuador, kiper Qatar Saad Al Sheeb terlihat maju meninggalkan area gawang dan berusaha menghalau bola udara. Karim Boudiaflah yang berada di belakang Saad Al Sheeb otomatis menjadi pemain terakhir di area pertahanan Qatar. Posisinya tidak lagi menjadi pemain terakhir kedua paling belakang setelah kiper.

Satu pemain yang posisinya di depan Karim Boudiaflah dan sejajar dengan Saad Al Sheeb, yakni Abdulkarem Hassan menjadi patokan garis offside. Melalui tayangan ulang VAR, salah satu kaki pemain Ekuador Michael Estrada terlihat berada di belakang Abdulkarem Hassan sehingga ia dinyatakan offside.

Posisi Estrada yang sudah offside menggagalkan gol Enner Valencia tak lama setelah duel udara itu. Estrada sendiri berada sejajar dengan pemain lain saat bola berada di udara. Dalam Laws of the Game IFAB, pemain yang berusaha mengganggu pergerakan lawan dinyatakan aktif dalam permainan.

Teknologi Offside Semi Otomatis di Piala Dunia Qatar 2022

Gol pembuka Enner Valencia itu dianulir setelah wasit mengecek tayangan VAR dibantu dengan teknologi semi otomatis yang dikenalkan FIFA pada gelaran Piala Dunia tahun ini, menyusul keberhasilan VAR pada Piala Dunia 2018 di Rusia.

Khusus untuk teknologi offside semi otomatis, terdapat 12 kamera pelacak khusus. Kamera-kamera ini dipasang di bawah atap stadion untuk melacak bola hingga 29 titik data dari setiap pemain, 50 kali per detik, menghitung posisi tepat mereka di lapangan. 29 poin data yang dikumpulkan mencakup semua anggota tubuh.

Teknologi baru ini diklaim akan mampu mendukung ofisial pertandingan video dengan membantu mereka membuat keputusan offside yang lebih akurat dan lebih dapat direproduksi dalam periode waktu yang lebih singkat. Selain itu, teknologi 3D ditampilkan di layar stadion maupun di bagi penonton streaming serta televisi untuk menjelaskan posisi offside kepada publik.

Teknologi baru ini telah diujicobakan dalam turnamen internasional seperti Piala Arab 021 dan Piala Dunia antarKlub 2021. Oleh karenanya, teknologi ini digunakan secara resmi pada gelaran Piala Dunia 2022.

Dampak penggunaan baru ini ini pun langsung terasa di laga Qatar kontra Ekuador saat gol Enner Valencia dianulir. Publik dapat menyaksikan siaran 3D dari teknologi itu yang cukup meredam perbedatan terkait sah atau tidaknya gol Enner Valencia.

Baca juga artikel terkait SEPAKBOLA atau tulisan lainnya dari Dicky Setyawan

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Dicky Setyawan
Penulis: Dicky Setyawan
Editor: Fitra Firdaus