Menuju konten utama

Aturan Baru Soal Harga Rumah Subsidi Rampung Pekan Depan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengklaim pengajuan kenaikan harga rumah program KPR bersubsidi lewat Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) akan selesai pekan depan.

Aturan Baru Soal Harga Rumah Subsidi Rampung Pekan Depan
Ilustrasi rumah bersusidi dari pemerintah. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/kye/18

tirto.id - Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Khalawi Abdul Hamid mengatakan, ajuan kenaikan harga rumah program KPR subsidi lewat skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) akan keluar Senin pekan depan.

"Kita tidak bisa menetapkan kita bahas dengan keuangan, kewenangan Kementerian Keuangan untuk menetapkan supaya teman-teman bisa membangunnya cepat mungkin bisa turun dari Menkeu tapi kita bahas moga-moga Senin besok bisa final," kata Khalawi saat acar pameran Indonesia Property Expo (IPEX) di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Sabtu (2/2/2019).

Sebagai informasi, Kementerian PUPR mengajukan kenaikan harga rumah yang bisa didanai dengan skema FLPP sebesar 3-7,5 persen.

"Belum, saya tidak katakan final. Moga-moga, semoga kan terus dibahas. Jadi semoga bulan ini bisa keluar jadi lebih semangat lagi," jelas dia

Tahun ini, pemerintah menggelontorkan Rp10,39 triliun untuk mendanai program FLPP. Fasilitas yang diterima masyarakat dari skema FLPP ini mulai dari uang muka ringan hingga 1 persen, subsidi selisih bunga KPR hingga hanya 5 persen, dan tenor alias masa cicilan panjang hingga 20 tahun.

Ketika pemerintah akan menaikkan harga rumah subsidi, data Bank Indonesia (BI) mencatat, debitur usia muda berusia 26-35 tahun saat ini lebih mendominasi pengajuan kredit pemilikan rumah (KPR) untuk tipe rumah tapak berukuran 22-70 m2, rumah susun 22-70 m2, dan rumah susun di bawah ukuran 21 m2. Sementara debitur berusia 36-45 tahun mengalami penurunan sejak tahun 2014.

Data tersebut menunjukkan kebutuhan hunian dari golongan masyarakat yang lahir antara tahun 1980-1990-an alias generasi milenial masih tergolong tinggi. Sayangnya, belum seluruh milenial memiliki kesempatan mengajukan KPR untuk memiliki hunian sendiri.

Country General Manager Rumah123.com Ignatius Untung menjelaskan, kelompok debitur di rentang usia 26-35 tahun hanya berkisar 40 persen dari total jumlah milenial yang ada di Indonesia. Artinya, kata Untung, terdapat 60 persen milenial yang masih belum memiliki akses terhadap KPR.

Average-nya itu 33,5 tahun. Kalau dilihat, kan, milenial itu 24-39 tahun. Kalau di usia 33 itu saja baru 40 persen dari milenial, masih banyak yang belum dicapai,” kata Untung dalam sebuah diskusi di Hotel JS Kuwansa, Jakarta Selatan, Kamis (24/1/2019) lalu.

Banyaknya milenial yang belum memiliki rumah dan akses terhadap KPR, tentu bukan tanpa alasan. Sebab, daya beli masih menjadi isu utama rendahnya kepemilikan rumah di kalangan generasi milenial ini.

Baca juga artikel terkait KREDIT KPR atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Bisnis
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno