Menuju konten utama

Asap Karhutla Riau Mengarah ke Malaysia & Singapura

Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau berpotensi mengarah ke wilayah Malaysia dan Singapura. Kondisi ini dijelaskan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebagai akibat dari adanya daerah belokan angin serta dominasi angin yang berhembus ke arah timur.

Asap Karhutla Riau Mengarah ke Malaysia & Singapura
Asap membumbung tinggi dari lahan yang terbakar Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Senin (8/8/2016). Berdasarkan data 'hotspot' dari Lembaga Penerbangan & Antariksa Nasional (LAPAN), terdapat 232 titik hotspot di Pulau Sumatera, dan 53 diantaranya di Provinsi Sumatera Selatan. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi.

tirto.id - Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau berpotensi mengarah ke wilayah Malaysia dan Singapura. Kondisi ini dijelaskan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebagai akibat dari adanya daerah belokan angin serta dominasi angin yang berhembus ke arah timur.

Seperti dilaporkan situs resmi Sekretaris Kabinet Republik Indonesia, BMKG telah melakukan pengawasan lewat Citra Satelit Himawari dan berhasil menemukan sebaran asap yang cukup pekat di bagian barat provinsi Riau. Hal ini mengindikasikan bahwa di area tersebut sedang terjadi kebakaran hutan dalam skala yang cukup luas.

“Perlu diwaspadai wilayah Sumatera bagian Barat yang terindikasi memiliki potensi sangat mudah untuk terjadi kebakaran hutan dan lahan, dengan tingkat pengendalian kebakaran hutan dan lahan yang berada pada posisi sulit hingga sangat sulit, terutama dalam lima hari ke depan,” demikian bunyi siaran pers BMKG, Selasa (30/8/2016) pagi.

Selain Sumatera bagian Barat, BMKG juga melaporkan sejumlah wilayah dengan potensi karhutla yang tinggi, antara lain sebagian Sumatera Selatan, Bengkulu, Sumatera Barat, Aceh, Jambi, dan Sumatera Utara. Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah juga diperkirakan akan mengalami peningkatan potensi kebakaran dalam beberapa hari ke depan.

“Masyarakat dihimbau agar tidak melakukan aktifitas pembakaran lahan serta bagi masyarakat yang wilayahnya telah tercemari polusi asap agar dapat mengantisipasi dampaknya dengan menggunakan masker dan menjaga kondisi tubuh agar tidak mudah terserang penyakit,” imbau BMKG.

Bencana karhutla yang berulang kali terjadi di Sumatera maupun Kalimantan selalu mengundang reaksi dari negara-negara tetangga yang ikut terpapar asap. Jika asap benar-benar sampai ke Malaysia dan Singapura, besar kemungkinan kedua negara tersebut akan kembali bereaksi.

Namun, sebagaimana mengutip pernyataan resmi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya pada Sabtu (29/8/2916) lalu, upaya pemerintah mengatasi karhutla di Riau dan sekitarnya bukan atas dasar desakan dari negara lain.

“Indonesia menganut prinsip ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian. Tidak atas desakan-desakan,” ungkap Siti.

Siti juga menghimbau kepada semua pihak-pihak luar untuk menahan komentar-komentar yang tak perlu sebab yang sedang dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah upaya yang serius dan sistematis. Bukti dari keseriusan itu adalah berkurangnya titik api secara nasional yang diklaim Siti telah merosot hingga 70-90 persen.

Ia menyebutkan, jumlah titik api tahun 2016 dibanding tahun 2015 (Periode 1 Januari-28 Agustus) dari pantauan satelit NOAA18/19 mengalami penurunan dari 8.247 titik tahun lalu, menjadi 2.356 titik pada tahun ini atau lebih dari 74,64 persen.

Penurunan terbesar terjadi di Provinsi Riau dan Kalimantan Tengah. Di Riau, pada periode yang sama di tahun 2015 terdapat 1.292 titik api, sementara tahun ini turun jadi 317 titik. Sedangkan di Kalteng, dari 1.137 titik api tahun lalu, turun menjadi 56 titik api pada tahun ini.

Sementara berdasarkan satelit TERRA/AQUA (NASA), dengan periode yang sama, lanjut Siti, terlihat jumlah titik api tahun 2016 berkurang 74,70 persen dibanding tahun 2015.

“Tahun sebelumnya tercatat 11.690 titik api, tahun ini menjadi 2.937 titik api,” ujarnya.

Baca juga artikel terkait KARHUTLA atau tulisan lainnya dari Akhmad Muawal Hasan

tirto.id - Hard news
Reporter: Akhmad Muawal Hasan
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan