tirto.id - AS menerbangkan dua pesawat pembom B-1B supersonik di atas semenanjung Korea dalam sebuah latihan militer pada hari Minggu (30/7/2017). Pasalnya, duta besar AS untuk PBB Nikki Haley memperingatkan bahwa Cina, Jepang dan Korea Selatan perlu mengambil tindakan lebih tegas setelah uji coba rudal antarbenua Pyongyang yang terbaru.
Korea Utara mengatakan telah melakukan uji coba rudal balistik antarbenua yang berbeda pada hari Jumat lalu untuk membuktikan kemampuannya untuk menyerang daratan Amerika.
Baca juga: Rudal Antarbenua Korut Bisa Jangkau AS, Kim Jong Nam Puas
Nikki Haley, duta besar AS untuk PBB, mengatakan di Twitter pada hari Sabtu bahwa AS "selesai berbicara" tentang Korea Utara, yang "bukan hanya masalah AS", seperti dikutip dari The Guardian.
"Cina sadar mereka harus bertindak," kata Haley, mendesak Jepang dan Korea Selatan untuk meningkatkan tekanan dan meminta solusi internasional.
Penerbangan B-1B sebagai reaksi atas uji coba rudal hari Jumat lalu dan peluncuran roket Hwasong-14 Korea Utara pada tanggal 3 Juli, menurut sumber Pentagon. Pesawat pembom telah lepas landas dari sebuah pangkalan udara AS di Guam dan telah bergabung dengan jet tempur Jepang dan Korea Selatan selama latihan tersebut.
"Korea Utara tetap merupakan ancaman paling mendesak bagi stabilitas regional," kata Jenderal Terrence J O'Shaughnessy, komandan pasukan udara Pasifik.
"Jika dipanggil, kami siap untuk merespons dengan cepat, mematikan dan kekuatan yang luar biasa pada satu waktu dan tempat yang kami pilih,” jelasnya.
AS Uji Coba Pertahanan Rudal THAAD
Badan Pertahanan Rudal AS mengumumkan pada Minggu (30/7/2017) bahwa AS telah berhasil menembak jatuh rudal jarak menengah dalam uji coba terakhir program pertahanan rudal THAAD-nya, yang dirancang untuk melindungi negara tersebut dari ancaman potensial dari negara-negara seperti Korea Utara dan Iran.
Tes tersebut direncanakan sebelum meningkatnya ketegangan dengan Korea Utara dan melibatkan rudal jarak menengah, bukan tipe jarak jauh yang diuji oleh Korea Utara.
AS mengklaim uji coba sistem THAAD (Terminal High Altitude Area Defense) ini berhasil melumpuhkan rudal jarak menengah yang diluncurkan dari pesawat C-17 Angkatan Udara AS yang terbang di atas Pasifik dan sebuah unit THAAD di Alaska berhasil “mendeteksi, melacak dan melumpuhkan target itu”, menurut sumber Badan Pertahanan Misil AS, seperti dikutip dari Antara.
Badan ini mengungkapkan bahwa sukses itu adalah keberhasilan pencegatan yang ke-15 dari 15 kali uji coba sistem persenjataan THAAD. Sabtu kemarin Korea Selatan akan mempercepat uji coba THAAD di wilayahnya karena Korea Utara melakukan uji coba rudal antarbenua teranyar.
Bagian-bagian dari sistem pertahanan THAAD telah diangkut ke Korea Selatan pada masa pemerintahan mantan presiden Park Geun-Hye. Namun presiden baru Korea Selatan, Moon Jae-In, menangguhkan uji coba sistem senjata ini bulan lalu, atas alasan lingkungan.
Menteri Pertahanan Korea Selatan Song Young-Moo lalu menyatakan Seoul kini akan memulai mengonsultasikan uji coba sistem pertahanan THAAD sebagai jawaban atas uji coba terakhir rudal Korea Utara.
Uji coba sistem pertahanan rudal THAAD sempat membuat marah Cina yang menganggap sistem senjata ini akan mendestabilisasi kawasan.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri