tirto.id - Amerika Serikat menyerang pangkalan udara Suriah dini hari tadi. tindakan ini diperintahkan langsung oleh Presiden Donald Trump sebagai balasan aksi serangan senjata kimia yang dilakukan rezim Bashar Assad, pada Selasa lalu (4/4/2017).
Serangan ini ditargetkan mengarah ke pangkalan udara yang menyimpan senjata kimia. "Serangan ini dimaksudkan untuk mencegah rezim menggunakan senjata kimia lagi," ucap Kapten Angkatan Laut. Jeff Davis, juru bicara Pentagon dikutip dari USA Today.
Kata Davis, Militer AS telah memberitahu militer Rusia sebelum rudal diluncurkan. Seperti diketahui saat ini Rusia mengerahkan pasukannya di Suriah untuk mendukung pemerintah Bashar al-Assad. “Analisis militer AS telah mengambil tindakan pencegahan untuk meminimalkan risiko bagi personil Rusia atau Suriah yang berada di pangkalan." katanya lagi.
Meski begitu, ucapan ini bertolak belakang dengan pernyataan Menteri Luar Negeri, Rex Tillerson yang menyebut Trump tidak membocorkan informasi ini terlebih dahulu kepada Presiden Rusia Vladamir Putin. “Kami tidak mencari persetujuan dari Moskow,” kata Menteri Luar Negeri Rex Tillerson kepada TIME.
Tillerson bahkan mengkritik Rusia yang telah gagal untuk mengamankan senjata kimia. Rusia memang ditugasi oleh PBB untuk mengawasi Suriah pasca negara itu melakukan serangan senjata kimia pada 2013 silam. "Jelas Rusia telah gagal dalam tanggung jawabnya untuk memenuhi komitmen yang dibuat kembali 2013,” kata Tillerson.
" Entah Rusia telah terlibat atau tidak kompeten dalam kemampuannya mengawasi itu.”
Awal pekan ini, setidaknya 72 orang, termasuk banyak anak-anak, tewas di kota Khan Sheikhoun akibat serangan senjata kimia. Badan-badan intelijen AS, Inggris, Israel dan Perancis menuding pelakunya adalah rezim Suriah.
Penulis: Aqwam Fiazmi Hanifan
Editor: Aqwam Fiazmi Hanifan