tirto.id - Amerika Serikat (AS) akan memberikan sanksi kepada 5 negara di Asia yang mengimpor minyak dari Iran.
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo secara resmi mengumumkan memberhentikan keringanan sampai 2 Mei mendatang kepada delapan negara yang masih mengimpor minyak dari Iran.
“Kami sudah menjelaskan jika Anda tidak mematuhi aturan, ini akan ada sanksi,” katanya sebagaimana dilansir CNN.
Pemerintah AS mengatakan, khususnya kepada lima negara, yaitu Jepang, Korea Selatan, Turki, Cina dan India bahwa mereka tidak akan lagi dibebaskan dari sanksi AS jika mereka terus mengimpor minyak Iran.
Kelima negara tersebut merupakan pelanggan terbesar yang mengimpor minyak dari Iran.
Melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Geng Shuang pada Senin (22/4/2019) mengatakan, Cina sangat menentang keputusan sebelah pihak dari otoritas AS yang akan memberikan sanksi kepada negara yang masih bekerja sama untuk mengimpor minyak dari Iran.
"Cina menentang sanksi sepihak dan apa yang disebut 'yurisdiksi lengan panjang' yang dijatuhkan AS. Kerja sama kami dengan Iran terbuka, transparan, sah dan sah, sehingga harus dihormati.” tegas Shuang diwartakan CNN.
Para analis mengatakan, Cina tidak mungkin untuk sepenuhnya menghentikan impor minyak dari Iran.
Sikap pertetantangan yang sama juga dilakukan oleh Turki atas keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah AS.
“Turki menolak sanksi dan pemaksaan unilateral tentang cara melakukan hubungan dengan tetangga,” kata Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu dalam cuitannya di akun Twitter, pada Senin (22/4/2019).
“Keputusan AS untuk mengakhiri sanksi keringanan pada impor minyak Iran tidak akan melayani perdamaian dan stabilitas regional, namun akan merugikan rakyat Iran.” Tambahnya.
Pada hari Selasa (23/4/2019) Menteri Perdagangan dan Industrinya Jepang, Hiroshige Seko mengatakan akan mendapatkan dampak yang sangat signifikan dari keputusan pemerintah paman sam itu.
“Kami akan mengawasi pasar minyak internasional dan bertukar pandangan dengan perusahaan-perusahaan Jepang yang terlibat dalam impor minyak mentah dan mungkin mempertimbangkan untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan," kata Seko seperti diwartakan Aljazeera.
Pelanggan besar Iran lainnya adalah negara India yang mengimpor sebanyak 18 persen dari minyak mentak Iran tidak berkomentar atas keputasan AS yang telah dikeluarkan.
Namun Korea Selatan merasa kesulitan untuk menemukan sumber-sumber alternatif yang sesuai dengan kualitas dan harga yang ditawarkan Iran.
“Pemerintah Korea Selatan telah melanjutkan pembicaraan dengan AS, sementara komunitas bisnis Korea Selatan telah melobi untuk perpanjangan setelah 1 Mei,” menurut koresponden AlJazeera di Seoul Rob McBride.
Analis Ekonomi Asia mengatakan, negara Asia masih bergantung dengan kualitas minyak Iran dan keputusan AS ini akan memberikan dampak kenaikan harga minyak di pasar.
“Tentu saja, kita akan melihat beberapa reaksi dari harga minyak yang lebih tinggi. Dampaknya akan menyebar ke harga komoditas lainnya dan menyebabkan tekanan inflasi di ekonomi regional, dan kita harus mulai melihat lebih banyak dari itu di India, di mana inflasi sudah mulai meningkat.” kata Prakash Sakpal, ekonom Asia di Bank ING dilansir AlJazeera.
Editor: Yandri Daniel Damaledo