Menuju konten utama

Arti Gong Xi Fa Cai, Ucapan Imlek Lainnya & Sejarah Tahun Baru Cina

Gong Xi Fa Cai umum diucapkan saat perayaan Imlek meski terdapat ungkapan lain yang lebih tepat. Berikut ini daftar ucapan itu dan sejarah tahun baru Cina.

Arti Gong Xi Fa Cai, Ucapan Imlek Lainnya & Sejarah Tahun Baru Cina
Warga membakar dupa saat mempersiapkan persembahan altar dewa pada Cetiya Xiu Fa Thang atau di rumahnya di Salatiga, Jawa Tengah, Jumat (5/2/2021). ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho.

tirto.id - Gong Xi Fa Cai adalah ucapan paling populer saat perayaan Imlek. Namun, terdapat ucapan Imlek lainnya.

Imlek adalah Tahun Baru Cina, yang biasanya dirayakan secara besar-besaran hampir di seluruh dunia. Imlek erat kaitannya dengan angpau, barongsai, kembang api, serta makanan khas seperti siu mie, kue keranjang, dan lain-lain.

Tahun Baru Cina atau Imlek juga jadi waktu berkumpul bagi keluarga dan teman-teman untuk makan bersama. Kembang api dinyalakan untuk mengusir roh-roh jahat, anak-anak akan mendapat hadiah berupa angpau amplop merah. Orang-orang Cina juga akan menghormati leluhur dan tokoh-tokoh sejarah.

Perayaan Imlek tahun ini akan sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, sebab ada pandemi virus corona COVID-19. Namun, Anda tak perlu khawatir, perayaan Imlek tetap bisa dilakukan dengan tradisi dan beberapa penyesuaian.

Misalnya, jika Anda tak bisa memberi angpau amplop merah secara langsung, Anda bisa mengirimnya via e-money atau transfer ke rekening.

Selain itu, Anda juga bisa mengirim hampers atau parcel Imlek dengan ucapan "Gong Xi Fa Cai" atau "Xin Nian Kuai Le" untuk orang-orang terdekat yang Anda kasihi, dengan harapan mereka bisa mendapat tahun baru yang penuh berkah dan kemakmuran.

Arti Gong Xi Fa Cai dan Ucapan Imlek Lainnya

Gong Xi Fa Cai dan Xin Nian Kuai Le adalah dua ucapan Imlek yang umumnya dipakai untuk menyelamati orang saat Tahun Baru Cina. Istilah "Gong Xi Fa Cai" pada dasarnya tak berarti selamat tahun baru. Secara harfiah, artinya "semoga mendapatkan lebih banyak kekayaan/kemakmuran."

Gong xi fa cai adalah ucapan paling umum saat perayaan Imlek. "Gong xi" berarti "selamat" dan juga cara untuk mengucapkan sukacita. "Fa cai" artinya menjadi kaya atau menghasilkan uang. Jadi mengucapkan gong xi fa cai berarti berharap sukacita dan kemakmuran di tahun baru.

Umumnya, sesama pemilik bisnis dan rekan kerja menggunakan gong xi fa cai sebagai cara untuk mengucapkan "selamat tahun baru" dalam bahasa Cina.

Selain gong xi fa cai, xin nian kuai le juga bisa menjadi ucapan Tahun Baru. "Kuai le" berarti "bahagia" atau "gembira," dan "xin nian" berarti "tahun baru." Xin nian kuai le adalah cara untuk mengucapkan selamat tahun baru dalam bahasa Cina kepada teman tanpa merujuk uang, finansial, atau materi.

Ucapan lain untuk Imlek adalah “Xin Nian Jin Pu” (semoga mendapat kemajuan di tahun baru ini), “Wan Shi Ru Yi” (semoga semua harapanmu terpenuhi), “Shen Ti Jian Kang” (semoga sehat selalu), dan “Sui Sui Ping An” (berharap Anda terhindar dari semua celaka).

Sejarah Imlek atau Tahun Baru Cina

Tahun Baru Cina atau Imlek adalah festival tahunan yang dilakukan oleh komunitas Tionghoa di seluruh dunia. Peringatan ini dimulai dengan bulan baru yang terjadi antara 21 Januari dan 20 Februari menurut kalender.

Dilansir Britannica, Imlek juga terkadang disebut sebagai Lunar New Year karena tanggal perayaannya mengikuti fase bulan. Sejak pertengahan 1990-an, orang-orang di Cina mendapat cuti tujuh hari berturut-turut selama Imlek. Pekan cuti ini disebut Festival Musim Semi (Spring Festival).

Salah satu legenda atau asal-usul Imlek yang paling terkenal adalah bahwa ribuan tahun yang lalu monster bernama Nian (“Tahun”) akan menyerang penduduk desa di setiap awal tahun baru. Monster itu takut dengan suara keras, cahaya terang, dan warna merah, jadi benda-benda itu digunakan untuk mengusir monster.

Imlek juga merupakan perayaan untuk menyambut tahun lama dan membawa keberuntungan serta kemakmuran tahun baru, oleh karena itu peringatan ini melibatkan petasan, kembang api, dan pakaian serta dekorasi merah. Anak-anak diberi uang dalam amplop merah. Selain itu, Tahun Baru Imlek adalah waktu untuk berpesta dan mengunjungi anggota keluarga. Tradisi Imlek juga dilakukan untuk menghormati kerabat yang telah meninggal.

Tradisi Tahun Baru Imlek lainnya adalah membersihkan rumah secara menyeluruh untuk menyingkirkan kesialan. Beberapa orang menyiapkan dan menikmati makanan khusus pada hari-hari tertentu selama perayaan.

Acara terakhir yang diadakan selama Tahun Baru Imlek disebut Festival Lentera, di mana orang-orang menggantungkan lentera yang bersinar di kuil atau membawanya selama parade malam hari.

Karena naga adalah simbol keberuntungan Cina, tarian naga menyoroti perayaan festival di banyak daerah. Prosesi ini melibatkan naga panjang berwarna-warni yang dibawa melalui jalan-jalan oleh banyak penari.

Tips Perayaan Imlek Era Pandemi Agar Aman dari COVID-19

Perayaan Imlek tahun era pandemi dapat dijadikan sebuah momentum untuk melakukan refleksi diri sekaligus turut mendoakan agar bangsa Indonesia dapat segera terbebas dari COVID-19.

Berikut ini lima tips perayaan Imlek era pandemi agar aman dari penularan COVID-19 sebagaimana disarankan oleh Satgas COVID-19:

  • Saat melakukan tradisi bersih-bersih rumah untuk sambut rezeki dan keberuntungan, sekalian gunakan desinfektan agar lebih aman dari virus COVID-19
  • Persiapan makan malam Tahun Baru Imlek dengan menambahkan menu-menu bergizi seimbang
  • Lakukan tradisi berkunjung ke rumah sanak saudara dan keluarga besar secara virtual dengan berbagai aplikasi yang menyediakan panggilan video (video call)
  • Tradisi kirim angpao bisa memanfaatkan teknologi pengiriman uang elektronik, seperti m-banking atau dompet digital (e-wallet)
  • Jika melakukan aktivitas di luar rumah selama Imlek berlangsung, ingat untuk disiplin 3M: memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, serta mencuci tangan pakai sabun setiap akan menyentuh area wajah.

Baca juga artikel terkait IMLEK atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Yantina Debora
Penyelaras: Ibnu Azis