tirto.id - Akulturasi, asimilasi, amalgamasi, serta contohnya menjelaskan tentang percampuran dua budaya maupun pengaruhnya terhadap masyarakat. Simak artikel ini untuk mengetahui pengertian dan contohnya.
Ketiga istilah dalam kajian sosiologi di atas memiliki arti yang mirip. Namun demikian, peserta didik tetap bisa melihat sejumlah perbedaan tiga istilah tersebut.
Perbedaan ini dapat dilihat dari pengertian dan contoh akulturasi, asimilasi, serta amalgamasi. Siswa-siswi dapat membaca keterangan berikut untuk memahaminya secara lebih dalam.
Apa Itu Akulturasi dalam Sosiologi?
Mengutip Mirriam Webster, akulturasi adalah perubahan budaya dari individu atau kelompok dengan cara menyesuaikan. Hal ini berlaku pula pada perubahan akibat meminjam ciri-ciri budaya lain.
Seperti dikutip dari JOM FISIP UNRI, akulturasi termasuk proses sosial yang muncul karena terpaparnya seseorang atau kelompok oleh budaya asing. Kebudayaan asing diterima, namun tidak menghilangkan budaya asli masyarakat.
Contoh akulturasi adalah masuknya musik rap ke Indonesia. Jenis musik rap diterima dan diadopsi oleh beberapa penyanyi yang mengaku rapper, namun tidak semuanya mentah-mentah diterima.
Beberapa penyanyi sekarang kerap mendendangkan rap dengan bahasa nasional, yaitu Indonesia. Ada pula penyanyi rap dengan bahasa Jawa, bahasa Sunda, dan bahasa daerah lainnya.
Pengertian Amalgamasi dalam Sosiologi
Dilansir dari Mirriam Webster, amalgamasi adalah proses meleburnya dua hal yang berbeda menjadi satu. Percampuran ini lebih spesifik terjadi pada budaya dengan ciri biologis, fisik, dan identitas.
Mengutip jurnal Mimbar, amalgamasi mencampur dua kebudayaan berdasarkan asal, fisik, dan identitas sehingga memunculkan suatu rumpun. Amalgamasi awalnya mengacu pada campuran biologis ataupun pernikahan antara etnis kulit putih dan non-putih di Barat.
Sebut contohnya perkawinan orang Afrika dari etnis kulit hitam dengan orang Eropa dari etnis kaukasia. Adapun kini amalgamasi secara umum menjelaskan tentang perkawinan dua etnis berbeda.
Di Indonesia, pernikahan amalgamasi dapat berupa perkawinan dari dua mempelai yang berbeda suku atau adat. Teori ini berlaku juga pada perkawinan beda agama dan perkawinan beda negara.
Amalgamasi dapat mempertahankan budaya asli setiap identitas. Namun demikian, berbagai budaya baru juga dapat muncul akibat perkawinan dua identitas yang berbeda tersebut.
Apa Itu Asimilasi dalam Sosiologi
Percampuran budaya tidak selamanya mempertahankan identitas asli dari budaya bersangkutan. Jika identitas khas dari kedua budaya itu berkurang atau hilang, percampuran budaya tersebut dikenal dengan istilah asimilasi.
Mengutip KBBI, asimilasi adalah penyesuaian diri terhadap kebudayaan dan pola-pola perilaku tertentu. Asimilasi berarti juga penggabungan dua kebudayaan yang berbeda hingga membentuk budaya baru, kemudian mengakibatkan reduksi atau hilangnya budaya asli.
Contoh asimilasi adalah masyarakat Indonesia yang menggunakan kata-kata serapan bahasa asing. Misalnya bahasa Inggris "game", kini diserap menjadi salah satu kosa kata bahasa Indonesia "gim".
Sesuai contoh di atas, ciri khas linguistik mengalami perubahan karena percampuran bentuk serapan dua bahasa. Sejumlah kata asing juga kerap berubah penulisannya mengikuti pelafalan masyarakat penyerap.
Perbedaan Asimilasi dan Akulturasi
Apa perbedaan asimilasi dan akulturasi? Perbedaan antara asimilasi dan akulturasi salah satunya terletak pada bentuk penerimaan oleh pihak di luar masyarakat bersangkutan.
Perubahan budaya akibat asimilasi memerlukan validasi dan penerimaan masyarakat luar kelompok. Oleh sebab itu, pihak eksternal menerima hal yang berubah sebagai budaya baru suatu masyarakat.
Adapun akulturasi tidak membutuhkan validasi maupun penerimaan masyarakat luar. Suatu masyarakat dapat meminjam ciri budaya kelompok lain dengan tetap mempertahankan budaya aslinya.
Tirto telah merangkum materi ajar tentang akulturasi, asimilasi, amalgamasi, dan berbagai bahasan sosiologi lainnya. Pastikan untuk terus mengikuti informasi terbaru seputar materi ajar di sini.
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Iswara N Raditya
Penyelaras: Yuda Prinada
Masuk tirto.id





































