tirto.id - Anak harimau milik Alshad Ahmad mati. Kematian harimau yang diberi nama Cenora tersebut diumumkan melalui melalui akun Instagramnya @alshadahmad, pada 25 Juli 2023.
"Selamat istirahat ya sayang, makasih atas kehadiran kamu disini yang selalu bikin kita semua bahagia, happy, terhibur karena lucunya, gemesnya dan tingkah-tingkah kamu. Papah sayang banget sama Cenora,” tulisnya.
Kematian peliharaannya Alshad membuat geger publik, pasalnya Harimau merupakan hewan yang harus hidup di alam liar, bukan dalam penangkaran seperti yang dilakukan oleh sepupu Raffi Ahmad tersebut.
Menurut resmi WWF, pemeliharaan harimau melalui breeding atau pengembangbiakkan harimau bukan konsep konservasi.
Sebab, WWF menilai, bahwa breeding, alih-alih membuat harimau akan sejahtera. Justru dengan melakukan breeding harimau lebih banyak menderita.
Apa itu Breeding Harimau?
Breeding adalah pengembang biakkan harimau merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk menjaga populasi harimau. Dimana tujuannya, agar harimau bisa terus beranak pinak dan populasinya terjaga.
Namun, menurut data yang dirilis oleh WWF, ada sekitar 5.000 harimau yang dipelihara di Amerika Serikat, sekitar 3.900 ekor yang tersisa hidup di alam liar.
Diperkirakan sebagian besar harimau dalam kurungan ini dimiliki secara pribadi dan tinggal di halaman belakang rumah, tempat wisata pinggir jalan, dan fasilitas penangkaran pribadi.
Hanya sekitar 6% dari populasi harimau dalam kurungan di Amerika Serikat yang berada di kebun binatang dan fasilitas lain yang mendapatkan izin oleh Asosiasi Kebun Binatang dan Akuarium.
Sisanya atau lebih banyaknya dari pemilik harimau pribadi ini tidak terlatih dengan baik untuk merawat hewan liar, sehingga hewan-hewan tersebut rentan terhadap perlakuan buruk dan eksploitasi.
Dengan data tersebut, bahwa breeding harimau untuk tujuan menjaga populasi diperbolehkan. Namun, bukan untuk kesenangan pribadi. Tapi untuk terus menjaga populasi harimau itu sendiri.
Selain itu, dalam menjaga populasi harimau untuk menciptakan populasi baru yang layak untuk berkembang biak.
Sehingga fokus utamanya adalah perlindungan yang memadai kepada harimau. Serta penerapan breeding harus dilakukan di alam liar.
Jika itu dilakukan, menurut WWF, jumlah harimau akan terus meningkat di seluruh wilayah jelajah alaminya, tetapi upaya konservasi perlu difokuskan pada pemulihan populasi liar bukan pada penangkaran.
Risiko Breeding Harimau
Breeding harimau yang dilakukan di Amerika Serikat, menurut WWF, seringkali mengizinkan manusia berkontak dengan harimau, termasuk kesempatan untuk berfoto dan bermain dengan anak harimau.
Dampaknya berbahaya. Selain tidak hanya kesejahteraan harimau-harimau ini yang terancam, tetapi kesehatan dan keselamatan publik juga berisiko selama pertemuan ini.
Hal ini diperparah dengan tidak adanya kebijakan yang memadai dalam memantau harimau. Tidak ada satupun lembaga pemerintah yang memantau dan melacak keberadaan harimau yang ada dalam penangkaran.
Misalnya, siapa yang memilikinya, kapan mereka diperjualbelikan, atau apa yang terjadi pada bagian-bagian tubuh mereka yang berharga ketika mereka mati.
Pengawasan yang lebih terpusat dan ketat terhadap harimau-harimau dalam kurungan diperlukan. Hal tersebut bertujuan untuk memastikan, bahwa mereka tidak menjadi komoditas perdagangan ilegal yang mengancam harimau-harimau liar.
Selain itu, pengawasan yang ketat, juga untuk memastikan kesejahteraan yang layak bagi setiap individu satwa dan keselamatan publik.
Penulis: Sulthoni
Editor: Dipna Videlia Putsanra