tirto.id - As-Sami adalah bagian dari asmaulhusna. Apa arti As-Sami dan contoh perilaku untuk meneladani maknanya?
Asmaulhusna merupakan nama-nama Allah yang baik. Allah menetapkan sendiri nama tersebut yang sekaligus menjadi sifat-Nya.
Setiap nama Allah mengandung kebaikan. Umat Islam bisa meneladani asmaulhusna dengan sebelumnya memahami makna yang dikandungnya. Berikut penjelasan mengenai As-Sami artinya dan contohnya yang mudah dipahami.
Arti Asmaulhusna As-Sami
Asmaulhusna As-Sami memiliki arti Yang Mahamendengar. Akar kata As-Sami dalam bahasa Arab Klasik bermakna mendengar, menyimak untuk memahami, menerima, perintah untuk memperhatikan, hingga penuh perhatian agar mengerti apa yang didengarkan.
As-Sa'di dalam Tafsir Asma'illah Al-Husna mengatakan bahwa pengertian As-Sami yaitu Yang mendengar segala suara dengan beragam bahasa dan kebutuhan; Yang rahasia, bagi-Nya adalah nyata; dan Yang jauh, bagi-Nya adalah dekat.
Ada makna pendengaran Allah ini memiliki dua bentuk, yaitu pendengaran umum dan pendengaran yang khusus. Pendengaran Allah yang umum artinya Allah subhanahu wa ta'ala mendengarkan semua suara baik lahir atau pun batin, termasuk suara tersembunyi sampai yang jelas. Tidak ada yang luput dari pendengaran Allah dan hal itu menjadi bukti kesempurnaan-Nya.
Adapun pendengaran khusus yaitu pendengaran Allah yang disertai dengan pengabulan-Nya. Hal ini akan didapatkan oleh orang-orang yang berdoa dan beribadah kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Allah memberikan pahala dan ijabah atas berbagai hal yang dipanjatkan hamba-Nya.
Pendengaran Allah subhanahu wa ta'ala memiliki daya yang tidak terbatas. Allah mengetahui suara hati dan segala yang terbersit di benak setiap makhluk-Nya.
Mengapa Allah itu As-Sami, sebutkan bukti-buktinya! Selain memahami makna nama As-Sami, setiap muslim juga perlu mengimani bahwa sifat pendengaran Allah Mahaluas. Contoh As-Sami dirasakan langsung oleh sahabiyah Khaulah binti Tsa'labah.
Khaulah telah mengadukan kejelekan akhlak suami pada Rasulullah ﷺ. Suami Khaulah sampai mengatakan bahwa sang istri haram untuknya. Hal ini menjadi sebab turunnya ayat (asbabunnuzul) pertama surah Al-Mujadalah:
قَدۡ سَمِعَ ٱللَّهُ قَوۡلَ ٱلَّتِي تُجَٰدِلُكَ فِي زَوۡجِهَا وَتَشۡتَكِيٓ إِلَى ٱللَّهِ وَٱللَّهُ يَسۡمَعُ تَحَاوُرَكُمَآۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَمِيعُۢ بَصِيرٌ
Artinya: “Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (perkaranya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Al-Mujadalah: 1)
Dalil As-Sami
Dalil asmaulhusnaAs-Sami disebutkan dalam Al-Qur'an. Sebagian hadis Nabi Muhammad ﷺ juga menerangkan mengenai nama dan sifat As-Sami. Berikut berbagai dalil As-Sami:
1. Surah Al-Baqarah ayat 127
وَاِذْ يَرْفَعُ اِبْرٰهٖمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَاِسْمٰعِيْلُۗ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۗ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُWa iż yarfa'u ibrāhīmul-qawā'ida minal-baiti wa ismā'īl, rabbanā taqabbal minnā, innaka antas-samī'ul-'alīm
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Ismail, (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”(QS. Baqarah:127)
2. Surah Al-Baqarah ayat 137
فَاِنْ اٰمَنُوْا بِمِثْلِ مَآ اٰمَنْتُمْ بِهٖ فَقَدِ اهْتَدَوْا ۚوَاِنْ تَوَلَّوْا فَاِنَّمَا هُمْ فِيْ شِقَاقٍۚ فَسَيَكْفِيْكَهُمُ اللّٰهُ ۚوَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ ۗFa in āmanụ bimiṡli mā āmantum bihī fa qadihtadau, wa in tawallau fa innamā hum fī syiqāq, fa sayakfīkahumullāh, wa huwas-samī'ul-'alīm
Artinya: “Maka jika mereka telah beriman sebagaimana yang kamu imani, sungguh, mereka telah mendapat petunjuk. Tetapi jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (denganmu), maka Allah mencukupkan engkau (Muhammad) terhadap mereka (dengan pertolongan-Nya). Dan Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”(QS. Al Baqarah:137)
3. Surah Al-Anfal ayat 17
فَلَمْ تَقْتُلُوْهُمْ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ قَتَلَهُمْۖ وَمَا رَمَيْتَ اِذْ رَمَيْتَ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ رَمٰىۚ وَلِيُبْلِيَ الْمُؤْمِنِيْنَ مِنْهُ بَلَاۤءً حَسَنًاۗ اِنَّ اللّٰهَ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌFa lam taqtulụhum wa lākinnallāha qatalahum wa mā ramaita iż ramaita wa lākinnallāha ramā, wa liyubliyal-mu`minīna min-hu balā`an ḥasanā, innallāha samī'un 'alīm
Artinya: "Maka (sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, melainkan Allah yang membunuh mereka, dan bukan engkau yang melempar ketika engkau melempar, tetapi Allah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui." (QS. Al Anfal:17)
4. Surah Ali Imran ayat 35
إِذۡ قَالَتِ ٱمۡرَأَتُ عِمۡرَٰنَ رَبِّ إِنِّي نَذَرۡتُ لَكَ مَا فِي بَطۡنِي مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلۡ مِنِّيٓۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُIż qālatimra`atu ‘imrāna rabbi innī nażartu laka mā fī baṭnī muḥarraran fa taqabbal minnī, innaka antas-samī’ul-‘alīm
Artinya: "(Ingatlah), ketika istri Imran berkata, 'Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitulmaqdis). Karena itu, terimalah (nazar) itu dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui'.” (Ali Imran: 35)
5. Surah Ibrahim ayat 39
ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِي وَهَبَ لِي عَلَى ٱلۡكِبَرِ إِسۡمَٰعِيلَ وَإِسۡحَٰقَۚ إِنَّ رَبِّي لَسَمِيعُ ٱلدُّعَآءُِal-ḥamdu lillāhillażī wahaba lī ‘alal-kibari ismā’īla wa is-ḥāq, inna rabbī lasamī’ud-du’ā`
Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua(ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Rabbku, benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa.” (Ibrahim: 39)
6. Hadis riwayat Abu Dawud
Abu Hurairah radhiallahu anhu, ia mengatakan bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam membaca ayat ini,إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُكُمۡ أَن تُؤَدُّواْ ٱلۡأَمَٰنَٰتِ إِلَىٰٓ أَهۡلِهَا وَإِذَا حَكَمۡتُم بَيۡنَ ٱلنَّاسِ أَن تَحۡكُمُواْ بِٱلۡعَدۡلِۚ إِنَّ ٱللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِۦٓۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ سَمِيعَۢا بَصِيرًا
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (an-Nisa: 58)
Lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat.” Beliau meletakkan ibu jarinya pada telinganya dan jari telunjuknya pada matanya. (Sahih, HR. Abu Dawud, “Kitab as-Sunnah”, “Bab fil Jahmiyyah”; Syaikh Al-Albani menilai hadis ini sahih)
5 Contoh Perilaku As-Sami
Asmaulhusna As-Sami dapat dijadikan teladan bagi setiap orang untuk berbuat baik sebagaimana sifat yang melekat pada nama Allah tersebut. Beberapa perilaku yang mencerminkan semangat As-Sami yaitu:
1. Berbicara hanya pada hal yang baik dan bermanfaat
Allah Mahamendengar apapun yang diucapkan secara lisan atau dalam batin manusia. Oleh sebab itu, setiap orang hendaknya menjaga lisannya dengan hanya mengatakan yang baik dan benar karena semua perkataan akan dipertanggungjawabkan di akhirat.2. Membiasakan untuk berdoa kepada Allah
Allah adalah satu-satunya Zat yang berhak untuk dimintai pertolongan. Doa yang dipanjatkan akan dikabulkan oleh Allah melalui tiga cara yaitu doanya segera dijabah, Allah menyimpannya sebagai pahala di akhirat, atau Allah akan menghilangkan keburukan yang setara.3. Berzikir dan membaca Al-Qur'an
Setiap ucapan zikir hingga bacaan Al-Qur'an akan didengar oleh Allah. Luruskan niat untuk beribadah dan mencari rida Allah saat melakukannya.4. Memohon ampun pada Allah dengan istigfar dan bertobat
Tidak ada hamba yang lepas dari dosa dan kemaksiatan. Memohon ampun dengan istigfar menjadi jalan untuk bertobat. Allah mendengarkan setiap permohonan hamba-Nya.5. Tidak menyakiti orang lain dengan perkataan keji
Perkataan keji bisa membuat perasaan orang lain tersakiti. Permusuhan pun bisa muncul dari pertengkaran lisan. Hindari berkata kasar yang bisa membuat perseteruan.Apa Hikmah dari Asmaulhusna As-Sami?
Hikmah mengimani nama AllahAs-Sami yaitu seseorang menjadi lebih mengenal keagungan dan kesempurnaan Allah. Selain itu, seorang hamba akan memahami bahwa pendengaran yang dimilikinya banyak keterbatasan.
Dalam perkara tauhid, seorang muslim jadi makin bertambah imannya karena Allah satu-satunya sesembahan yang bisa mendengarkan permohonan hamba. Sesembahan lain seperti patung dan lainnya hanyalah benda mati yang tidak ada artinya.
Nabi Ibrahim pernah menasihati ayahnya terkait penyembahan patung berhala yang dilakukan kaumnya saat itu. Dalam Al-Qur'an disebutkan:
إِذۡ قَالَ لِأَبِيهِ يَٰٓأَبَتِ لِمَ تَعۡبُدُ مَا لَا يَسۡمَعُ وَلَا يُبۡصِرُ وَلَا يُغۡنِي عَنكَ شَيًۡٔا
Artinya: "Ingatlah ketika ia berkata kepada ayahnya, 'Wahai ayahku, mengapa engkau menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat, dan tidak dapat menolongmu sedikit pun?'” (Maryam: 42)
Keimanan pada asmaulhusnaAs-Sami juga dapat membuat muslim menyadari Allah akan mendengar setiap permintaan melalui doa. Selain itu, muslim juga sepantasnya menjaga tutur kata dengan menjauhi ucapan yang tidak diridai Allah. Allah itu As-Sami, Mahamendengar.
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Yulaika Ramadhani
Penyelaras: Ilham Choirul Anwar