Menuju konten utama

Arti "Ankara Messi" & Aksi La Pulga vs Gvardiol di Usia 35 Tahun

Arti "ankara Messi" atau "encara Messi" dicari usai aksi Lionel Messi saat duel vs Josko Gvardiol dalam semifinal Piala Dunia 2022 Argentina vs Kroasia.

Arti
Pemain Argentina Lionel Messi (10) dan rekan satu timnya merayakan setelah mengalahkan Kroasia 3-0 dalam pertandingan sepak bola semifinal Piala Dunia di Stadion Lusail di Lusail, Qatar, Selasa, 13 Desember 2022. (Foto AP / Natacha Pisarenko)

tirto.id - Arti 'ankara Messi' banyak dicari oleh pengguna internet setelah Lionel Messi menunjukkan aksi ciamik saat berduel melawan Josko Gvardiol dalam laga Argentina vs Kroasia pada Rabu (14/12/2022). La Pulga yang sudah berusia 35 tahun dengan lincah melewati Gvardiol, bek berusia 20 tahun yang jadi pusat perhatian di Piala Dunia 2022.

Dengan usia Lionel Messi yang sudah tak muda lagi, aksi lincah La Pulga dalam menggiring bola memang tak lagi sebanyak ketika ia masih muda. Namun, Si Nomor 10 Argentina sebenarnya tetap menunjukkan kemampuannya dalam dribble bola dan melewati lawan.

Urusan rata-rata dribble sukses dalam setiap laga, berdasarkan data WhoScored, Messi memiliki kisaran 2,5 kali dalam setiap laga. Hanya 4 pemain yang mempunyai rerata lebih banyak, yaitu Jamal Musiala dari Jerman (6,3 kali), Alphonso Davies dari Kanada (3,7), Mohammed Kudus dari Ghana (3,3), dan Kylian Mbappe dari Prancis dengan rata-rata 3 kali.

Khusus dalam pertandingan Argentina vs Kroasia di semifinal Piala Dunia 2022, Lionel Messi dicatat WhoScored melakukan 4 kali dribble sukses dari 9 kali percobaan (akurasi 44 persen).

Salah satu momentum paling brilian dilakukan oleh La Pulga pada menit 69. Ketika itu untuk kesekian kalinya La Pulga berduel dengan Josk Gvardiol, bek Kroasia berusia 20 tahun yang jadi salah satu bintang Piala Dunia 2022. Bek dengan tinggi badan 185 cm itu memiliki keunggulan fisik dari Messi yang cuma 169 cm.

Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Messi memang tidak langsung melewati Gvardiol dalam sekali libas. Namun, ia cerdik dalam memanfaatkan momentum dan jeda. Bergerak dari sisi kiri pertahanan Kroasia, La Pulga melakukan dribble, lalu berhenti dua kali.

Ketika ia sudah membaca titik lemah Gvardiol, Messi melesat tak terbendung lagi, mengecoh sang bek tangguh, lalu mengumpan untuk gol ketiga Argentina yang dicetak Julian Alvarez. Ini menjadi salah satu assist istimewa dalam Piala Dunia 2022.

Usia Messi sudah sangat berbeda dibandingkan era jayanya dulu dalam urusan duel 1 vs 1. Oleh karenanya, tidak sedikit yang membandingkan aksi La Pulga saat menghadapi Gvardiol dengan aksi-aksinya pada masa lalu.

Pada masa mudanya, Lionel Messi terkenal melakukan dribble-dribble panjang nan spektakuler. Inilah yang kemudian memunculkan frasa 'ankara Messi'.

Arti 'Ankara Messi' & Gol Spektakuler vs Getafe

Frasa 'ankara Messi' sebenarnya tidaklah tepat, karena yang tepat adalah 'encara Messi' dalam bahasa Catalunya. Ucapan ini dilontarkn oleh Joaquim Maria Puyal ketika mengomentari aksi Lionel Messi dalam laga Barcelona kontra Getafe di leg pertama semifinal Copa del Rey 2006/2007.

Dalam kemenangan Barcelona 5-2 atas Getafe itu, Messi mencetak 2 gol. Salah satunya adalah dengan melewati 5 pemain belakang El Geta setelah menerima umpan dari Xavi di tengah lapangan. Dengan kecepatan tinggi, Messi lolos dari satu demi satu hadangan lawan sebelum menjaringkan gol.

Joaquim Maria Puyal menyebutkan "Envía cap a la dreta per Xavi, assisténcia de Xavi i més cap a la dreta per Messi, Messi, Messi, Messi, Messi, Messi, Messi, Messi, i més, Messi, encara Messi, encara Messi, encara, Messi, encara Messi, encara Messi, encara Messi, encara Messi, encara Messi, encara Messi, encara Messi, encara Messi."

"Encara" diartikan sebagai "masih". Artinya, bola masih dibawa Messi, dan masih terus dibawa La Pulga hingga terciptanya gol sensasional yang mirip aksi Diego Maradona di Piala Dunia 1986 saat melawan Inggris.

Di sisi lain, meski gol itu luar biasa, ada cerita sedih di balik aksi "ankara Messi". Pasalnya, dalam leg kedua semifinal Copa del Rey musim tersebut, Barcelona yang sudah unggul 5-2 dari Getafe, justru kalah telak 4-0 di Coliseum Alfonso Perez. El Geta sendiri tidak lantas jadi juara. Pasalnya, di laga final, mereka dikandaskan Sevilla 1-0.

Baca juga artikel terkait PIALA DUNIA 2022 atau tulisan lainnya dari Fitra Firdaus

tirto.id - Olahraga
Penulis: Fitra Firdaus
Editor: Iswara N Raditya