Menuju konten utama

Arsitektur Tanean Lanjang Rumah Adat Masyarakat Madura & Fungsinya

Arsitektur dan fungsi rumah adat masyarakat Madura, tanean lanjang mencerminkan pola kehidupan masyarakat setempat.

Arsitektur Tanean Lanjang Rumah Adat Masyarakat Madura & Fungsinya
Seorang warga berjalan di Tanean Lanjhang (halaman panjang) yang merupakan warisan budaya tak benda di Desa Bugeman, Kendit, Situbondo, Jawa Timur, Minggu (7/2). Antara Jatim/Seno/16.

tirto.id - Masyarakat Madura memiliki arsitektur rumah adat yang unik bernama tanean lanjang. Sebutan tanean lanjang diambil dari bahasa setempat, yaitu taneyan dan lanjhang.

Taneyan,tanian, atau tanean adalah bahasa Madura yang artinya 'halaman', sementara lanjhang yang artinya 'panjang'. Sehingga tanean lanjang berarti rumah dengan halaman yang panjang.

Sesuai dengan namanya, rumah adat tanean lanjang didirikan di suatu area berhalaman luas. Menurut Dyan Agustin dan kawan-kawan dalam "Kajian Ornamen Pada Rumah Tradisional Madura" tanean lanjang adalah suatu kompleks pemukiman yang dihuni oleh orang Madura yang masih satu keturunan secara genetik.

Ciri khas tanean lanjang sangat mencerminkan pola kehidupan masyarakat Madura yang begitu kekeluargaan dan agamis. Seperti yang diungkapkan dalam e-modulBersama Meskipun Beragam (2020) bentuk rumah adat menunjukan ciri khas kehidupan penduduk di suatu daerah.

Pulau Madura terletak di bagian timur Provinsi Jawa Timur dan masuk sebagai wilayah administratif provinsi tersebut. Terdapat empat kabupaten yang ada di Madura, yaitu Bangkalan, Sumenep, Sampang, dan Pamekasan.

Penghuni Pulau Madura, didominasi oleh masyarakat suku Madura dan sebagian Jawa. Oleh karena itu, produk budaya di Madura, termasuk rumah adat, dipengaruhi oleh budaya kedua suku tersebut.

Arsitektur Rumah Adat Tanean Lanjang Madura

Jika dilihat secara sekilas, tanean lanjang memiliki bentuk bangunan yang mirip dengan rumah joglo dari Jawa Tengah dan Yogyakarta maupun joglo situbondo dari Jawa Timur.

Ini terlihat dari bentuk bangunannya yang melebar dengan atap atau bubungan limas dan menjulang tinggi bagian tengahnya. Menurut Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Kemendikbud atap tanean lanjang bisa dibedakan dari beberapa bentuk, yaitu:

  • Tegon atau atap berbentuk limas dengan ujung atap yang polos;
  • Bhangsal atau atap limas yang kedua ujungnya dihiasi dengan hiasan tanduk sehingga mirip kapal atau naga.
  • Jikar Empu atau atap yang bentuknya seperti burung dara yang mengepakkan sayap;
  • Sa lip lap atau atap rumah yang hanya terdiri dari satu sisi saja;
  • Da lip lap atau atap rumah yang terdiri dari dua sisi.

Atap tanean lanjang yang luas ditopang oleh tiang-tiang yang umumnya terbuat dari kayu.

Tang-tiang penopang atap rumah didirikan dengan model baut berukuran besar yang umumnya berbentuk bulat atau segi empat. Bentuk tersebut dipercaya berasal dari pengaruh budaya Eropa selama zaman penjajahan.

Fungsi dan Bagian-bagian Rumah Adat Tanean Lanjang Madura

Ciri khas tanean lanjang, justru terlihat dari pola pemukimannya. Menurut Agustin pola pemukiman tanean lanjang umumnya terdiri dari beberapa bangunan utama dengan fungsi yang berebda-beda, yaitu:

1. Kobhung atau musala

Masyarakat Madura mayoritas memeluk agama Islam. Hal inilah yang membuat kompleks rumah adat orang Madura biasanya dilengkapi dengan bangunan kobhung atau musala.

Kobhung pada tanean lanjang diletakkan di bagian depan rumah, biasanya di sisi barat dan menghadap ke timur. Bangunan ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga tempat untuk menerima tamu laki-laki, dan tempat untuk bermusyawarah.

2. Roma tongghuh atau rumah induk

Roma tongghuh adalah rumah utama atau rumah induk dalam tanean lanjang. Bangunan ini biasanya dibangun di utara menghadap ke selatan. Bangunan ini identik dengan wilayah perempuan karena privat.

Sesuai dengan sebutannya, roma tongghuh berfungsi sebagai tempat utama penghuni beraktivitas, termasuk makan, tidur, dan berkumpul bersama keluarga.

3. Dapor atau dapur

Sebagai rumah hunian, tanean lanjang tentu dilengkapi dengan area dapor atau dapur. Selayaknya fungsi dapur, area ini digunakan untuk memasak hingga menyimpan bahan makanan.

4. Tanean atau halaman

Tanean merupakan bagian halaman yang luas yang biasanya terdapat di depan bangunan-bangunan rumah. Fungsi utama halaman adalah sebagai penghubung bagi setiap bangunan yang ada di tanean lanjang. Singkatnya, area ini digunakan sebagai ruang publik.

Penghuni umumnya memanfaatkan tanean sebagai tempat menjemur hasil bumi, tempat anak-anak bermain, hingga bersosialisasi dengan kerabat atau tetangga.

5. Kandhang atau kandang

Kandhang atau bahasa setempat dari kandang adalah area untuk menyimpan hewan ternak berupa kambing, sapi, kerbau, atau kuda.

Baca juga artikel terkait RUMAH ADAT atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yonada Nancy