tirto.id - Selama Hari Raya Nyepi, umat Hindu menjalani Catur Brata penyepian yang dengan empat pantangan yaitu Amati Karya (tidak bekerja), Amati Geni (tidak menyalakan api), Amati Lelungan (tidak bepergian), dan Amati Lelanguan (tidak bersenang-senang).
I Wayan Suwena dalam "Fungsi dan Makna Ritual Nyepi di Bali" menyampaikan bahwa Nyepi berarti sepi atau sunyi. Saat Hari Raya Nyepi, umat Hindu di Bali berupaya menahan hasrat untuk tidak keluar rumah, bekerja, menghidupkan perapian, ataupun mengujarkan kalimat-kalimat tertentu.
Kebijakan Penyediaan Listrik di Bali saat Nyepi 2024
Pada Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1946 yang jatuh pada tanggal 11 Maret 2024, PT PLN (Persero) memastikan kebutuhan listrik di Bali tetap aman.
Kondisi subsistem kelistrikan Bali dalam keadaan aman. Prediksi beban puncak saat Nyepi mendatang sebesar 919 Megawatt (MW).
Jika ada gangguan kelistrikan yang terjadi selama Nyepi akan ditangani sehari setelah Nyepi (12 Maret 2024), kecuali jika bersifat mendesak dan membahayakan keselamatan.
Selain itu, PLN UID Bali menyiagakan 46 posko dan 218 personel untuk memastikan keamanan pasokan listrik selama Nyepi berlangsung.
Pelanggan di pulau Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan akan melaksanakan Nyepi tanpa pasokan listrik seperti tahun-tahun sebelumnya. Hal ini sesuai dengan kesepakatan melalui hasil rapat Forum Komunikasi Pimpinan tingkat Kecamatan Nusa Penida.
Terkait hal tersebut, PLN akan menindaklanjuti dengan memadamkan listrik mulai pukul 08.00 WITA pada tanggal 11 Maret 2024 hingga pukul 04.00 WITA keesokan harinya.
Aturan Perayaan Hari Raya Nyepi 2024 di Bali
Melansir Seruan Bersama tentang Pelaksanaan Rangkaian Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1946, berikut ini aturan perayaan Hari Raya Nyepi 2024 di Bali:
1. Umat Hindu melaksanakan rangkaian perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Caka 1946 meliputi: Malis, Pengerupukan, Sipeng (Catur Bratha Penyepian) dan Ngembak Geni dengan khidmat dan khusyuk.
2. Penyedia jasa transportasi (darat, laut dan udara) tidak diperkenankan beroperasi selama pelaksanaan Hari Suci Nyepi, dari hari Senin tanggal 11 Maret 2024 pukul 06.00 WITA sampai dengan hari Selasa tanggal 12 Maret 2024 pukul 06.00 WITA.
3. Lembaga Penyiaran Radio dan Lembaga Penyiaran Televisi tidak diperkenankan untuk bersiaran selama pelaksanaan Hari Suci Nyepi, dari hari Senin tanggal 11 Maret 2024 pukul 06.00 WITA sampai dengan hari Selasa tanggal 12 Maret 2024 pukul 06.00 WIT A
4. Penyedia (provider) jasa seluler untuk mematikan data seluler dan seluruh penyedia jasa televisi untuk tidak mendistribusikan siaran, dari hari Senin tanggal 11 Maret 2024 pukul 06.00 WITA sampai dengan hari Selasa tanggal 12 Maret 2024 pukul 06.00 WIT A
5. Masyarakat tidak diperkenankan bepergian/keluar rumah, menyalakan petasan/mercon, pengeras suara, bunyi-bunyian, lampu penerangan serta sejenisnya yang sifatnya mengganggu kesucian Hari Suci Nyepi dan membahayakan ketertiban umum, kecuali untuk kepentingan umum dan kedaruratan yang nantinya akan diatur oleh Lembaga/instansi terkait.
6. Usaha penyedia jasa akomodasi, penyedia jasa hiburan dan tempat wisata yang ada di Bali tidak diperkenankan mempromosikan usahanya dengan branding Hari Suci Nyepi.
7. Karena Hari Suci Nyepi diperkirakan bersamaan dengan awal Ramadhan 1445 Hijriyah maka:
- Umat Islam melaksanakan shalat tarawih di rumah ibadah terdekat dengan berjalan kaki atau di rumah masing-masing dan tidak menggunakan pengeras suara serta dengan menggunakan lampu penerangan yang terbatas.
- Umat lain melaksanakan ibadah di rumah masing-masing.
9. Majelis-majelis Agama dan Lembaga Sosial Keagamaan serta instansi terkait agar menyosialisasikan seruan ini kepada seluruh umat beragama di Bali.
Penulis: Ruhma Syifwatul Jinan
Editor: Dipna Videlia Putsanra