tirto.id - Umat muslim yang masih punya utang puasa Ramadhan wajib mengganti sebelum datang Ramadan berikutnya. Batas terakhir qada puasa Ramadan adalah pada bulan Syakban.
Syakban merupakan salah satu bulan yang diistimewakan oleh umat Islam. Pada periode waktu tersebut, Allah Swt. membuka pengampunan untuk seluruh makhluk-Nya, kecuali para musyrikin dan orang-orang yang saling bermusuhan.
Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan menunaikan berbagai amalan pada bulan itu. Salah satu ibadah sunah yang dianjurkan ialah puasa Nisfu Syaban, yakni puasa yang ditunaikan pada pertengahan Syakban, tepatnya tanggal 15.
Lalu, bagaimana jika seseorang masih belum membayar puasa qada Ramadan saat Nisfu Syaban datang? Apakah boleh puasa Nisfu Syaban digabung dengan puasa ganti Ramadhan?
Sebagai salah satu rujukan, Anda bisa menyimak penjelasan di bawah ini tentang hukum puasa ganti pada hari Nisfu Syaban.
Hukum Puasa Ganti pada Hari Nisfu Syaban
Mengqada puasa Ramadan hukumnya wajib bagi muslim yang berutang dan tidak beruzur syar’i. Imam Nawawi pernah menjelaskan terkait hukum qada puasa Ramadan dalam kitab Al-Majmu Syarah Al Muhadzdzab.
“Jika ia [seorang muslim] mengakhirkan puasa qada sampai datang Ramadan berikutnya tanpa uzur, ia telah berdosa, dan ia harus berpuasa Ramadan yang datang.”
Seorang muslim yang punya utang puasa Ramadan harus mengqadanya sebelum datang Ramadan berikutnya. Waktu terakhir untuk menunaikan puasa qadha Ramadhan adalah di bulan Syakban, yang di dalamnya terdapat hari istimewa, yakni Nisfu Syakban. Lantas, apakah boleh puasa Nisfu Syaban digabung dengan puasa ganti Ramadan?
Para ulama berbeda pendapat terkait hal tersebut. Ada yang menetapkan bahwa niat puasa Nisfu Syaban digabung puasa ganti itu boleh-boleh saja. Namun, sebagian ulama ada yang tidak bersepakat tentang itu.
Menggabungkan dua niat puasa dikenal dengan praktik at-tasyriik fin niyyah, termasuk niat puasa Nisfu Syaban digabung puasa ganti. Beberapa ulama mengatakan bahwa menggabungkan niat puasa sunah dan wajib menghasilkan pahala ganda.
Seorang ulama sekaligus cendekiawan muslim asal Mesir abad ke-15 bernama Jalaluddin as-Suyuthi menuliskan tentang ini dalam kitab al-Asbah wan Nadhair. Dengan merujuk pada hukum mazhab Syafi'i, Jalaluddin as-Suyuthi mengklasifikasikan penggabungan niat ibadah wajib dan sunah menjadi empat, yakni:
1. Dua ibadah yang diniatkan bersamaan itu hukumnya sah
Dalam kondisi tertentu, dua ibadah yang digabungkan bisa saja hukumnya sah. Sebagai contoh, niat mandi junub di hari Jumat digabung dengan mandi sunah Jumat.2. Ibadah wajibnya sah sedangkan sunahnya tidak
Ada pula kondisi lain yang menyebabkan ibadah wajibnya sah sedangkan sunahnya tidak. Sebagai contoh, orang yang menjalankan ibadah haji pertama kali. Jika ia berniat haji wajib sekaligus berniat haji sunah, yang dianggap sah adalah yang wajib.3. Ibadah sunahnya sah tetapi tidak dengan yang wajib
Selain itu, ada kondisi tertentu yang membuat ibadah sunahnya diterima alias sah, tetapi tidak dengan yang wajib. Sebagai contoh, apabila seseorang memberi uang kepada fakir miskin dengan niat zakat wajib sekaligus sedekah, yang dianggap sah hanya sedekahnya.4. Tidak sah kedua ibadah yang digabung
Dalam kondisi lain, ada ibadah yang apabila digabungkan membuatnya tidak sah, baik yang wajib maupun sunah. Sebagai contoh, saat seseorang niat salat fardu sekaligus salat sunah rawatib, keduanya tidak sah.Lalu, niat puasa Nisfu Syaban digabung puasa ganti Ramadan masuk dalam kategori mana? Apakah boleh puasa nisfu syaban digabung dengan puasa ganti?
Jalaluddin as-Suyuthi menjelaskan, para ulama Mazhab Syafi’i berbeda pendapat mengenai pengategorian hukum menggabungkan niat sunah dan wajib di atas.
Sebagian ulama memasukkan penggabungan niat puasa Syakban, termasuk puasa Nisfu Syakban dan puasa qada Ramadan, ke dalam hukum pertama. Artinya, dua ibadah tersebut sah ditunaikan dan pahalanya digandakan.
Namun, ada beberapa ulama yang mengategorikannya ke hukum kedua, ketiga, atau keempat. Kendati demikian, umat muslim tidak perlu gundah. Hal ini karena para ulama menggolongkan hukum tersebut dengan didasarkan pada dalilnya masing-masing.
Niat Puasa Nisfu Syaban Digabung Puasa Ganti Ramadan
Puasa Nisfu Syaban dilaksanakan selama sehari, tepat pada pertengahan Syakban dalam kalender hijriah. Lalu, kapan puasa Nisfu Syaban 2024?
Puasa Nisfu Syaban 2024 dilaksanakan pada Minggu, 25 Februari 2024. Setelah merujuk penjelasan hukum puasa ganti pada hari Nisfu Syaban di atas, apabila Anda meyakini bahwa dua niat ibadah tersebut boleh digabung, Anda bisa langsung menunaikannya.
Bacaan niat puasa Nisfu Syaban digabung puasa ganti Ramadan sebenarnya bisa disesuaikan. Anda bisa membaca dua niat, yakni doa puasa ganti Ramadan dan puasa Nisfu Syaban.
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fadli Nasrudin
Penyelaras: Fadli Nasrudin