Menuju konten utama

Apakah ADHD Termasuk Disabilitas dan Bisa Disembuhkan?

ADHD dinilai sebagai disabilitas dipandang dari sisi medis. Disabilitas pada ADHD berpengaruh pada fungsi eksekutif.

Apakah ADHD Termasuk Disabilitas dan Bisa Disembuhkan?
Ilustrasi ADHD. FOTO/iStockphoto

tirto.id - ADHD (Attention-Deficit Hyperactivity Disorder) adalah salah satu gangguan perkembangan saraf paling umum dialami anak-anak. Di usia tersebut gangguan ini dapat didiagnosis dan sering berlanjut sampai dewasa.

Anak-anak dengan ADHD cenderung mengalami kesulitan untuk memperhatikan, kurang mampu mengendalikan perilaku impulsif seperti bertindak tanpa memperhatikan akibatnya, hingga menjadi terlalu aktif.

Mengutip Jurnal PROFESI (Profesional Islam) Volume 19 Nomor 2 (2022), Badan Pusat Statistik Nasional 2007 melaporkan 82 juta populasi anak di Indonesia memiliki satu dari lima anak dan remaja di bawah usia 18 tahun mengalami masalah kesehatan jiwa. Dari angka tersebut, 16 juta anak ditemukan memiliki gangguan jiwa termasuk ADHD.

Penyebab ADHD belum terlalu jelas mengenai faktor yang menyebabkan perbedaan pada otak pengidapnya. Banyak anak ADHD mengalami gangguan tersebut saat orang tua atau kerabat mereka juga ditemui menderita masalah serupa. Dugaan lainnya, ADHD mungkin meningkat risikonya pada anak yang lahir prematur, terpapar racun lingkungan, atau ibu mereka menggunakan narkoba selama kehamilan.

Sejumlah mitos muncul mengenai penyebab ADHD seperti terlalu lama menatap layar gawai, pola asuh buruk, atau mengonsumsi terlalu banyak gula. Hal tersebut tidak berdasarkan hasil studi ilmiah dan sekadar asumsi.

Anak ADHD tidak bisa didiskriminasi dan memerlukan pengembangan diri melalui belajar seperti anak-anak umumnya. Hanya saja, pemenuhan kebutuhan belajar mereka mungkin tidak mulus. Secara umum potensi kecerdasan anak ADHD relatif baik, tapi memerlukan ketangguhan, kesungguhan, dan kesabaran untuk membantu mereka dengan strategi pembelajaran yang sesuai.

Apa Saja Gejala ADHD yang Perlu Diperhatikan?

Gejala ADHD pada anak dikenali dari tiga perilaku yang kerap ditemui yaitu kurang dalam memperhatikan, hiperaktif, dan bertindak impulsif. Berikut penjelasannya seperti dikutip laman Kids Health:

1. Mudah kehilangan perhatian

Anak ADHD ditemui kerap mudah teralihkan perhatiannya. Dia kesulitan untuk fokus dalam memperhatikan, konsentrasi, sampai mengerjakan tugas-tugas yang diberikan padanya. Mereka kemungkinan tidak mendengarkan petunjuk dengan baik, melewatkan detail penting, dan sulit menyelesaikan suatu pekerjaan yang sudah dimulai.

Selain itu, anak ADHD kerap membuang waktu seperti melamun. Dia gampang linglung, mudah lupa, dan kehilangan jejak untuk bertindak.

2. Hiperaktif

Anak ADHD cenderung resah, gelisah, dan gampang bosan. Mereka sulit untuk duduk lama atau duduk sampai waktu yang ditetapkan. Sebaliknya, mereka lebih suka memanjat, melompat, dan melakukan aktivitas lainnya yang mungkin cukup mengganggu orang lain.

3. Bertindak impulsif

Gejala lain dari anak pengidap ADHD adalah cenderung bertindak impulsif. Mereka sering bertindak tiba-tiba tanpa berpikir mengenai akibat yang ditimbulkan. Contohnya seperti mengambil sesuatu tanpa izin, tidak sabar menunggu, menyela, mendorong, dan sebagainya.

Semua gejala tersebut memerlukan diagnosis dari dokter ahli dalam menegakkan diagsonis ADHD pada anak. Dokter memulai diagnosis dengan menanyakan kesehatan, perilaku, dan aktivitas anak pada orang tua dan anak.

ADHD dapat berlanjut sampai usia anak dewasa. Gejala-gejala yang muncul bisa berubah seiring bertambahnya usia. Situs WebMD memberikan gambaran gejala ADHD orang dewasa seperti berikut

- Sering terlambat atau lupa sesuatu

- Mudah cemas

- Rendah diri

- Masalah di tempat kerja

- Kesulitan mengendalikan kemarahan

- Impulsif

- Penyalahgunaan atau kecanduan sesuatu

- Kesulitan untuk bertindak teratur

- Sering menunda pekerjaan

- Mudah frustrasi

- Mudah bosan

- Kesulitan berkonsentrasi saat membaca

- Perubahan suasana hati

- Depresi

- Mudah mengalami masalah dalam hubungan

Apakah ADHD Termasuk Disabilitas?

Menurut Undang-Undang Penyandang Disabilitas Amerika (Americans with Disabilities Act/ADA) dan Undang-Undang Rehabilitasi (Rehabilitation Act) tahun 1973 Pasal 504, ADHD dianggap sebagai disabilitas. situs Psychcentral menyebutkan, ada beberapa jenis disabilitas yaitu termasuk namun tidak terbatas pada:

1. Disabilitas belajar

2. Disabilitas kognitif

3. Disabilitas perkembangan

ADHD dinilai sebagai disabilitas dipandang dari sisi medis. Disabilitas pada ADHD berpengaruh pada fungsi eksekutif. Fungsi tersebut meliputi fokus, pemecahan masalah, perencanaan, pengorganisasian, dan sebagainya.

Apakah ADHD Bisa Disembuhkan?

Pengidap ADHD tidak bisa disembuhkan karena bukan penyakit. Kendati demikian, anak ADHD masih bisa dibantu untuk menangani berbagai gejala yang dialaminya. Orang tua wajib sabar dan konsisten dalam melakukan terapi yang diagendakan bagi anak.

Kondisi ADHD tiap anak berbeda satu dengan lainnya. Sebagian pengidapnya bisa mengembangkan gejala sampai usia dewasa. Gejala yang muncul dapat berkurang dengan pengendalian secara tepat.

Anak ADHD akan diberikan terapi obat-obatan, psikoterapi, dan terapi edukasi. Semua hal itu dilakukan agar mereka bisa melakukan berbagai aktivitas lebih mudah.

Baca juga artikel terkait ADHD atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Nur Hidayah Perwitasari