Menuju konten utama
Kesehatan Perempuan

Apa yang Terjadi Jika Wanita Kena Sifilis, Bisakah Disembuhkan?

Sifilis pada wanita, ciri-ciri sifilis wanita dan penyebabnya, apakah bisa disembuhkan?

Apa yang Terjadi Jika Wanita Kena Sifilis, Bisakah Disembuhkan?
Ilustrasi sifilis pada perempuan. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Penyakit sifilis merupakan penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) yang bisa menyebabkan masalah kesehatan serius jika tidak segera diobati.

IMS berkembang secara bertahap, mulai dari primer, sekunder, laten, dan tersier.

Setiap tahap itu bisa mempunyai tanda dan gejala yang berbeda. Dikutip dari laman CDC, IMS bisa tertular dengan kontak langsung dari luka sifilis saat melakukan hubungan seks vaginal, anal, atau oral.

Kemudian, sifilis bisa menyebar pula dari ibu yang menderita sifilis ke janinnya.

Kendati demikian, sifilis tidak bisa tertular melalui benda-benda, seperti dudukan toilet,gagang pintu, kolam renang, bak mandi air panas, bak mandi, berbagi pakaian, maupun peralatan makan.

Lantas, apa saja ciri-ciri, penyebab, dan apa saja yang terjadi jika perempuan terinveksi sifilis?

Ciri-ciri Sifilis pada Wanita

Gejala sifilis pada orang dewasa, termasuk wanita dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu:

1. Primer sifilis

Pada tahap pertama sifilis, penderita akan menemukan satu bahkan beberapa luka. Luka biasanya terletak di mana infeksi ini memasuki tubuh yang biasanya terletak di atas, di dalam, atau di sekitar:

  • penis;
  • vagina;
  • anus;
  • rektum; dan
  • bibir atau di dalam mulut.
Biasanya luka (tetapi tidak selalu) keras, bulat, dan tidak menimbulkan rasa sakit. Luka akan berlangsung selama tiga hingga enam minggu dan akan sembuh tanpa pengobatan.

Penderita masih harus menerima pengobatan bahkan setelah luka hilang. Pengobatan akan menghentikan infeksi agar tidak berpindah ke tahap sekunder.

2. Tahap sekunder

Penderita mungkin mengalami ruam kulit di mulut vagina, mulut, atau anus pada tahap sekunder. Biasanya tahap ini dimulai dengan ruam pada satu atau beberapa area tubuh.

Ruam akan muncul ketika luka primer penderita sedang dalam proses penyembuhan atau beberapa minggu usai luka itu sembuh.

Di samping itu, ruam bisa muncul di telapak tangan dan/atau bagian bawah kaki dan terlihat:

  • kasar;
  • merah; atau
  • berwarna coklat kemerahan.
Biasanya ruam tidak terasa gatal dan terkadang sangat samat sehingga tidak jarang membuat penderitanya tidak menyadari. Gejala lainnya termasuk:

  • demam;
  • pembengkakan kelenjar getah bening;
  • sakit tenggorokan;
  • kerontokan rambut yang tidak merata;
  • sakit kepala;
  • penurunan berat badan;
  • nyeri otot; dan
  • kelelahan (merasa sangat lelah).
Meski demikian, gejala-gejala dari tahap ini akan hilang jika penderita menerima pengobatan.

Tanpa pengobatan yang tepat, IMS berpotensi berkembang ke tahap sifilis laten dan mungkin tersier.

3. Tahap Laten dan akhir

Umumnya sifilis akan hilang pada tahap laten dan akhir tapi bakteri sifilis masih ada di dalam tubuh jika pengobatannya tidak diberikan dengan benar. Adapun gejala sifilis tahap laten dan akhir, yaitu:

  • kesulitan mengkoordinasikan otot gerakan;
  • kelumpuhan atau tidak dapat menggerakkan bagian tubuh tertentu;
  • mati rasa, kebutaan, gangguan pendengaran dan demensia.
Dampak dari tahap akhir sifilis, yaitu kematian karena kerusakan yang disebabkan oleh sifilis di organ dalam.

Penyebab Sifilis pada Wanita

Sifilis disebabkan oleh bakteri yang disebut Treponema pallidum. Sifilis menyebar melalui kontak dengan luka orang yang terinfeksi selama aktivitas seksual, dilansir dari Mayo Clinic.

Kemudian, bakteri akan masuk ke dalam tubuh melalui luka kecil atau lecet pada kulit atau selaput lendir. Penyakit ini menular selaam tahap primer dan sekunder bahkan tidak jarang pada periode laten awal.

Sifilis jarang menyebar melalui kontak langsung dengan lesi aktif, seperti saat berciuman. Selain itu, Sifilis juga bisa ditularkan dari ibu ke bayinya selama kehamilan atau persalinan.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, sifilis tidak dapat menyebar dengan menggunakan toilet, bak mandi, pakaian atau peralatan makan yang sama, atau dari gagang pintu, kolam renang atau bak air panas.

Jika sudah sembuh, sifilis tidak akan kembali dengan sendirinya. Kendati begitu, pendertia bisa terinfeksi lagi jika melakukan kontak dengan luka sifilis seseorang.

Apa yang Terjadi pada Perempuan yang Menderita Sifilis?

Gejala sifilis pada perempuan, yaitu muncul luka yang disebut chancre di area yang terinfeksi.

Bentuk luka ini biasanya keras, bulat, tidak menimbulkan rasa sakit, walau berpotensi pecah, terbuka, dan basah.

Sifilis juga merupakan infeksi bakteri paling menular. Biasanya sifilis tampak mirip dengan jerawat yang tidak berbahaya, rambut yang tumbuh ke dalam, atau noda sederhana, dan biasanya muncul di area yang sulit dikenali, seperti di dalam vagina atau di dalam rektum.

Sementara itu, kanker biasanya muncul antara tiga minggu hingga tiga bulan usai infeksi awal. Luka itu akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa minggu, bahkan jika tidak diobati. Kendati begitu, infeksi sifilis masih ada di dalam sistem.

Sifilis akan berkembang ke tahap-tahap berikutnya bila tidak segera diobat. Biasanya ruam tidak terasa gatal atau sakit, tetapi bisa disertai dengan gejala, seperti:

  • Flu
  • Demam
  • Sakit tenggorokan
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Sakit kepala dan nyeri otot
  • Kelelahan umum
Tidak sedikit luka yang muncul selama fase sifilis sekunder.

Kemudian, ruam dan gejala, seperti flu bisa hilang setelah beberapa minggu, tetapi dapat terus muncul dan hilang selama dua tahun ke depan tanpa pengobatan.

Baca juga artikel terkait APA atau tulisan lainnya dari Ega Krisnawati

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Ega Krisnawati
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Dhita Koesno