tirto.id - Penularan cacar monyet atau monkeypox hingga kini masih terjadi di banyak negara, tak terkecuali Indonesia. Kasus cacar monyet pertama terdeteksi di Indonesia pada pertengahan Agustus 2022.
Pasien pertama itu sudah dinyatakan sembuh dari cacar monyet pada awal September lalu. Hingga kini (22 September 2022), belum ada kasus baru monkeypox di Indonesia.
Data Kemkes RI yang dirilis 16 September lalu menunjukkan sudah ada laporan 66 kasus dugaan cacar monyet di tanah air. Namun, hanya ada 1 kasus positif, 2 suspek, dan sisanya discarded atau dinyatakan negatif. Sebanyak 16 kasus discarded ternyata cacar air berdasarkan diagnosis klinis.
Meskipun demikian, penularan virus monkeypox tetap patut diaspadai mengingat penyakit ini terus meluas penyebarannya di dunia. Di AS, misalnya, data CDC menunjukkan hingga bulan ini (update per 14 September) sudah ada 24.364 kasus cacar monyet, dengan 1 pasien meninggal dunia. Data jumlah pasien cacar monyet di AS itu mendekati separuh dari total kasus di dunia yakni 64.290.
Menurut NHS, monkeypox adalah virus zoonosis atau virus yang dapat ditularkan dari hewan pada manusia. Virus ini bisa ditularkan melalui binatang pengerat seperti tikus dan jenis hewan primata, terutama monyet atau simpanse. Monkeypox bisa menular ke manusia melalui kontak fisik dengan hewan terinfeksi.
Dikutip dari laman WHO, infeksi virus Monkeypox pada manusia pertama kali ditemukan di wilayah Republik Demokratik Kongo pada 1970, yang dialami bayi 9 bulan. Kejadian luar biasa penularan virus ini di luar Afrika terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2003 yang dicurigai ditularkan melalui anjing padang rumput yang dijadikan hewan peliharaan. Saat itu, ada 70 kasus monkeypox di AS.
Penularan cacar monyet dari manusia ke manusia juga bisa terjadi. Cara penularan cacar monyet dari manusia ke manusia adalah lewat kontak erat dengan pasien infeksi monkeypox yang memiliki ruam. Kontak itu bisa berupa tatap muka, kulit ke kulit, mulut ke mulut, mulut ke kulit. Karena itu, hubungan seksual pun bisa menjadi sarana penularan virus monkeypox.
Kontak dengan benda-benda yang disentuh oleh pasien cacar monyet juga memungkinkan adanya penularan ke manusia. Menghirup serpihan halus kulit pasien atau virus dari pakaian, tempat tidur, dan handuk milik orang dengan cacar monyet bisa pula memicu penularan.
WHO masih mengkaji berapa lama orang dengan monkeypox dapat menularkan virus ini. Merujuk publikasi di laman Infeksi Emerging Kemkes, sementara ini diyakini penderita cacar monyet dapat menularkan virus monkeypox sampai sampai semua lesi mereka berkerak, keropeng, jatuh, dan lapisan kulit baru terbentuk.
Fase-Fase Infeksi Virus Monkeypox
Orang yang terinfeksi virus monkeypox bisa mengalami gejala awal seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, kelenjar bengkak, menggigil, kelelahan, dan nyeri sendi. Setelah itu, ruam-ruam akan muncul di berbagai bagian tubuh hingga menjadi lesi.
Infeksi virus monkeypox terdiri atas sejumlah fase. Berikut ini fase-fase infeksi cacar monyet:
1. Fase Inkubasi (5-13 hari atau 5-21 hari):
Fase ini dimulai sejak tertular hingga muncul gejala pertama.
2. Fase Invasi (0-5 hari):
Fase ini dimulai sejak munculnya gejala demam tinggi, sakit kepala, pembengkakan kelenjar limfa di leher, ketiak, atau selangkangan.
3. Fase erupsi (1-3 hari pascademam):
Setelah demam, akan muncul gejala yang bisa dilihat jelas seperti ruam-ruam di wajah, telapak tangan, kaki, mukosa, alat kelamin, dan selaput mata.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Terkena Cacar Monyet?
Kementerian Kesehatan RI merekomendasikan jika seseorang mengalami gejala monkeypox untuk segera menghubungi fasilitas layanan kesehatan terdekat agar mendapatkan saran, pemeriksaan lab, dan perawatan medis.
Selagi menunggu hasil tes, berikut yang bisa dilakukan saat terkena gejala cacar monyet:
- Mengisolasi diri di ruang terpisah
- Menggunakan kamar mandi terpisah atau membersihkan setiap kali selesai digunakan
- Membersihkan permukaan yang sering disentuh dengan sabun dan air serta disinfektan rumah dan menghindari penyapuan/penyedot debu.
- Menggunakan peralatan, handuk, dan tempat tidur terpisah
- Mencuci sendiri (mencuci pakaian, seprai, dan handuk ke mesin cuci dengan air panas di atas 60°C
- Membuka jendela untuk ventilasi yang baik
- Mendorong semua orang di rumah untuk membersihkan tangan secara teratur dengan sabun dan air serta pembersih tangan berbasis alkohol.
Penulis: Muhammad Iqbal Iskandar
Editor: Addi M Idhom