tirto.id - Apakah hari Jumat tanggal 28 Februari 20225 hari ini masih boleh qadha puasa Ramadhan bagi umat islam yang masih berutang puasa? Jawabannya, boleh jika alasan meninggalkan puasa Ramadahan karena alasan syar’i, bukan tanpa sebab. Simak ulasan di bawah ini.
Puasa qadha Ramadhan termasuk ibadah wajib bagi yang meninggalkannya dengan alasan syar’i. Secara bahasa, qadha berasal dari bentuk masdar dari kata dasar qadhaa, yang artinya memenuhi atau melaksanakan. Sementara istilah "qadha" dalam ilmu fikih merujuk pada pelaksanaan ibadah wajib di luar waktu yang telah ditentukan oleh syariat Islam.
Dengan demikian, puasa qadha merupakan puasa yang dijalankan untuk mengganti puasa Ramadhan pada tahun sebelumnya yang tidak ditunaikan. Adapun waktu qadha puasa wajib ini yang paling tepat ialah sesegera mungkin setelah bulan Ramadhan selesai hingga sebelum Ramadhan tahun berikutnya tiba.
Puasa qadha juga diperintahkan oleh Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 185 sebagai berikut.
“(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka, siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, itu lebih baik baginya dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui,"
Berakitan dengan Ramadhan, pemerintah akan menetapkan awal Ramadhan 2025 melalui sidang isbat yang digelar pada 28 Februari 2025. Sementara Muhammadiyah sebagai salah satu ormas terbesar di Indonesia telah menentukan awal bulan Ramadhan 2025 jatuh pada 1 Maret 2025.
Apa Tanggal 28 Februari Hari Ini Masih Boleh Qadha Ramadhan?
Puasa Ramadhan hukumnya wajib bagi setiap muslim yang baligh, berakal, dan mampu melaksanakan.
Jika seseorang tidak dapat menunaikan puasa Ramadhan karena alasan yang dibenarkan menurut syariat (seperti sakit atau perjalanan jauh), maka diwajibkan mengganti atau qadha puasa di luar bulan Ramadhan.
Berangkat dari hukum wajib puasa tersebut, maka mengganti puasa atau qadha puasa Ramadhan atas kewajiban puasa Ramadhan yang ditinggalkan, hukumnya wajib. Lantas apakah boleh qadha puasa Ramadhan tepat sehari sebelum datangnya bulan Ramadhan? Jawabannya boleh.
Tidak ada batas waktu mengganti utang puasa Ramadhan di bulan Syaban. Namun, hukum tersebut berlaku bagi orang yang meninggalkan puasa karena ada uzur atau alasan syar’i, seperti sakit, bepergian dan hal-hal lain sehingga harus mengganti di bulan lain.
Lebih lanjut, qadha puasa Ramadhan dapat dilakukan kapan saja sebelum datangnya bulan Ramadhan berikutnya. Itu artinya, umat muslim memiliki keleluasaan waktu untuk mengganti puasa bahkan hingga akhir bulan Syaban.
Namun, mengingat hukum awal qadha puasa adalah wajib, maka mengqadha puasa di akhir bulan Syaban harus disegerakan, tidak boleh diundur lagi.
Lantas, bagaimana jika seseorang lalai dalam membayar puasanya hingga memasuki Ramadhan tahun berikutnya? Terkait hal ini, Imam Nawawi dalam Al Majmu Syarah Al Muhadzdzab menyebutkan bahwa, orang yang mengakhirkan qadha Ramadhan padahal imkan (ada kesempatan), dalam kondisi ia mukim (tidak berstatus musafir) dan sehat, hingga masuk Ramadhan berikutnya, ia tidak cukup melakukan qadha.
Selain berpuasa ganti, orang tersebut wajib membayar satu mud makanan setiap hari puasa yang ditinggalkannya, dan orang tersebut tetap berdosa.
Dalam konteks lain, jika seseorang itu tidak dapat menebus utang puasanya karena sebuah halangan yang syar'i, tidak ada kewajiban untuk membayar satu mud makanan tersebut. Sebagai catatan, ketika halangan tersebut sudah berlalu, ia tetap perlu membayar utang puasanya.
Penulis: Sarah Rahma Agustin
Editor: Fitra Firdaus