tirto.id - Pada Minggu (22/10/2017) kemarin, Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri mengadakan pertemuan tertutup selama tiga jam di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat. Pertemuan kedua tokoh ini berlangsung dalam jamuan makan malam yang telah disiapkan oleh Megawati.
"Pertemuan memang mendadak dan sebagaimana kebiasaan Ibu Megawati, beliau menyiapkan menu makanan spesial buat Pak Jokowi. Makanan tersebut dimasak sendiri oleh Ibu Megawati," kata Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang ikut menyaksikan pertemuan tersebut, seperti dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Minggu malam.
Dari pertemuan empat mata kedua tokoh ini, meski digelar mendadak tetap terlihat santai karena diselingi makan malam. Hal lain yang menarik, menu-menu makan malam yang disiapkan oleh Megawati memang khusus menu kesukaan Bung Karno, salah satunya sayur lodeh.
Terkait kuliner yang dimasak dan disiapkan Megawati untuk Presiden, kata Hasto, menunya benar-benar khas Indonesia seperti ayam goreng bumbu lajak, sayur lodeh kesukaan Bung Karno, rendang ikan, ikan cue goreng, tempe goreng, dan bubur jagung.
"Pak Jokowi nampak lahap menikmati makan malam khas Ibu Mega. Sementara para pengawal dengan penuh nikmat merasakan nasi goreng pete Istana Batu Tulis yang dimasak oleh Pak Karim, pedagang nasi goreng turun temurun, yang sejak dulu menjadi kegemaran Bung Karno sejak dulu," tutur Hasto.
Untuk menu yang disiapkan oleh Istana, Presiden Jokowi kerap menyiapkan nasi goreng sebagai menu andalan untuk menjamu tamu-tamu istana. Mengapa nasi goreng?
Dalam beberapa kesempatan, seperti sidang kabinet paripurna di Istana Bogor pada awal Januari lalu, Jokowi juga menu nasi goreng dan sate ayam kaki lima untuk santap siang para menteri dan kepala lembaga negara.
Menurut Kepala Sekretariat Kepresidenan Darmansjah Djumala, Jokowi ingin mendekatkan rakyat dengan Istana. Ini merupakan pesan kesederhanaan yang ingin disampaikan Jokowi, seperti diberitakan Antara.
Pertemuan kedua tokoh yang dimulai sejak pukul 5 sore ini, lanjut Hasto, berlangsung santai dan penuh canda. Namun beberapa kali, keduanya tampak serius ketika masuk dalam pembahasan yang menyangkut kepentingan bangsa dan negara Indonesia.
Mengenai substansi pembicaraan Presiden Jokowi dengan Megawati, Hasto menolak untuk menjelaskannya karena merupakan pembicaraan empat mata.
"Secara berkala Ibu Megawati dan Pak Jokowi mengadakan pertemuan yang tentunya juga membahas dinamika politik nasional. Kebiasaan membahas berbagai persoalan bangsa di antara kedua tokoh tersebut telah dilakukan sejak Pak Jokowi menjabat Walikota Solo," papar Hasto, seperti diberitakan Antara.
Menurutnya, tahun 2014 lalu, sebelum Megawati selaku Ketua Umum PDI Perjuangan memutuskan untuk mencalonkan Jokowi sebagai calon Presiden, juga diawali makan malam dan suasana keakrabannya saat itu tidak jauh berbeda dengan malam ini.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri