tirto.id - Setiap penelitian memiliki teknik pengumpulan data yang berbeda-beda sesuai dengan masing-masing penelitiannya. Dalam hal tersebut, penelitian etnografi merupakan bidang penelitian ilmiah yang sering digunakan dalam ilmu sosial, terutama dalam antrpologi dan beberapa cabang sosiologi.
Kegiatan yang dilakukan saat penelitian etnografi adalah mengumpulkan data empiris dan menganalisis kelompok sosial atau pendukung kebudayaan tertentu.
Menurut Fokky Fuad dalam Etnografi Hukum Budaya Hukum Masyarakat Cina Jelata (2020:2) etnografi juga berbentuk riset dengan dasar riset lapangan (fieldwork), menggunakan metode induktif dalam observasi dan wawancara mendalam untuk menginvestigasi praktik kehidupan sosial, serta menangkap makna di balik perilaku interaksi sosial tersebut.
Sebagai wujud dari studi sosial yang berciri penelitian berbentuk kualitatif, tentu metode yang digunakan adalah metode langsung ke data primer.
Penelitian etnografi merupakan penelitian yang menekankan gagasan kebudayaan yang terikat pada persoalan etnis dan lokasi geografis. Untuk meneliti ruang lingkup tersebut, digunakan dua teknik penggalian data, yaitu teknik observasi dan teknik wawancara
Teknik Penggalian Data dalam Penelitian Etnografi
Menurut Puji Lestari dalam buku Antropologi 2 : Untuk SMA dan MA Kelas XII (2007:141) Penelitian etnografi yang menggunakan metode kualitatif memiliki banyak teknik dalam penggalian data. Teknik-teknik ini yang dipakai secara lazim dalam metode penelitian etnografi secara kualitatif. Adapun teknik penggalian data adalah sebagai berikut.
Teknik observasi
Teknik observasi biasa disebut sebagai metode pengamatan lapangan. Ada empat macam metode observasi, yaitu pengamatan biasa, pengamatan terkendali, pengamatan terlibat, dan pengamatan penuh atau lengkap.
Pengamatan biasa adalah pengamatan yang dilaksanakan peneliti tanpa terlibat kontak langsung dengan pelaku (informan) yang menjadi sasaran penelitiannya. Contohnya peneliti yang sedang mengamati kemacetan lalu lintas, bisa saja ia duduk di warung tepi jalan. Ia tidak perlu ikut terlibat dalam arus kemacetan lalu lintas tersebut.
Oleh sebab itu, metode pengamatan terlibat dikategorikan ke dalam tiga bentuk penelitian, yaitu keterlibatan pasif, keterlibatan medium, dan keterlibatan aktif. Ketiga bentuk keterlibatan tersebut adalah sebagai berikut:
- Keterlibatan pasif: dalam keterlibatan pasif, peneliti tidak mengadakan kontak langsung dengan para informan yang sedang diamatinya. Ia hanya berada di antara mereka yang sedang diamatinya itu.
- Keterlibatan medium atau setengah: dalam ketelibatan medium, peneliti masuk ke dalam struktur masyarakat yang diamatinya, tetapi ia membatasi diri sebagai “orang luar.” Ia mengadakan pengamatan dari sudut pandangnya sendiri secara subjektif.
- Keterlibatan aktif: hampir sama dengan keterlibatan setengah, dalam keterlibatan aktif faktor subjektivitas peneliti masih dominan. Pada keterlibatan aktif, si peneliti terlibat secara aktif dalam aktivitas objek kegiatan yang sedang diamati itu. Contohnya, seorang peneliti kegiatan gotongroyong di suatu desa akan ikut serta bergotong-royong bersama para informan yang sedang diamatinya. Dengan demikian, peneliti akan lebih memahami fenomena gotong-royong di desa yang bersangkutan.
- Teknik Pengamatan penuh : suatu pengamatan dikatakan lengkap atau penuh jika si peneliti mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang sedang ditelitinya. Ia sudah dinyatakan bukan sebagai orang luar tetapi sudah ‘diterima dan masuk’ ke dalam struktur masyarakat yang diamatinya itu. Dalam kondisi itu, peneliti akan mudah bergaul dengan masyarakat setempat tanpa dicurigai. Ia akan mudah mengadakan kontak emosional dengan anggota-anggota masyarakat informannya.
Teknik wawancara atau interview dipakai untuk memperoleh data atau keterangan lebih jauh selain data-data yang diperoleh melalui data observasi.
Oleh sebab itu, untuk memperoleh tanggapan yang dikehendaki, wawancara harus dilakukan dengan teknik-teknik tertentu. Hal ini dimaksudkan agar hasil penelitian diperoleh berdasarkan data dan fakta yang akurat yang bersifat kualitatif.
Metode wawancara dilaksanakan melalui dua cara, yaitu wawancara berencana dan tanpa rencana.
Wawancara Berencana : wawancara berencana dilaksanakan melalui teknik-teknik tertentu. Teknik tersebut antara lain menyusun sejumlah pertanyaan sedemikian rupa dalam bentuk questioner atau angket.
Wawancara Tanpa Rencana : wawancara tanpa rencana, seperti yang digunakan dalam teknik questioner atau angket, dilaksanakan untuk memperoleh tanggapan yang cukup luas menyangkut aspek-aspek kejiwaan yang sangat dalam. Misalnya, wawancara untuk memperoleh tanggapan tentang pandangan hidup atau sistem keyakinan dan keagamaan.
Penulis: Abraham William
Editor: Dipna Videlia Putsanra