Menuju konten utama

Apa Saja Manfaat Puasa Ramadhan Bagi Kesehatan Mental?

Salah satu manfaat puasa Ramadhan bagi kesehatan mental adalah dapat membantu meredakan stres.

Apa Saja Manfaat Puasa Ramadhan Bagi Kesehatan Mental?
Ilustrasi Puasa. foto/istockphoto

tirto.id - Puasa di bulan Ramadhan menjadi salah satu kewajiban umat muslim. Dibalik kewajiban berpuasa ternyata terdapat banyak manfaat baik untuk kesahatan fisik maupun kesehatan mental.

Salah satu manfaat puasa Ramadhan bagi kesehatan mental adalah dapat membantu meredakan stres.

“Banyak hal yang bisa membantu dalam menekan stres, termasuk menjalankan puasa,” sebut dr. Ronny Tri Wirasto, Sp.KJ., seperti dilansir dari laman resmi Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogja, Rabu (6/4/2022).

Psikiater sekaligus Ketua Program Studi Pendidikan Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa FKKMK UGM ini menjelaskan puasa berpengaruh secara langsung dalam meredakan stres.

Sebab, menurutnya saat berpuasa orang cenderung melakukan pengaturan makan dengan lebih baik. Asupan makanan yang diatur ini ternyata turut memengaruhi cara berpikir seseorang menjadi lebih teratur.

Ia menjelaskan bahwa beberapa studi menunjukkan, mengurangi karbohidrat, lemak, dan lainnya dalam jumlah tertentu selama beberapa minggu ternyata akan meningkatkan kemampuan dalam berpikir.

Ronny mengatakan cara orang mengenali stres adalah dengan kemampuan berpikir. Dengan kemampuan berpikir yang baik maka emosi lebih terkendali dan menekan stres.

“Yang mengontrol emosi itu kan salah satunya kemampuan berpikir,” jelasnya.

Ronny juga mengatakan, dengan menjaga makan melalui berpuasa juga akan menjaga hormon kortisol yang berkaitan dengan respons tubuh saat stres. Puasa mampu menstabilkan hormon kortisol yang dihasilkan kelenjar adrenal. Hal ini berarti bisa menekan tingkat stres.

Menurutnya, produksi hormon berhubungan dengan asupan protein. Saat asupan diatur maka hormon juga lebih teratur.

“Jadi, yang tadinya hormonnya dinamis, naik-turun, bisa lebih ditekan yang secara tidak langsung menjadi lebih tenang,” paparnya.

Ronny menyampaikan hormon kortisol yang meningkat tidak sesuai dengan kebutuhan menjadikan ambang seseorang jadi lebih rendah sehingga mudah terpapar atau irritable seperti mudah marah. Produksi hormon kortisol berlebih juga tidak baik bagi tubuh. Pasalnya, hormon ini dapat menekan sistem kekebalan tubuh.

“Saat stres hormon Corticotropin Releasing Factor (CFR) akan teraktivasi secara berlebih yang memengaruhi makrofag sehingga menurunkan imunitas,” tuturnya.

Sementara itu, selain bisa meredakan stres, puasa Ramadhan hingga puasa intermiten juga masih memiliki banyak manfaat bagi kesehatan mental.

Jika puasa Ramadhan dilakukan saat bulan Ramadhan makan puasa intermiten bisa Anda lakukan di luar bulan Ramadhan.

Puasa intermiten atau dikenal dengan intermittent fasting (diet puasa) adalah salah satu metode untuk mengatur pola makan dengan cara berpuasa selama beberapa waktu. Namun di antara waktu berpuasa tersebut, Anda tetap masih bisa mengonsumsi minuman.

Berikut manfaat lain dari puasa Ramadhan maupun puasa intermiten bagi kesehatan mental.

1. Meningkatkan rasa puas terhadap diri sendiri

Memilih untuk berpuasa tentu membutuhkan kekuatan mental dan kemampuan untuk menahan kepuasan jangka pendek guna mengejar tujuan jangka panjang.

Dilansir dari laman Webmd, ketika Anda memilih puasa selama satu hari penuh dan berhasil, kemungkinan besar Anda akan mengalami kepuasan yang luar biasa dan rasa pencapaian yang diperbarui terhadap diri sendiri.

2. Memicu autophagy

Puasa ternyata dapat mengaktifkan proses penting yang disebut autophagy, yaitu proses saat otak Anda akan “membuang sampah” yang menumpuk di siang hari.

Proses pembersihan diri ini membantu detoksifikasi otak, membersihkan sel-sel yang sudah tua dan rusak serta mendorong regenerasi sel yang lebih baru dan lebih sehat.

Bahkan, penelitian telah menunjukkan bahwa masalah dengan autophagy telah dikaitkan terhadap beberapa jenis penyakit Alzheimer, depresi, gangguan bipolar, skizofrenia, dan gangguan neuropsikiatri lainnya.

2. Meningkatkan memori

Membatasi jam makan telah terbukti dapat meningkatkan daya ingat secara signifikan, menurut sebuah penelitian di Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics.

Dalam penelitian tersebut dijelaskan, setelah 4 minggu puasa, kinerja memori akan meningkat secara signifikan. Penelitian tambahan pada hewan juga telah menemukan bahwa puasa dapat meningkatkan pembelajaran dan memori.

3. Membuat suasana hati lebih baik

Penelitian di Journal of Nutrition Health & Aging menemukan bahwa setelah puasa tiga bulan (bisa Ramadhan selama satu bulan kemudian melanjutkan dengan 2 bulan puasa intermiten) peserta penelitian melaporkan bahwa mereka peningkatan suasana hati dan penurunan ketegangan, kemarahan, dan kebingungan.

4. Mengurangi peradangan

Peradangan kronis telah dikaitkan dengan banyak gangguan otak, termasuk depresi, gangguan bipolar, gangguan obsesif kompulsif (OCD), skizofrenia, penyakit Alzheimer, dan banyak lagi.

Menurut sebuah penelitian di Nutrition Research, puasa intermiten mengurangi peradangan, yang dapat memiliki manfaat kuat untuk kesehatan otak dan kesejahteraan mental Anda.

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2022 atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Iswara N Raditya