Menuju konten utama

Apa Saja Gejala Migrain, Jenis, Penyebab, dan Cara Mengatasinya?

Tidak seperti sakit kepala biasa, migrain biasanya menghasilkan gejala yang lebih intens, kenali jenis, penyebab, dan cara mengatasinya.

Apa Saja Gejala Migrain, Jenis, Penyebab, dan Cara Mengatasinya?
Ilustrasi sakit kepala. iStockphoto/Getty Images

tirto.id - Migrain adalah kondisi sakit kepala yang umum dialami wanita maupun pria. Tidak seperti sakit kepala biasa, migrain biasanya menghasilkan gejala yang lebih intens.

Medical News Today bahkan menyebut migrain sebagai gangguan sakit kepala primer yang ekstrem. Kendati demikian, terdapat jenis migrain yang gejalanya tidak disertai sakit kepala.

Tingkat keparahan gejala migrain bisa berbeda-beda pada setiap penderitanya. Beberapa kasus melaporkan bahwa migrain dapat menghasilkan sakit kepala intens dan berdenyut selama beberapa jam atau bahkan beberapa hari.

Umumnya, penderita migrain akan mengalami nyeri di satu sisi kepala saja. Namun, dalam sedikit kasus, penderita migrain juga bisa mengalami sakit kepala di dua sisi.

Gejala-Gejala Migrain

Penderita migrain dapat mengalami gejala fisik hingga psikis. Menurut Healthline, gejala-gejala migrain tersebut bahkan bisa terjadi satu hingga dua hari sebelum sakit kepala terjadi. Beberapa gejala tersebut antara lain:

  • mengidam makanan tertentu, seperti cokelat;
  • depresi;
  • kelelahan dan merasa kurang berenergi;
  • sering menguap;
  • hiperaktif;
  • cepat marah;
  • leher kaku.

Sementara itu, ketika episode migrain terjadi penderita dapat mengalami gejala-gejala berupa:

  • kepekaan terhadap cahaya dan suara meningkat;
  • mual;
  • pusing atau bahkan pingsan;
  • sakit kepala di satu sisi, baik di kiri, kanan, depan, belakang, atau hanya di bagian pelipis;
  • sakit kepala berdenyut dan nyeri;
  • muntah.

Jenis-Jenis Migrain

Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) penyakit migrain dibedakan dalam tiga jenis, berdasarkan kemunculan aura. Aura merupakan kondisi dimana penderita mengalami masalah dengan penglihatan, sensasi, gerakan, hingga ucapan.

Ketika mengalami aura, penderita migrain seolah dapat melihat bentuk visual seperti kilauan cahaya, titik-titik, atau garis-garis. Selain itu, penderita juga dapat mengalami kesulitan berbicara atau sensasi kesemutan di wajah, lengan, atau kaki.

Aura adalah gejala yang umum dialami penderita migrain sebelum mengalami sakit kepala. Kendati demikian, tidak sedikit penderita migrain yang mengalami gejala tanpa kemunculan aura.

Berdasarkan pembagian dari Kemenkes, berikut tiga jenis migrain:

1. Migrain tanpa aura

Migrain tanpa aura merupakan jenis migrain dengan gejala sakit kepala namun tidak disertai kemunculan aura. Migrain tanpa aura biasanya didiagnosis pada pasien yang memiliki sejarah migrain tanpa aura setidaknya sebanyak lima kali.

2. Migrain dengan aura

Migrain dengan aura adalah kondisi ketika penderita migrain mengalami aura, dengan melihat cahaya, garis, atau titik-titik sebelum sakit kepala. Aura biasanya dialami oleh pasien antara lima hingga 60 menit sebelum sakit kepala mucul.

3. Aura migrain tanpa sakit kepala

Berbeda dengan jenis migrain lainnya, penderita aura migrain tanpa sakit kepala hanya mengalami aura dan gejala migrain lainnya, tanpa disertai sakit kepala. Gejala-gejala selain aura yang dapat muncul termasuk leger kaku, kesemutan, dan kelelahan.

Penyebab dan Cara Mengatasi Migrain

Migrain bisa disebabkan oleh beberapa hal, mulai dari kondisi lingkungan, perubahan hormon, hingga stres. Setidaknya ada beberapa hal yang dapat memicu episode migrain, termasuk:

  • berada di lingkungan dengan cahaya yang terang, panah, cerah, atau cuaca ekstrem lainnya;
  • dehidrasi;
  • berada di lingkungan dengan perubahan tekanan barometrik, seperti ketika bepergian dengan pesawat;
  • perubahan hormon, khususnya pada wanita saat mengalami menstruasi, kehamilan, atau menopause;
  • stres berlebihan;
  • berada di lingkungan dengan suara yang keras;
  • melakukan aktivitas fisik yang intens;
  • melewatkan makan;
  • perubahan pola tidur;
  • menggunakan obat-obatan tertentu, seperti pil kontrasepsi atau nitrogliserin;
  • berada di lingkungan dengan bau yang tidak biasa;
  • mengonsumsi rokok dan alkohol.

Pengobatan migrain tentu dapat dilakukan dengan mengeliminasi penyebab-penyebab kemunculannya. Selain itu, penderita yang rentan mengalami migrain dapat mengupayakan langkah-langkah berikut:

  • menerapkan gaya hidup sehat, termasuk manajemen stres dan menghindari pemicu migrain;
  • menerima resep obat migrain dari dokter;
  • tetap terhidrasi dan istrirahat yang cukup;
  • melakukan terapi hormon sesuai dengan rujukan ahli kesehatan;
  • melakukan perawatan alternatif termasuk meditasi, pijat akupresur, atau akupunktur.

Baca juga artikel terkait MIGRAIN atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yonada Nancy