tirto.id - Sindrom parry-romberg berpengaruh pada jaringan lunak dan kulit pada bagian wajah dan menyebabkan atrofi. Atrofi adalah keadaan ketika jaringan tubuh menyusut atau menghilang. Sindrom ini biasanya menyerang 1 dari 250.000 orang.
Melansir Jurnal RSUD Dr. Soetomo, sindrom parry-romberg merupakan penyakit langka yang ditandai dengan jaringan bawah kulit yang menyusut secara progresif dan degenerasi. Penyakit ini umumnya menyerang salah satu sisi wajah (atrofi hemifasial). Namun, terkadang menyebar ke bagian tubuh yang lain.
Salah satu yang diduga menjadi penyebab penyakit ini adalah mekanisme autoimun. Selain itu, sindrom parry-romberg juga ditaksir merupakan jenis dari skleroderma lokal.
Gejala Sindrom Parry-Romberg
Melansir laman Medical News Today, ciri khas dari sindrom parry-romberg adalah atrofi jaringan lunak di salah satu sisi bagian wajah. Hal ini dapat membuat wajah menjadi cekung dan tidak rata. Gejala sindrom parry-romberg bisa bervariasi sesuai dengan tingkat keparahannya. Gejala tersebut umumnya berkembang selama 2 hingga 10 tahun.
Gejala sindrom parry-romberg berawal dari rahang atas atau area antara hidung dan sudut atas bibir. Kemudian gejala menyebar ke:
- Sudut bibir
- Area sekitar mata
- Alis
- Telinga
- Leher
- Lidah
- Langit-langit mulut
- Gusi
- Mata
- Pipi
- Bulu wajah menjadi putih
- Rambut rontok atau alopecia
- Pigmentasi kulit yang menjadi gelap di area yang terserang
- Kulit tidak berpigmen
- Kejang
- Nyeri wajah yang parah
- Atrofi otot
- Keropos tulang
- Masalah retina dan saraf optik
- Telinga kecil atau cacat
- Atrofi kulit dan jaringan lunak di lengan, batang tubuh, atau kaki di salah satu sisi tubuh
- Atrofi organ dalam
- Migrain
- Sensasi tidak normal di wajah seperti rasa terbakar atau tertusuk
- Kejang rahang
- Satu sisi tubuh melemah
- Kelopak mata atas yang terkulai
- Warna mata berbeda
- Sulit menutup mata
- Mengalami penglihatan ganda
- Merasa cemas
- Depresi
Penyebab dan Faktor Risiko Sindrom Parry-Romberg
Sampai saat ini, penyebab dari sindrom Parry-Romberg belum diketahui secara pasti. Namun, para ahli mempunyai berbagai teori terkait penyebabnya antara lain:
- Perkembangan yang tidak normal
- Peradangan pada sistem saraf simpatik atau sympathetic nervous system (SNS)
- Infeksi virus
- Radang otak dan selaputnya
- Trauma
- Kelainan dalam pembentukan pembuluh darah
- Masalah pada sistem kekebalan tubuh
Para ahli tidak sepenuhnya yakin apakah peradangan autoimun adalah penyebab dari sindrom parry-romberg, walaupun telah terbukti. Penelitian juga menunjukkan bahwa perempuan yang berusia di bawah 20 tahun, memiliki risiko lebih besar terkena sindrom parry-romberg. Namun, tidak menutup kemungkinan dapat menyerang siapapun dari semua usia dan jenis kelamin.
Penulis: Tifa Fauziah
Editor: Nur Hidayah Perwitasari