Menuju konten utama

Apa Pengertian Pemeranan dan Unsur-Unsur yang Membentuknya

Pemeranan adalah suatu keterampilan meniru dan menampilkan sikap dari karakter fiksi, baik itu dari aspek gerakan, gestur, atau intonasi suaranya.

Apa Pengertian Pemeranan dan Unsur-Unsur yang Membentuknya
Pemain kelompok Teater Koma beraksi pada pagelaran berjudul ''Opera Kecoa'' di Graha Bakti Budaya Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (9/8). Produksi Teater Koma ke-146 itu berkisah tentang perjuangan kaum minoritas yang hidup menderita, berhimpit- himpitan dalam lorong gelap di balik kemegahan gedung tinggi, mencari keadilan dan para pemimpin. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww/16.

tirto.id - Pemeranan atau seni akting merupakan bagian vital dari ilmu pertunjukan. Karena terdapat beragam tokoh yang harus diperankan, maka seorang aktor atau aktris harus bisa bertindak seperti tanah liat, fleksibel dibentuk sesuai tokoh cerita yang akan diekspresikannya.

Agar berhasil membawakan peran atau tokoh tertentu, terdapat sejumlah unsur dan teknik dasar yang harus dikuasai aktor atau aktris tersebut. Kemampuan aktingnya harus senantiasa diolah. Mengasah rasa, tubuh, dan penghayatan peran merupakan tanggung jawab seorang aktor atau aktris dalam setiap pertunjukan yang dipentaskan.

Dilansir Britannica, pemeranan adalah suatu keterampilan meniru dan menampilkan sikap dari karakter fiksi, baik itu dari aspek gerakan, gestur, atau intonasi suaranya. Posisi pemeranan ini dapat dirujuk pada perkembangan ilmu teater. Hal ini berkaitan dengan makna khusus teater sendiri, yang jika ditinjau dari sisi bahasa diartikan sebagai drama. Drama ini memiliki asal kata "dramoi" dalam bahasa Yunani atau "to act to" dalam bahasa Inggris yang artinya adalah bertindak seolah-olah menjadi sesuatu di luar dirinya.

Orang yang melakukan pemeranan dikenal dengan sebutan aktor, aktris, pemain drama, tokoh, dan lain sebagainya. Tanpa aktor atau aktris, pertunjukan tidak akan berjalan sukses. Tidak hanya itu, setiap aktor atau aktris juga menentukan keberhasilan cerita yang dibawakan, tergantung kesesuaian antara peran dan karakteristik pribadi tokoh diperankannya.

Sebagai misal, film Nagabonar yang tokoh utamanya diperankan oleh Deddy Mizwar akan berbeda kesannya daripada tokoh Nagabonar yang diperankan Tora Sudiro. Penghargaan dan kesan itu diberikan oleh penonton ketika menyaksikan pertunjukan film yang memuat akting dari tokoh-tokoh cerita di dalamnya.

Unsur-Unsur Pemeranan

Untuk menampilkan akting yang mengena dan berhasil menanamkan kesan tertentu bagi penonton, suatu pertunjukan harus menerapkan unsur-unsur penting dalam pemeranan tersebut.

Jika unsur-unsur ini diterapkan dengan baik, pentas itu akan mempunyai nilai totalitas, penghayatan, dan karakter kuat bagi naskah cerita yang dipertunjukkan.

Apa saja unsur-unsur pemeranan? Berikut ini daftarnya sebagaimana dikutip dari buku Seni Budaya (2014) yang ditulis oleh Zackaria Soetedja, Susi Gustina, Milasari, dkk.

1. Lakon

Unsur pertama dalam seni peran adalah lakon, cerita, atau naskah yang akan ditampilkan. Lakon ini adalah nyawa dalam seni pertunjukan. Umumnya, lakon berisi cerita dengan konflik tertentu, baik itu konflik antar tokoh dengan tokoh lainnya, tokoh dengan lingkungannya, atau pertentangan tokoh dengan keyakinan dan hati nuraninya.

Seorang aktor atau aktris akan dipilih sesuai dengan karakter tokoh yang akan diperankannya. Pemilihan itu haruslah tepat, jangan sampai aktingnya berlebihan (over acting) atau malah kurang ekspresif (under acting).

Karena itulah, sutradara atau petugas casting haruslah jeli memilih lakon dan karakter tokoh untuk disesuaikan dengan kapasitas aktor atau aktris yang akan dilibatkan dalam pertunjukan tersebut.

2. Unsur Perwatakan

Perwatakan dalam pemeranan adalah unsur vital yang menentukan berhasil tidaknya pertunjukan yang ditampilkan. Perwatakan ini bersumber dari lakon yang disusun sebagai ruh dari pentas tersebut.

Kedudukan tokoh dalam pemeranan terbagi dalam sejumlah kategori yang mencakup protagonis (tokoh utama), antagonis (lawan tokoh utama), deutragonis (tokoh yang berpihak protagonis), foil (tokoh yang berpihak pada antagonis), confident (tokoh pengutaraan bagi protagonis), raisonneur (tokoh sudut pandang penonton), dan utility (tokoh pembantu).

3. Unsur Tubuh

Unsur tubuh dalam pemeranan berarti bahwa anggota badan aktor atau aktris harus prima dalam menampilkan tokoh yang ia perankan. Setiap tokoh dalam lakon memiliki karakteristik sendiri-sendiri, maka aktor atau aktris harus menyesuaikan tubuhnya agar seirama dengan penokohan dalam pertunjukan tersebut.

Untuk memperoleh kemampuan tubuh yang prima, seorang aktor atau aktris harus mengolah tubuhnya secara maksimal, baik itu melalui olahraga kelenturan, meditasi, berlatih di sasana kebugaran, dan lain sebagainya.

4. Unsur Suara

Suara yang dikeluarkan mulut dan hidung melalui rongga dan pita suara adalah unsur penting untuk menyampaikan pesan lakon yang dipentaskan.

Aktor atau aktris tertentu harus disesuaikan posisinya dengan suara yang bisa mereka hasilkan. Tujuannya adalah agar terjadi kesesuaian antara suara tokoh cerita dan keberhasilan penyampaian pesan dari lakon tersebut.

5. Unsur Penghayatan

Unsur penghayatan dalam seni akting harus benar-benar diperhatikan. Hal ini dikarenakan setiap aktor atau aktris akan berbeda kesannya ketika membawakan peran sebagai tokoh tertentu.

Di sisi lain, terdapat unsur penjiwaan yang secara natural sesuai dengan aktor tertentu dan ada juga yang tidak. Unsur penghayatan ini tergantung pada jam terbang dan kualitas olah rasa masing-masing aktor atau aktris terhadap tokoh yang akan dipentaskan.

6. Unsur Kostum

Kostum dalam seni peran adalah semua perlengkapan yang menempel, melekat, mendandani, atau memperindah aktor atau aktris agar sesuai dengan tokoh yang diperankan.

Dalam pemeranan, kostum ini meliputi periasan, busana, aksesori, dan lain sebagainya. Contohnya adalah baju satpam, pakaian anak sekolah, polisi, hansip, dan lain sebagainya.

7. Unsur Properti

Properti adalah semua peralatan yang digunakan dalam pemeranan, baik itu yang dikenakan (yang melekat pada) aktor atau aktris, yang tidak melekat, dan lain sebagainya.

Contoh properti adalah tongkat, tas, topi, panah, pisau, dan lain sebagainya.

8. Unsur Musikal

Penggunaan musik dalam seni peran berfungsi sebagai penguat atau pembangun suasana di atas pentas. Musik juga dapat menyampaikan suasana hati tokoh dan menguatkan karakternya dalam pertunjukan tersebut.

Unsur musikal itu dapat berupa musik langsung dalam pertunjukan teater maupun musik rekaman, efek audio, dan lain sebagainya.

Baca juga artikel terkait PENGERTIAN PEMERANAN atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Ibnu Azis