Menuju konten utama

Apa Makna Bertukar Kado Saat Hari Natal & Bagaimana Tradisinya?

Bertukar kado saat hari Natal, apa makna dan bagaimana tradisinya?

Apa Makna Bertukar Kado Saat Hari Natal & Bagaimana Tradisinya?
Kado Natal. foto/IStockphoto

tirto.id - Merayakan Hari Natal tidak lengkap rasanya tanpa hadiah atau kado dengan bungkus menarik dan pita yang melilit.

Biasanya, kado akan diberikan kepada orang orang tua, anak, maupun orang spesial. Momen ini bisa saling mempererat silaturahmi dan menambah kehangatan di hari raya.

Memberi hadiah kepada orang terkasih adalah salah satu elemen paling menarik pada perayaan Natal. Bahkan, tradisi ini sudah ada sejak zaman para nabi dan masih dilakukan hingga saat ini. Lalu apa makna bertukar kado di Hari Natal?

Makna Bertukar Kado Saat Hari Natal

Ilustrasi Tiga Orang Majus

Ilustrasi perjalanan tiga orang bijak ke Betlehem. FOTO/iStockphoto

Tradisi bertukar kado berawal dari kisah Alkitab tentang para Majus atau Orang Bijak, atau Raja-raja dari Timur.

Saat Yesus lahir, tiga orang Majus datang dari timur untuk menyembah Yesus. Mereka adalah Melchior, Caspar, dan Balthazar

Menurut Kitab Matius, mereka berjalan dengan mengikuti sebuah bintang yang datang dan dikenal sebagai bintang Natal. Bintang yang mereka lihat itu berhenti tepat di atas bayi Yesus berada.

Mengutip Britannica, ketiga orang Majus itu membawa tiga hadiah untuk dipersembahkan kepada bayi Yesus, hadiah itu berupa emas, kemenyan, dan mur semuanya mewakili sesuatu yang khusus.

Emas melambangkan keagungan raja, kemenyan sangat dihargai di zaman kuno dan mur digunakan sebagai obat alami dan merupakan simbol kehidupan.

Kisah tiga orang Majus ini terdapat dalam kitab Matius pasal 2 ayat 1-12, demikian bunyinya, "2:9 Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada. 2:10 Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka."

Pada ayat selanjutnya berbunyi, "2:11 Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan g kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur. 2:12 Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.

Mengutip situs giftsinternational, sebenarnya tradisi pemberian hadiah itu sudah ada jauh sebelum agama Kristen ada.

Tradisi ini berakar pada festival Romawi Kuno, khususnya festival Saturnalia, di mana ucapan terima kasih diberikan kepada karunia yang diberikan oleh dewa pertanian Saturnus.

Perayaan berlangsung dari tanggal 17 hingga 23 Desember, dan dirayakan dengan pengorbanan dan perjamuan umum, diikuti dengan pemberian hadiah pribadi, pesta lanjutan, dan suasana liar di mana kedudukan sosial dihilangkan.

Selama pesta ini, budak akan dianggap setara dengan tuannya dan pada momen ini, siapapun boleh bebas berbicara.

Jadi, makna pemberian kado natal bagi orang Kristen adalah simbol penghormatan yang diberikan kepada bayi Yesus oleh Tiga Orang Bijak atau Wise Man setelah Yesus lahir.

Tradisi itu berlangsung sejak dulu, dan terus dilakukan hingga saat ini, tepat di hari Natal 25 Desember.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Yandri Daniel Damaledo

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Iswara N Raditya