tirto.id - Organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO) mengonfirmasi adanya mutasi baru virus corona bernama Mu. Virus varian Mu atau B.1.621 ini pertama kali terdeteksi di Kolombia pada Januari.
Melansir WebMD, virus Mu saat ini telah dilaporkan di 43 negara dan termasuk variant of interest (VOI). Status VOI pada virus Mu berarti prevalensi varian tersebut meningkat di beberapa area dan cenderung memengaruhi karakteristik virus, baik dari kecepatan penyebarannya hingga tingkat keparahan infeksi.
Pada Selasa (31/8/2021) WHO menyebutkan bahwa virus Mu menunjukkan adanya indikasi untuk lolos dari kekebalan vaksin. "Varian Mu memiliki konstelasi mutasi yang menunjukkan sifat potensial untuk lolos dari kekebalan," catat WHO dalam rilisnya.
Laporan awal dari studi laboratorium menyebutkan bahwa antibodi yang muncul setelah menerima vaksin COVID-19 atau infeksi sebelumnya kurang mampu menonaktifkan varian Mu. Tentunya, ini masih temuan awal dan memerlukan penelitian lebih lanjut untuk bisa dikonfirmasi.
Sejak Minggu (30/8/2021) prevalensi global untuk varian Mu saat ini masih dibawah 0,1 persen. Namun, di Amerika Selatan prevalensi varian Mu meningkat secara konsisten, menjadi 39 persen kasus di Kolombia dan 13 persen kasus di Ekuador.
Penyebab Virus Corona Selalu Bermutasi
Saat ini WHO tengah menyelidiki setidaknya sembilan mutasi virus corona penyebab COVID-19. Di antara varian tersebut, varian Delta menjadi yang mendominasi kasus positif COVID-19.
Kemunculan sejumlah varian virus corona ini membuktikan bahwa virus tersebut terus mengalami mutasi. Menurut WHO mutasi virus disebabkan oleh banyaknya dan tingginya angka penularan virus.
"Ketika virus menyebar luas dalam suatu populasi dan menyebabkan infeksi, kemungkinan virus bermutasi meningkat," terang WHO Maret lalu.
Peluang suatu virus untuk bisa bereplikasi semakin besar ketika virus tersebut menginfeksi banyak orang.
Replikasi inilah yang menyebabkan virus mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi pada materi genetik virus dapat memengaruhi sifatnya, misalnya lebih cepat menular atau menginfeksi lebih parah.
Vaksin kemudian menjadi suatu persoalan yang penting dibahas dalam hal ini. Karena terdapat perubahan virus, maka ada kemungkinan vaksin berkurang kemanjurannya. Oleh karena itu, WHO merekomendasikan program vaksin harus menyesuaikan dengan evolusi virus COVID-19.
Cara mencegah penularan virus Corona COVID-19 varian Mu
WHO menegaskan bahwa cara terbaik menghentikan lebih banyak mutasi virus corona adalah menghentikan penularannya. Ini dapat dilakukan dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan sehari-hari, termasuk:
- Mengenakan masker dua lapis menutup hidung mulut hingga dagu
- Rajin mencuci tangan dengan sabun
- Mengurangi aktivitas di luar rumah
- Menjaga jarak fisik atau physical distancing
- Mengindari kerumunan
- Tinggal di lingkungan berventilasi baik
- Menerapkan etika batuk dan bersin
- Menerima vaksin COVID-19 sebanyak 2 dosis
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Nur Hidayah Perwitasari