tirto.id - Apa itu Tritura? Apa saja isinya dan bagaimana sejarah Hari Tritura yang diperingati setiap tanggal 10 Januari ini?
Tritura adalah singkatan dari Tri Tuntutan Rakyat yang berisi tiga tuntutan yang diserukan mahasiswa untuk pemerintahan Presiden Soekarno tahun 1966.
Adapun isi dari Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat) yang disuarakan oleh KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia), adalah sebagai berikut:
1. Bubarkan Partai Komunis;
Para pemuda dan mahasiswa Indonesia menganggap bahwa sikap pemerintahan Soekarno tidak tegas terhadap anggota PKI yang dianggap terlibat dalam tragedi peristiwa G30S yang mengakibatkan banyak korban jiwa terutama dari kalangan Angkatan Darat.
2. Rombak Kabinet Dwikora;
Perombakan Kabinet Dwikora harus dilakukan karena pemerintahan Soekarno dinilai tidak bisa mengendalikan kestabilan politik, ekonomi, dan sosial. Ketidakstabilan politik dalam mempertahankan Irian Barat serta konfrontasi dengan Malaysia menyebabkan Kabinet Dwikora tidak mampu mengendalikan kehidupan sosial ekonomi di Indonesia. Terlebih lagi banyak anggota-anggota PKI yang saat itu menduduki kabinet Dwikora.
3. Turunkan Harga.
Kenaikan harga beras, bensin, dan kendaraan umum membuat rakyat semakin menderita. Dilansir dari karya Soe Hok Gie, Zaman Peralihan 1995, yang dikutip dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menyebutkan bahwa dalam waktu setengah bulan, harga angkutan umum naik hingga 1000 rupiah.
Sejarah Hari Tritura 10 Januari
Hari Tritura adalah hari bersejarah akan aksi para pemuda maupun mahasiswa Indonesia. Hari Tritura merupakan Tiga Tuntutan Rakyat (Tri Tuntutan Rakyat) yang digaungkan oleh para pemuda dan mahasiswa di Indonesia pada 10 Januari 1966. Hari Tritura ini kerap disebut sebagai tonggak sejarah lahirnya Orde Baru.
Dilansir dari laman Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, aksi unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa kepada pemerintahan Soekarno untuk memenuhi Tiga Tuntutan Rakyat itu berlangsung selama tiga hari, yaitu pada tanggal 10-13 Januari 1966 di Jakarta.
Pencetus aksi para mahasiswa tersebut tak lain karena Pemerintahan Soekarno atau Orde Lama dinilai lambat dan tidak tegas terhadap PKI (Partai Komunis Indonesia) yang dianggap menjadi dalang atas tragedi Gerakan 30 September 1965.
Para pemuda dan mahasiswa Indonesia yang turut meramaikan aksi Tritura antara lain: KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia), KAPI (Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia), KAPPI (Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia), KABI (Kesatuan Aksi Buruh Indonesia), KASI (Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia), KAWI (Kesatuan Aksi Wanita Indonesia), KAGI (Kesatuan Aksi Guru Indonesia), dan lainnya.
Para pemuda dan mahasiswa tersebut akhirnya sepakat untuk mendatangi Gedung Sekretariat pada 10 Januari 1966 untuk menyampaikan isi Tritura tersebut.
Menanggapi tuntutan mahasiswa, Presiden Soekarno akhirnya melakukan pergantian susunan kabinet yang diumumkan pada 21 Januari 1966. Namun menurut para mahasiswa, keputusan Presiden Soekarno dinilai belum sesuai dengan tuntutan yang dimaksud.
Akhirnya para mahasiswa kembali beraksi pada 24 Februari 1966 kemudian terjadi kericuhan. Akibatnya salah seorang mahasiswa Universitas Indonesia yang bernama Arif Rahman Hakim tewas akibat bentrok dengan Resimen Cakrabirawa (Pasukan Pengawal Presiden). Karena kericuhan semakin tak terkendali, pemerintah dengan tegas membubarkan KAMI.
Untuk mengatasi kerusuhan tersebut, Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar) kepada Jenderal Soeharto untuk memulihkan keamanan dan ketertiban. Supersemar inilah yang menjadi awal dan berkembangnya kekuasaan Orde Baru.
Pada akhirnya pemerintah mengakui bahwa kemerosotan ekonomi disebabkan karena minimnya pengawasan dari DPR terhadap kebijakan ekonomi. Oleh karena itu, MPRS membuat ketetapan No. XXIII/MPRS/1966 tentang Pembaharuan Kebijakan Landasan Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan yang dianggap menjadi konsep paling strategis untuk menanggulangi kemerosotan ekonomi yang terjadi sejak tahun 1955.
Aksi para pemuda dan mahasiswa yang menuntut pemerintah untuk memenuhi Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat) menjadi sejarah bangsa bahwa peran para pemuda dan mahasiswa sangat penting dalam memperbaiki kondisi politik dan memperjuangkan hak-hak rakyat. Karena itulah untuk mengingat peristiwa bersejarah itu, hari Tritura diperingati setiap tanggal 10 Januari.
Penulis: Robiatul Kamelia
Editor: Yulaika Ramadhani