tirto.id - Pertukaran sosial merupakan sebuah teori ilmu sosial yang berdasarkan gagasan, bahwa hubungan dua orang diciptakan melalui proses analisa antara biaya dan manfaat. Secara garis besar, Sciencedirect menggambarkannya seperti hubungan yang dilihat berdasarkan untung dan rugi.
Jika seseorang percaya bahwa mereka dapat memperoleh lebih banyak keuntungan daripada kerugian, maka ia akan menjalani hubungan tersebut. Sebaliknya, bila orang merasa bahwa lebih banyak kerugian atau mengeluarkan biaya lebih besar daripada manfaatnya, maka dia tidak akan menjalaninya.
Meskipun teori ini dapat digunakan untuk mengukur hubungan romantis antara dua orang, teori ini juga dapat diterapkan untuk menentukan keseimbangan dalam persahabatan. Sebab, bisa membuat perasaan dan logika berjalan lurus.
Beberapa asumsi yang membentuk teori pertukaran sosial:
- Seseorang termotivasi untuk mempertahankan beberapa nilai (ganjaran) ketika mereka harus menyerahkan sesuatu (biaya), demikian diwartakan oleh socialwork.
- Mengejar pertukaran sosial di mana mereka menerima lebih banyak hadiah daripada biaya yang dikeluarkan.
- Imbalan dan biaya dapat berupa barang material, atau bisa juga dalam bentuk lain seperti perasaan atau kenyamanan.
- Biasanya berharap untuk mendapatkan penghargaan yang sama ketika mereka mengeluarkan biaya yang sama (ekuitas pertukaran).
- Orang akan memutuskan hubungan jika mereka yakin biayanya lebih besar daripada imbalannya.
- Saat mengukur imbalan dan biaya, orang membandingkan dengan harapan, pengalaman sebelumnya, atau alternatif lain, misalnya dampak dari hubungan tersebut.
Dalam teori pertukaran sosial, orang cenderung membuat perbandingan, seringkali tanpa disadari. Mereka membandingkan hubungan dengan harapan, atau hubungan sebelumnya.
Titik perbandingannya adalah untuk membantu seseorang memutuskan kapan mereka menerima cukup keuntungan dari sebuah hubungan.
Tetapi, jika seseorang tidak memiliki hubungan yang sehat, maka mereka akan terus mengejar hubungan yang tidak aman. Untuk itu, teori ini bisa digunakan untuk mereka yang mencari hubungan yang aman, sehat dan bahagia.
Namun teori pertukaran sosial ini belum bisa terlihat di awal hubungan. Verywellmindmenyebutnya sebagai "fase bulan madu". Di awal suatu hubungan, orang cenderung mengabaikan keseimbangan pertukaran sosial.
Maksudnya, mereka rela berkorban demi hubungan, termasuk mengabaikan biaya tinggi. Sementara potensi keuntungan sering kali dilebih-lebihkan hingga terkadang tak masuk diakal.
Ketika periode bulan madu ini berakhir, mereka baru melakukan evaluasi. Kerugian akan menjadi lebih nyata dan manfaat akan mulai terlihat lebih realistis.
Penulis: Desika Pemita
Editor: Alexander Haryanto