tirto.id - Indonesia menyeriusi pengembangan sport tourism dengan menggarap event olahraga beserta potensi wisatanya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno juga serius dalam hal pengembangan pariwisata berbasis olahraga (sport tourism). Ke depannya, pariwisata ini digarap bersama Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Sandiaga dan Menpora Zainudin Amali telah membahas hal tersebut pada 5 Januari 2021 di Kantor Kemenpora.
“Saya dan jajaran ingin bergerak cepat merealisasikan beberapa agenda yang berkaitan dengan penerapan protokol kesehatan yang disiplin, dan juga mempersiapkan beberapa isu quick wins (langkah cepat) yang bisa direalisasikan dalam sport tourism,” kata Sandiaga seperti dikutip laman Antara.
Sandiaga menambahkan, ada beberapa agenda olahraga yang akan dilangsungkan dalam waktu dekat yaitu lari marathon, triathlon, dan golf.
Masing-masing induk olahraga tersebut juga sudah dihubungi dan berkomitmen mendukung pelaksanannya di destinasi wisata Indonesia yang diprioritaskan. Misalnya, Labuan Bajo dan Danau Toba.
Menpora Zainudin Amali mengatakan, potensi pariwisata Indonesia cukup besar dan bisa dikembangkan melalui kegiatan olahraga. Oleh sebab itu, Kemenpora mendukung penuh pariwisata olahraga yang digagas Kemenparekraf.
“Kita harus dorong sport tourism karena Indonesia adalah tempat yang cukup bagus dan sangat banyak orang datang untuk berwisata olahraga,” kata Zainudin.
Sekilas tentang sport tourism
Pariwisata dapat dikaitkan dengan kegiatan apa pun. Misalnya, di Indonesia marak wisata religi di masyakarat dengan mengunjungi destinasi yang berhubungan dengan keyakinan agama tertentu. Artinya, kebutuhan orang dari sisi keyakinannya, dapat digarap untuk potensi wisatanya.
Begitu pula dengan olahraga. Dengan banyaknya jenis olahraga, sebagiannya memiliki potensi pariwisatanya masing-masing.
Mengutip situs UNWTO, potensi ini melibatkan berbagai sektor yang dapat saling melengkapi seperti perhotelan, kuliner, destinasi wisata lain, dan kegiatan olahraganya itu sendiri.
Menurut Elena Radicchi dari Universitas Florence, Italia, banyak definisi pariwisata untuk menangkap esensi sektor pariwisata.
Tourism Society, pada tahun 1982, mengidentifikasi ada dua unsur penting untuk mengartikan kegiatan pariwisata yaitu:
1. Perpindahan sementara waktu menuju tujuan lain, selain tempat tinggal atau pun tempatnya bekerja.
2. Kegiatan yang dilakukan orang-orang selama berada di suatu tempat tujuan, dengan alasan apa pun.
Dari kedua unsur tersebut dapat disimpulkan, pariwisata adalah perpindahan orang yang meninggalkan tempat tinggal dan tempat kerja, ke lokasi lain dengan berbagai tujuan seperti menghabiskan waktu luang, budaya, kesehatan, pekerjaan, olahraga, dan sebagainya.
Adanya definisi ini memungkinkan ditentukan indikator untuk mempelajari arus kedatangan turis.
Dikaitkan dengan pariwisata olahraga, misalnya, orang-orang yang datang naik kereta lalu melakukan pendakian gunung dan pulang lagi setelah itu, sudah bisa dikatakan sebagai turis olahraga.
Konsep sport tourism yang digagas Kemenparekraf kurang lebih seperti itu. Ada tiga olahraga yang rencananya digarap sektor pariwisatanya yaitu marathon, triathlon, dan golf.
Olahraga-olahraga ini dapat digarap sekaligus di destinasi wisata yang sudah ada sebelumnya seperti Danau Toba atau Labuan Bajo.
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Dhita Koesno