tirto.id - Beberapa waktu lalu beredar video viral yang menampilkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim menyebut "shadow organization" di kementeriannya.
"Di Kementrian pendidikan ada shadow organization (organisasi bayangan) yang nampaknya menentukan segalanya. Apa organisasi itu?" tulis akun pengunggah video @SyamsiAli2, dikutip Rabu (28/9/2022).
Dalam video berdurasi 45 detik itu, Nadiem tampak sedang berada di sebuah rapat. Potongan video itu menampilkan Nadiem berbicara ia memiliki tim yang terdiri dari sekelompok orang.
"Right now we have 400 product manager, software engineers and scientist that have created of shadow organization attach to our ministry (Saat ini kita memiliki 400 manajer produk, insinyur perangkat lunak dan ilmuwan yang bekerja sebagai tim yang melekat kepada Kementerian)," ujar Nadiem.
Ia mengatakan, tim tersebut bukan merupakan vendor untuk Kementerian, melainkan memiliki posisi yang setara dengan Direktur Jenderal.
Pernyataan Nadiem itu kemudian menimbulkan pertanyaan. Warganet mempertanyakan soal shadow organization itu.
Klarifikasi Nadiem Soal Shadow Organization
Nadiem Makarim mengatakan pihaknya mengaku salah menggunakan frasa “shadow organization” atau organisasi bayangan dalam pertemuan di Markas PBB, Amerika Serikat.
“Ada satu kesalahan dalam menggunakan kata “shadow organization” , yang saya maksud itu organisasi mirroring terhadap kementerian kami. Artinya setiap dirjen yang menyediakan layanan bisa menggunakan tim yang bekerja sama untuk mendorong dan menerapkan kebijakan melalui platform teknologi,” ujar Nadiem.
Penggunaan frasa tersebut membuat heboh masyarakat yang menilai “shadow organization” menyalahi susunan organisasi dan tata kerja yang ada di kementerian. Organisasi yang dimaksud adalah GovTech Edu yang merupakan bagian dari PT Telkom.
“Kebijakan melalui platform teknologi itu yang dipuji-puji negara maju dengan inovasi-inovasi yang kami lakukan. Buka kita meluncurkan suatu produk, tetapi bagaimana cara birokrasi kami bekerja,” terang dia.
Nadiem menambahkan pada pejabat di kementerian memperlakukan organisasi tersebut sebagai mitra. Meskipun seluruh keputusan ada di keputusan pada dirjen dan direktur, tetapi pekerjaan dilakukan dengan filsafat kemitraan atau gotong royong.
“Saya ingin mengucapkan sekali lagi, bahwa ini merupakan aspirasi saya sebagai pemimpin. Bukan hanya berbicara dengan mengajarkan negara lain terkait apa yang dilakukan Indonesia. Harapan kami, ini bisa berbagi dengan Pemda dan kementerian lainnya,” tambah dia.
Editor: Iswara N Raditya