Menuju konten utama

Apa Itu Roculax? Ini Kegunaan, Dosis, dan Efek Sampingnya

Mengenal roculax jenis obat yang digunakan untuk melemaskan otot. Simak manfaat, dosis, dan efek sampingnya.

Apa Itu Roculax? Ini Kegunaan, Dosis, dan Efek Sampingnya
ilustrasi obat injeksi. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Seorang mahasiswi kedokteran yang juga dokter muda di Semarang berinisial ARL mengakhiri hidup dengan cara menyuntikkan obat roculax ke tubuhnya. Lantas, apa itu roculax? Simak kegunaan, dosis, dan efek sampingnya.

ARL ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya di Semarang pada Senin (12/8/2024) pukul 23.00 WIB. Jenazah dokter yang sedang menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang itu ditemukan dalam kondisi wajah kebiruan dengan posisi miring seperti orang tertidur.

Kasatreskrim Polrestabes Semarang, Kompol Andika Dharma Sena, membenarkan informasi meninggalnya dokter muda yang sedang menempuh pendidikan spesialis dan berpraktik di RSUP Dr Kariadi tersebut. Polisi menemukan sejumlah petunjuk bahwa korban mengakhiri hidup dengan menyuntikkan obat pelemas otot ke tubuhnya sendiri.

Diduga, korban mengakhiri hidup karena tidak kuat menahan perundungan dari para seniornya. Namun, terkait hal itu masih didalami oleh kepolisian. “Itu masih kita cek benar atau tidak,” kata Andika, Rabu (14/8/2024) malam.

-----------

Artikel ini menyinggung tentang bunuh diri dan tidak dimaksudkan untuk menginspirasi siapa saja untuk melakukan hal serupa.

Bagi Anda yang merasakan gejala depresi dan pernah terbersit untuk mengakhiri hidup, segera ceritakan kepada orang terdekat dan minta pertolongan profesional seperti psikolog, psikiater, atau klinik kesehatan mental.

-----------

Tentang Roculax, Kegunaan, & Efek Sampingnya

Dikutip dari laman KlikDokter, roculax termasuk obat keras dan digunakan sebagai tambahan pada anestesi umum (bius total) serta memberikan relaksasi otot rangka selama pembedahan.

Roculax atau rocuronium bromide digunakan oleh dokter untuk melemaskan otot pasien. Jenis obat ini umumnya diberikan kepada pasien bersamaan dengan obat bius sebelum menjalani operasi. Obat ini juga kerap digunakan saat prosedur pemasangan alat bantu pernapasan.

Obat ini memiliki kemampuan menghambat sinyal antara saraf dan otot. Hasilnya, tubuh pasien akan relaks dan tidak bergerak selama prosedur operasi dilakukan.

Roculax berbentuk cair, obat ini bisa diberikan kepada pasien dengan sejumlah cara termasuk injeksi lewat infus, injeksi ke dalam pembuluh darah, atau melalui hirupan.

Lantaran termasuk obat keras, roculax hanya dapat dipakai dengan resep khusus. Obat ini digunakan karena kecepatan efeknya sekitar 1-2 menit dan bisa bertahan selama 30-50 menit.

Dosis penggunaan roculax diberikan dengan mempertimbangkan kondisi kesehatan pasien dan interaksi dengan obat lain. Umumnya dosis awal yang diberikan adalah 0,6 mg/kgBB. Dosis tersebut bisa jadi lebih rendah atau lebih tinggi tergantung kebutuhan.

Sejumlah efek samping yang mungkin terjadi akibat pemberian roculax meliputi rasa sakit pada bagian yang disuntik atau pada infus. Pasien mungkin akan mengalami aritmia, kelainan elektrokardiogram, takikardia, hipotensi, hipertensi, mual, muntah, dan reaksi alergi.

Reaksi efek samping tersebut pada pasien mungkin akan terasa seperti akan pingsan, sakit kepala kecemasan, linglung, sensasi berdenyut di telinga atau leher, hingga pengelihatan buram.

Roculax tidak boleh diberikan kepada pasien yang hipersensitif terhadap rocuronium bromide atau ion bromide. Obat ini juga tidak digunakan untuk ibu hamil. Roculax juga tidak boleh diberikan kepada pasien yang tidak dibius atau tidak berada di bawah pengaruh anestesi untuk menghindari risiko kesadaran.

Roculax tidak boleh digunakan sebagai infus untuk mencegah penyakit kritis miopati dan polineuropati. Obat ini juga tidak boleh digunakan pada pasien dengan disfungsi hati karena akan memperpanjang efeknya dengan menunda eliminasi.

    Baca juga artikel terkait OBAT atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

    tirto.id - Aktual dan Tren
    Kontributor: Balqis Fallahnda
    Penulis: Balqis Fallahnda
    Editor: Dipna Videlia Putsanra